Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi

"Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi."

Viral | 26 July 2023, 11:06
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi

Libero.id - Masa depan timnas Indonesia U-23 yang akan bermain di Piala AFF U-23 2023 dan Kualifikasi Piala AFC U-23 2023 sangat suram. Selain para pemain abroad dan keturunan yang tidak bisa tampil, 9 jebolan timnas U-20 yang akan jadi tulang punggung Timnas U-23 juga absen. Mereka ikut pendidikan Polisi. Dan, itu jadi sorotan media Malaysia.
 
Jumlah jebolan timnas U-20 yang mengikuti pendidikan Polisi bertambah. Jumlahnya menjadi sembilan dari sebelumnya 4.

Mereka adalah Muhammad Ferarri, Kakang Rudianto, Ginanjar Wahyu, Frengky Missa, Ananda Raehan, Dimas Juliono, Rabbani Tasnim, Daffa Fasya, dan Muhammad Faiz Maulana. Kakang membela Persib Bandung, Ginanjar dari Arema FC, Frengky Missa dari Persikabo 1973, Ananda Raehan dari PSM Makassar, Dimas Juliono dan Faiz Maulana dari Bhayangkara FC, Rabbani Tasnim dari RANS Nusantara, dan Daffa Fasya dari Borneo FC.

"Ada sembilan pemain yang memutuskan menjadi polisi. Tujuh pemain dari timnas U-20 dan dua dari timnas U-22," ujar Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji.

Dari sembilan pemain itu, Muhammad Ferarri dan Ananda Raehan dipromosikan ke timnas U-22 tatkala meraih medali emas SEA Games 2023 di Kamboja. Tapi, tujuh pemain lainnya kemungkinan juga akan naik kelas dan tampil di Piala AFF U-23 dan Kualifikasi Piala AFC U-23. 

"Mereka masuk lewat jalur prestasi. Mereka mau menjadi polisi karena kemauan sendiri," ucap Sumardji.

Pendidikan polisi umumnya memakan waktu berbulan-bulan. Pendidikan tamtama berlangsung lima bulan, sementara bintara tujuh bulan. "Anda harus melihat bahwa Ferarri tidak ada di sini karena dia sedang, saya tidak tahu, Akademi Kepolisian di suatu tempat," kata Thomas Doll.

"Itu adalah keputusan darinya. Jadi, kami mengatakan kepadanya lebih baik tidak pergi. Itu sebabnya dia tidak bersama kami ketika melawan Persita. Saya tidak tahu, pendidikan polisi atau semacamnya. Situasinya seperti ini. Jadi, ketika dia memutuskan pendidikan polisi lebih penting dari Persija, itu pilihannya," tambah Thoms Doll.

"Ya, dia adalah pemain Persija. Tapi dia akan memiliki beberapa konsekuensi," pungkas pelatih berusia 57 tahun tersebut.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network