Libero.id - Sepakbola memiliki banyak teknik dan trik dalam permainan. Mulai dari yang sederhana sampai yang paling rumit. Salah satu teknik yang biasa digunakan para pesepakbola adalah menendang bola menggunakan punggung kaki.

Dalam permainan sepakbola, para pemain sangat penting untuk menguasai semua teknik dasar permainan. Baik itu menendang bola maupun menahan bola. Dalam menendang bola, salah satu teknik yang bisa dilakukan adalah teknik menendang menggunakan punggung kaki. Teknik ini sangat perlu diasah karena menjadi salah satu kemampuan yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola.

Teknik menendang bola tidak semudah seperti yang terlihat. Tapi, dibutuhkan latihan terus-menerus untuk mendapatkan hasil terbaik. Karena itu, berbagai macam teknik, baik teknik dasar maupun tingkat lanjut menggunakan kaki sebagai aktor utama, contohnya mengontrol bola, mengoper, menahan bola, menggiring bola, menghalau bola, dan menendang bola perlu dikuasai.

Cara menendang bola yamng baik dan benar terbagi menjadi beberapa jenis. Salah satunya menendang bola dengan punggung kaki.

Punggung kaki digunakan para pemain untuk menendang bola dengan jarak jauh dari gawang.  Punggung kaki juga dapat digunakan untuk menendang langsung ke gawang saat tim memperoleh tendangan bebas langsung. Teknik ini sangat penting untuk dilatih agar kualitas tendangan semakin meningkat, lebih akurat, dan tepat sasaran.

Cara menendang bola dengan punggung kaki yang baik dan benar:

1. Ambil posisi awal berdiri dan pastikan tubuh menghadap bola

2. Letakkan kaki tumpuan disamping bola

3. Pandangan mata fokus ke bola

4. Ayunkan kaki dari arah belakang menuju bola dengan sekuat tenaga

5. Setelah menendang, tumpukan berat badan ke depan

Kenyataannya, tidak semua pemain sepakbola dapat menguasai teknik menendang bola menggunakan punggung kaki. Terdapat beberapa faktor kesalahan yang sering terjadi yang harus dihindari,yaitu:

1. Sikap badan kaku

2. Kaki tumpu tidak di samping bola

3. Kaki tendang tidak stabil

4. Badan kurang condong ke depan

5. Tidak diikuti gerak lanjut

(atmaja wijaya/anda)