Dahsyat! Starting XI Pemain yang Gagal Dibujuk Arsene Wenger Saat Remaja

"Le Professeur ternyata sempat membujuk beberapa bintang dunia berikut ini saat masih hijau. Sayang, gagal!"

Feature | 04 March 2021, 06:26
Dahsyat! Starting XI Pemain yang Gagal Dibujuk Arsene Wenger Saat Remaja

Libero.id - Sejarah sepakbola mencatat Arsene Wenger sebagai pelatih yang gemar merekrut pemain remaja, mendidik, dan menjadikannya bintang. Le Professeur ternyata sempat membujuk beberapa bintang dunia berikut ini saat masih hijau. Sayang, gagal!

Selain Sir Alex Ferguson, Wenger juga memiliki intuisi yang sangat bagus ketika menilai dan meramalkan masa depan seorang pemain. Fakta di lapangan selama bertahun-tahun membuktikan pria Prancis itu adalah pencipta pemain-pemain hebat. Sebut saja George Weah, Thierry Henry, hingga Cesc Fabregas.

Namun, tidak selamanya Wenger berhasil mendatangkan pemain-pemain muda incarannya. Ada banyak kasus ketika pelatih legendaris tersebut harus gigit jari ketika melakukan pendekatan dengan sang pemain. Alasannya bermacam-macam, mulai dari harga, budaya, hingga administrasi.

Berikut ini starting line-up pemain-pemain hebat dunia yang gagal dibujuk Wenger untuk bergabung ke Arsenal ketika masih remaja, menggunakan formasi 4-2-3-1:


GK: Gianluigi Buffon

Libero.id

Kredit: instagram.com/gianluigibuffon

Gianluigi Buffon adalah salah satu penjaga gawang terhebat dalam sejarah modern. Tapi, sial bagi Wenger ketika Buffon menolak pindah ke Arsenal saat masih menjadi pemain Parma. Itu beberapa tahun sebelum Buffon bergabung ke Juventus dengan 52 juta euro pada 2001.

Kegagalan Wenger membujuk Buffon membuat Arsenal memilih David Seaman sebagai kiper utama sebelum kedatangan Jens Lehman. "Saya ingat ketika saya berusia 20 tahun pada 1998. Saya pernah makan malam dengan Wenger dari Arsenal," kata Buffon kepada BT Sport pada 2016.


RB: Gerard Pique

Sebelum menjadi bek tengah, Gerard Pique mengawalinya sebagai fullback kanan ketika menimba ilmu di La Masia. Bersama Cesc Fabregas dan Lionel Messi, Pique menjadi tiga serangkai pemain remaja Barcelona yang secara serius didekati Wenger. Bahkan, Wenger sendirilah yang datang ke Camp Nou untuk bernegosiasi.

"Kami ingin mengambil Fabregas, Messi, dan Pique. Tapi, itu hanya berhasil untuk Fabregas," kata Wenger kepada Sport, beberapa tahun kemudian.

Seperti yang selanjutnya terjadi, Pigue justru pindah ke Manchester United tidak lama setelah Fabregas datang ke Highbury. Setelah sukses di Old Trafford, suami Shakira itu kembali ke Barcelona dan mendapatkan semua piala yang diinginkan para siswa La Masia.


CB: Raphael Varane

Sebagai orang Prancis, Wenger sangat populer di kampung halamannya. Tanpa perlu memantau langsung, orang-orang akan memberitahu dirinya keberadaan pemain-pemain muda yang pantas dikontrak Arsenal. Salah satunya Raphael Varane ketika masih bermain untuk Lens.

Saat diberitahu ada pemain belakang top, Wenger segera melihat penampilan Varane. Tapi, klubnya ternyata tidak mengizinkan. Meski Wenger melakukan pendekatan langsung ke sang pemain, kegagalan menjadi kesimpulannya. Ternyata, Lens sudah memiliki komitmen untuk menjual Varane ke Real Madrid.

"Dia berada di Lens dan kami sangat percaya akan mendapatkannya di sana. Tapi, pada saat yang sama, ketika anda memimpin klub seperti Arsenal, anda harus bertanya-tanya mengapa pemain ini tidak bermain untuk kami," tulis Wenger untuk Eurosport.


