10 Pemain yang Putuskan Pensiun Terlalu Cepat

"Tiga ikon berasal dari Prancis."

Analisis | 06 January 2022, 12:26
10 Pemain yang Putuskan Pensiun Terlalu Cepat

Libero.id - Hampir semua pesepakbola profesional tingkat atas ingin terus bermain sampai dengan batas fisik mereka terkuras habis dan tidak lagi mampu berlari.

Setelah itu, keputusan untuk gantung sepatu alias pensiun terpikirkan. Umumnya seorang pemain profesional memutuskan pensiun di usia-usia sekitar 35-40 tahun.

Dan, kalau ada yang pensiun di bawah usia itu, bisa dikatakan si pemain pensiun dini. Alasan mereka untuk pensiun sama sekali tidak bisa diseragamkan.

Kami telah membuat daftar setidaknya 10 pemain yang pensiun dini beserta alasan yang menyertai mereka:

Andre Schurrle

Pemain Jerman itu pensiun pada usia 29 tahun, meninggalkan sepakbola dengan capaian yang luar biasa. Di antaranya juara Piala Dunia 2014 bersama Jerman, memenangkan dua kali Liga Premier, dua trofi DFB-Pokal.

Jadi, mengapa Schurrle memutuskan pensiun pada usia yang begitu muda? Bagi Schurrle, ini semua tentang keputusan yang telah dia pikirkan matang-matang.

Eric Cantona

Legenda Manchester United itu gantung sepatu pada 1997 di usianya yang baru 31 tahun. Baginya, keputusan itu lahir dari keinginan untuk menjalani kehidupan yang kebanyakan orang dapatkan di usia 20-an.

“Ketika Anda berhenti dari sepakbola, itu tidak mudah. Hidup Anda menjadi sulit,” katanya kepada The Independent di perayaan ulang tahun ke-10 Liga Premier pada 2003.

“Saya harus tahu karena terkadang saya merasa saya berhenti terlalu muda. Saya menyukai permainan itu, tetapi saya tidak lagi memiliki hasrat untuk tidur lebih awal, tidak pergi keluar dengan teman-teman saya, tidak minum, dan tidak melakukan banyak hal lain, hal-hal yang saya sukai dalam hidup,” ungkapnya.

Jadi, Cantona pensiun untuk menikmati hidup layaknya seorang pemuda labil.

Zinedine Zidane

Hal terakhir yang Zidane lakukan di atas lapangan sebelum pensiun akan selalu dikenang oleh orang-orang. Dia menanduk dada Marco Materazzi di final Piala Dunia 2006 saat melawan Italia.

Zidane berusia 34 tahun pada saat itu dan dia dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen paling bergengsi itu, tetapi hal itu tidak cukup untuk membuatnya bertahan dari hiruk-pikuk sepakbola modern.

Sebetulnya Zidane tidak pensiun sepenuhnya, dia hanya pensiun dari sepakbola profesional. Dia telah bermain dalam serangkaian pertandingan amal sejak itu, tetapi itu tidak pernah sama.

Michel Platini

Jauh sebelum kedua nama besar di atas, dari generasi sebelumnya ada juga yang entah mengapa memutuskan pensiun pada usia 32 tahun. Sepanjang kariernya, dia merupakan pemain dengan reputasi yang agung dan dia adalah salah satu pesepakbola paling keren dalam sejarah – memenangkan tiga Ballon d'Or berturut-turut adalah buktinya.

Frank Rijkaard

Rijkaard mungkin baru berusia 32 tahun ketika dia gantung sepatu. Tetapi, agar adil baginya, pensiun segera setelah memenangkan Liga Champions adalah cara yang cukup bagus untuk meninggalkan warisan sejarah.

Selama pertandingan terakhirnya, dia membantu Ajax mengalahkan mantan klubnya AC Milan pada 1995, mengakhiri periode ikonik untuk salah satu tim terbesar sepanjang masa.

Dia telah mengangkat trofi dua kali bersama I Rossoneri pada 1989 dan 1990, salah satunya mencetak gol kemenangan melawan Benfica di tahun terakhir.

Dia lalu meneruskan jejaknya di dunia kepelatihan, salah satu cerita suksesnya adalah ketika membawa Barcelona ke Liga Champions pada 2006.

Patrick Kluivert

Sementara Rijkaard tersingkir dari Liga Champions pada 1995, salah satu rekan satu timnya baru saja memulai – Kluivert yang berusia 18 tahun menjadi bintang semalam setelah mencetak gol penentu kemenangan melawan Milan, menutup musim debutnya dengan 21 gol.

Dia tinggal di Ajax selama dua tahun lagi, sebelum satu musim dengan Milan dan enam tahun dengan Barcelona, di mana dia mencetak lebih dari 100 gol.

Setelah itu, dia berpindah-pindah klub dengan hanya bermain singkat, di antaranya di Newcastle, Valencia, PSV, dan Lille sebelum akhirnya memutuskan pensiun ketika dia baru berusia 31 tahun.

Carlos Roa

Penjaga gawang Argentina yang menyelamatkan penalti David Batty di Piala Dunia 1998 pensiun dari sepakbola pada usia 29 tahun, dan alasannya sungguh bisa kita hargai.

Roa menjalani kehidupan yang lebih religius sebagai seorang pendeta di gereja Advent, dan dia memegang teguh keyakinan bahwa dunia akan berakhir pada 2000. Tapi, sekarang sudah 2022.

David Bentley

Lulusan akademi Arsenal itu tidak pernah memenuhi ekspektasi banyak orang, tetapi dia memainkan tujuh caps untuk timnas Inggris. Di level klub, dia  bermain untuk Blackburn dan Tottenham Hotspur.

Usianya setahun lebih tua dari Cristiano Ronaldo, tetapi Bentley pensiun pada 2014 – bahkan sebelum dia berusia 30 tahun – dan Bentley pensiun karena merasa sudah tidak lagi bergairah saat bermain sepakbola.

Hidetoshi Nakata

Dianggap oleh beberapa orang sebagai pesepakbola Jepang terbaik dalam sejarah sepakbola, karier bermain senior Nakata berlangsung sedikit lebih dari satu dekade. Kariernya dihabiskan di Italia.

Dia bermain untuk Perugia, Roma, Parma, Bologna dan Fiorentina. Nakata kemudian mengungkapkan bahwa dia tidak lagi bisa mengikuti ritme sepakbola modern di tahun-tahun terakhir kariernya.

Davy Propper

Gelandang Belanda berusia 30 tahun, Propper, baru meninggalkan Brighton pada 2021. Dia membuat lebih dari 100 penampilan bersama The Seagulls, tetapi kembalinya dia ke PSV gagal menghidupkan kembali karier sepakbolanya.

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network