Peringkat 5 Peraih Ballon d'Or yang Sukses jadi Pelatih

"Mereka hebat sebagai pemain dan sukses saat beralih profesi menjadi pelatih. Ini daftarnya."

Analisis | 28 December 2021, 12:11
Peringkat 5 Peraih Ballon d'Or yang Sukses jadi Pelatih

Libero.id - Memenangkan Ballon d'Or merupakan puncak karier pesepakbola profesional di seluruh dunia. Itu karena "bola emas" merupakan penghargaan individu tertinggi yang ada dalam permainan ini.

Beberapa pemain terpilih telah memenangkan penghargaan bergengsi ini pada beberapa kesempatan, yang merupakan bukti dari kualitas dan kemampuan mereka. Ini termasuk nama-nama terkenal seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Zinedine Zidane, Ronaldinho, atau Ronaldo Luis Nazario de Lima.

Namun selama bertahun-tahun, beberapa pemain legendaris ini telah beralih ke panggung kepelatihan dengan sukses besar. Beberapa nama pemenang Ballon d'Or ternyata mampu menjadi pelatih sepakbola jempolan bergelimang kesuksesan.

Berikut ini 5 pemain yang memenangkan Ballon d'Or sebagai pemain dan kemudian memiliki karier kepelatihan hebat:


5. Matthias Sammer

Mantan gelandang bertahan Jerman, Matthias Sammer, memiliki karier bermain yang cemerlang. Dia memenangkan Bundesliga dan DFL-Supercup berturut-turut pada 1994/1995 dan 1995/1996 bersama Borussia Dortmund. Sammer juga memenangkan Liga Champions 1996/1997 dan Piala Interkontinental 1997.

Sammer mewakili Jerman di Euro 1996 saat memenangkan gelar. Dia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen. Dia menerima Ballon d'Or 1996.

Sammer pensiun pada 2000 dan menjadi pelatih yang memenangkan Bundesliga 2001/2002 bersama Dortmund. Dia juga membawa mereka ke final Piala UEFA, tapi mereka dikalahkan Feyenoord.


4. Kevin Keegan

Pemenang Ballon d'Or dua kali, Kevin Keegan, memiliki karier bermain yang sangat sukses. Pemain Inggris ini membela Liverpool, Hamburg SV, dan Newcastle United selama kariernya yang cemerlang sebagai pemain. Keegan memenangkan Piala UEFA dua kali, Liga Champions sekali, dan sejumlah gelar liga serta piala domestik di Inggris dan Jerman. Keegan memenangkan Ballon d'Or pada 1978 dan 1979.

Delapan tahun setelah karier sepakbolanya berakhir, Keegan menjadi pelatih Newcastle yang sedang berjuang pada 1992. Dia segera memimpin mereka meraih gelar Divisi I dan promosi ke Liga Premier.

Di musim pertama kembali di Liga Premier pada 1993/1994, dia membawa The Magpies ke posisi ketiga dan meraih Piala UEFA untuk pertama kalinya dalam dua dekade. Dia mengundurkan diri pada 1997 setelah beberapa kali nyaris gagal dalam perebutan gelar Liga Premier.

Keegan kemudian mengelola Manchester City di Divisi I pada 2001 dan membawa mereka meraih gelar serta promosi ke Liga Premier.


3. Ruud Gullit

Saat masih aktif bermain, Ruud Gullit sangat bagus bermain dalam serangan, pertahanan, dan lini tengah di berbagai klub. Pada 1987, Gullit pindah dari PSV Eindhoven ke AC Milan. Di sana dia menjadi bagian dari trio Belanda bersama Frank Rijkaard dan Marco van Basten.

Gullit dianugerahi Ballon d'Or 1987 dan menjadi kapten Belanda untuk kemenangan di Euro 1988. Gelandang elegan ini memenangkan tiga gelar Serie A dan Liga Champions dua kali bersama AC Milan sebelum meninggalkan tim secara permanen pada 1995 menuju Chelsea.

Di Chelsea, dia diangkat menjadi pemain-pelatih dan memenangkan Piala FA di musim pertamanya.


2. Zinedine Zidane

Zinedine Zidane sukses besar saat bermain untuk Juventus dan Real Madrid. Dia menjadi satu dari delapan pemain yang memenangkan Piala Dunia, Liga Champions, dan Ballon d'Or. Dia memenangkan Ballon d'Or pada 1998 dan dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Dunia pada 1998, 2000, dan 2003.

Zidane kemudian mengelola Real Madrid, memenangkan Liga Champions tiga kali berturut-turut sebelum meninggalkan klub pada 2018. Dia juga memenangkan Piala Dunia Antarklub dan Piala Super Eropa dua kali.

Dia kembali untuk periode kedua pada 2019 dan memenangkan gelar La Liga serta Supercopa de Espana.


1. Johan Cruyff

Johan Cruyff memiliki karier yang sukses saat bermain untuk Ajax Amsterdam, Barcelona, dan Belanda. Dia mencapai final Piala Dunia 1974. Di Ajax, dia memenangkan Liga Champions tiga kali dan delapan gelar Eredivisie sebelum pindah ke Barcelona. Dia juga memenangkan Ballon d'Or tiga kali pada 1971, 1973, dan 1974.

Sebagai pelatih, Cruyff membangun tim impian Barcelona yang berisi orang-orang seperti Pep Guardiola, Hristo Stoichkov, dan banyak lainnya. Kariernya di Barcelona dikenal karena bermain menyerang dan mendominasi lawan. La Masia adalah gagasannya karena ingin memudahkan pemain cadangan dan pemain muda untuk memasukkan filosofi sepakbolanya.

Cruyff memenangkan 11 trofi sebagai pelatih klub, terbanyak dari semua pelatih Barcelona selain Pep Guardiola. Dia meninggal pada 2016 dalam usia 68 tahun. Tapi, sampai saat ini dia dikenang karena pengaruhnya pada permainan modern.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network