Kangen Inzaghi? Ini Alasan Sekarang Sulit Temukan Striker Tukang Cocor Bola

""Dia dilahirkan dalam posisi offside" kata Sir Alex."

Analisis | 22 January 2020, 11:25
Kangen Inzaghi? Ini Alasan Sekarang Sulit Temukan Striker Tukang Cocor Bola

Libero.id - Begitu banyak frasa menarik tentang Filippo Inzaghi. Paling populer mungkin milik Sir Alex Ferguson. "Dia dilahirkan dalam posisi offside" kata Sir Alex. Ada lagi ungkapan Vikash Dhorasoo, mantan rekan setim Inzaghi. "Dia model pemain yang bisa mendapatkan assist dari tiang gawang.” Menurut Jaap Stam, Inzaghi tukang diving. Tapi, yang paling menarik adalah komentar Johan Cruyff. "Dia tidak bisa bermain bola. Dia hanya selalu ada pada posisi yang tepat."

Apapun kata orang, Inzaghi adalah mesin gol. Dari 294 laga untuk AC Milan, dia mencetak 125 gol. Pada 165 laga untuk Juventus, dia membukukan 89 gol. Dari 57 laga untuk timnas Italia, dia mengemas 25 gol. Sejumlah 70 gol dia ciptakan di semua kompetisi Eropa, hanya kalah tiga gol dari Raul Gonzales.

Striker seperti Inzaghi memang unik. Sepanjang 90 menit, dia seperti tidak melakukan apa-apa. Tetapi pada satu detik ketika naluri golnya datang, lawan dibuat terpana. Dia pakar dalam melewati jebakan offside. Barangkali 12 kali terjebak offside, tetapi satu kali lolos, dia bikin gol. Pippo, begitu panggilan dia, tipikal pemain yang selalu antusias di lapangan. Lihat setiap kali terjebak offside, ekspresinya akan tampak seperti kehilangan cincin kawin. Dia akan merayakan gol dengan emosional, tak peduli model gol seperti apa yang diciptakan. Ingat saat final Liga Champions 2007 di Athena. Inzaghi “hanya” menyenggol tendangan bebas Andrea Pirlo hingga bola  membobol gawang Pepe Reina.
Libero.id

Filippo Inzaghi

Tapi, selebrasinya seperti Maradona baru saja menjebol gawang Inggris di Piala Dunia 1986. Ditanya kunci sukses, Pippo menyebut tiga hal: naluri mencetak gol tinggi, kemampuan berada dalam posisi dan waktu yang tepat, serta kecerdasan menghindari tertangkap offside. ”Saya hidup untuk mencetak gol,” ujarnya dalam wawancara dengan majalah FourFourTwo.

Seperti gangster dalam kelompok mafia, Pippo adalah “pembunuh” berdarah dingin. Pippo adalah predator kotak penalti yang tugasnya hanya satu: mencocor bola ke gawang lawan. Model seperti ini biasa disebut poacher. Sayang, Pippo kini adalah simbol punahnya tipikal seorang tukang cocor bola.

MEMBANTU PERTAHANAN

Saat ini, sulit membayangkan keberadaan striker dengan tipikal Pippo. Sepak bola sekarang menekankan pergerakan konstan seluruh anggota tim. Krusial bagi setiap pemain untuk sesegera mungkin menutup ruang gerak lawan. Pada saat bola hilang, semua pemain berusaha merebut kembali bola. Sepak bola modern tidak mentoleransi keberadaan pemain yang seperti makhluk alien di wilayah sendiri. Padahal, striker seperti Pippo adalah alien di wilayah pertahanan sendiri.

Sulit dibayangkan saat ini ada striker yang kerjaannya hanya nongkrong di kotak penalti lawan. Sepak bola sekarang butuh striker dengan kemampuan tackle di garis tim paling atas. Striker itu juga harus berani turun ke kotak penalti sendiri membantu pertahanan.

Dia perlu belajar menggiring bola, harus pintar mengumpan, serta lebih banyak
terlibat build up permainan.  Tipikal striker seperti ini disebut all rounders (serba bisa).

Contoh paling pas adalah Edin Dzeko. Dengan postur tinggi dan badan kekar, Dzeko menyajikan fisik yang tangguh untuk duel. Dia penuh tenaga, eksplosif, lapar, dan pekerja keras. Dia bisa mencetak gol lewat tendangan dari jarak jauh, bisa sprint menyambut umpan terobosan, kuat pula dalam duel udara. Dia juga eksekutor tendangan bebas yang mumpuni.

Dulu, pada formasi 4-4-2 keberadaan poacher masih sangat dibutuhkan. Biasanya, dua striker adalah kombinasi antara penyedia dan penyelesai. Misalnya saja Raul dan Fernando Morientes, Bebeto dan Romario, Teddy Sheringham dan Alan Shearer.

Ketika banyak tim mengadopsi 4-3-3 atau 4-2-3-1, posisi striker di pucuk paling atas formasi diharapkan sosok yang kuat, aktif bergerak dan mudah bertukar posisi. Selain Edin Dzeko, model seperti Romelo Lukaku akan banyak diburu. Sebaliknya model seperti Pippo, akan semakin sukar dicari.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network