Kisah 15 Pemain Liga Premier Positif Doping tapi Tak Dihukum, Kok Bisa?

"Masalah ini terjadi dalam kurun waktu 2015 hingga 2020."

Analisis | 18 April 2022, 14:30
Kisah 15 Pemain Liga Premier Positif Doping tapi Tak Dihukum, Kok Bisa?

Libero.id - Menurut sebuah laporan Mail on Sunday, setidaknya 15 pemain Liga Premier gagal tes doping dalam beberapa tahun terakhir, khususnya pada 2015-2020. Anehnya, tidak satu pemain pun yang dihukum.

Seperti olahraga pada umumnya, di sepakbola, segala bentuk doping haram hukumnya. Bahkan, di kompetisi dengan level seketat Liga Premier, tes doping digelar secara berkala setiap pertandingan. Itu dilakukan acak kepada pemain-pemain tertentu yang tampil menonjol. 

Doping sendiri merupakan  zat terlarang yang dikonsumsi atlet untuk meningkatkan performa mereka. Ada lima kelas obat terlarang, yang paling umum adalah stimulan dan hormon

Selain obat peningkat kinerja, tes positif untuk kategori doping juga dikembalikan narkoba seperti ganja, kokain, dan morfin. Termasuk juga sabu-sabu.

Menurut laporan, secara total, 88 pesepakbola Britania Raya dari mulai Inggris, Wales, dan Skotlandia ikut dalam tes tersebut. Satu pemain masih dalam penyelidikan lima bulan setelah tes dilakukan. 

Temuan itu dirilis menyusul serangkaian permintaan kebebasan informasi kepada Badan Anti-Doping Inggris (UKAD).

Dalam selusin kasus obat peningkat performa, ada satu tes positif untuk amfetamin dan tiga untuk triamsinolon. Itu adalah kortikosteroid yang digunakan oleh atlet balap sepeda, Sir Bradley Wiggins, untuk mengobati demam sebelum memenangkan Tour de France.

Kasus Liga Premier juga termasuk empat hasil tes positif untuk stimulan Ritalin dan satu untuk penguat testosteron Human Chorionic Gonadotropin (HCG). Positif yang tersisa adalah untuk steroid prednisolon dan turunannya, serta diuretik indapamide. Semuanya adalah jenis untuk zat terlarang lainnya.

Uniknya, tak satu pun dari pemain yang dites positif terkena hukuman. UKAD mengatakan keputusan untuk tidak mengeluarkan penangguhan biasanya karena tertelan secara tidak sengaja atau pemain memilikinya di tubuh tanpa tujuan kecurangan.

Penjelasan sederhananya, mereka  tidak bersalah, sehingga tidak ada hukuman dari UKAD atau FA.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa 24 pemain dari luar Liga Premier mengembalikan hasil tes pada periode yang sama. Dari 24 pemain tersebut, 15 diantaranya terkena sanksi.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network