CB: Vincent Kompany

Libero.id

Kredit: instagram.com/vincentkompany

Pada 2006, Wenger sudah mengidentifikasikan Vincent Kompany sebagai calon pengganti Sol Campbell ketika masih berada di Akademi Anderlecht. Tapi, ketika Wenger menghubungi klub elite Belgia tersebut, Hamburg SV memenangkan perlombaan untuk mendapatkan tanda tangan Kompany.

"Saya mengadakan pertemuan dengan Emilio Butragueno di Real Madrid, pemimpin klub di Barcelona, dan Arsene Wenger sendiri di Arsenal. Tapi, menuju klub besar dengan tergesa-gesa bukan solusi yang tepat karena Vincent adalah seseorang yang merasa sendirian di lingkungannya. Dia tidak ingin tidak dihargai dengan semestinya. Vincent bukanlah pilihan ketiga atau keempat," kata agen Kompany, Jacques Lichtenstein, pada 2014.

Seperti yang kemudian diketahui banyak orang, Kompany meninggalkan Hamburg untuk menuju Manchester City setelah 2 tahun di Bundesliga. Di Inggris, dia menjadi kapten dan mendapatkan 4 trofi Liga Premier.


LB: Gareth Bale

Gareth Bale memulai karier sebagai bek kiri sebelum berpindah menjadi sayap murni. Saat itu, Wenger sudah melihat Bale ketika masih berada di Akademi Southampton. Pada 2007, seorang agen menawarkan pemain Wales itu ke Arsenal dengan harga yang sangat murah. Tapi, Wenger memilih tidak mengambil Bale tahun itu, melainkan tahun depan.

"Kami tidak menerima dia saat itu karena kami masih memiliki Ashley Cole dan Gael Clichy. Saya belum menginginkan bek kiri lainnya. Saya berpikir mungkin tahun depan kami akan datang lagi," ujar Wenger, dilansir Eurosport.

Faktanya, itu menjadi keputusan yang salah. Bale bergabung ke Tottenham Hotspur pada 2007 atau beberapa pekan setelah ditolak Arsenal. Kemudian, dia menjadi salah satu fenomena bersama Real Madrid.


CM: Claude Makelele

Libero.id

Kredit: instagram.com/makeleleofficial

Claude Makelele adalah komponen kunci dari skuad Chelsea yang memenangkan gelar berturut-turut di bawah Jose Mourinho setelah terbuang dari Real Madrid karena tidak diizinkan naik gaji.

Tapi, Wenger sebenarnya hampir mengontrak Makelele pada 1996. "Claude Makelele hampir menandatangani kontrak dengan kami. Samuel Eto'o juga. Saya melewatkan beberapa. Makelele tepat setelah Patrick Vieira datang, Agustus 1996. Dia masih di Nantes, " kata Wenger kepada The Independent pada 2006.

Bayangkan jika saat itu Arsenal memiliki Viera dan Makelele di lini tengah? Itu akan menjadi kombinasi yang luar biasa!


CM: Yaya Toure

Ketika Kolo Toure menandatangani kontrak dengan The Gunners, Yaya Toure sebenarnya juga ada di London Utara untuk menjalani trial dan bermain dalam pertandingan persahabatan pramusim melawan Barnet. Tapi, ketika hendak dikontrak bersama Kolo, proses mendapatkan paspor Uni Eropa milik Yaya belum sepenuhnya selesai.

"Itu akan menjadi yang teratas (dari daftar penyesalan saya). Yaya Toure memiliki kesepakatan dengan kami. Itu bukan karena kami tidak ingin merekrutnya sehingga dia pergi ke Ukraina. Kami harus menunggu paspornya di Belgia. Kami telah melakukan kesalahan. Tapi, dia bukan kesalahan. Itu hanya fakta bahwa dia lebih suka pergi ke Metalurh Donetsk. Dia bisa pergi ke sana tanpa paspor (Uni Eropa)," ungkap Wenger pada 2014.

Toure kemudian berkembang menjadi salah satu gelandang terbaik di dunia. Dia memenangkan 3 gelar Liga Premier, 2  gelar La Liga, dan 1 gelar Liga Champions selama waktunya di Barcelona serta Manchester City.


RW: Lionel Messi

Libero.id

Kredit: instagram.com/leomessi

Hubungan Wenger dengan Messi terkait erat dengan Pique dan Fabregas. Meski sudah berusaha sangat keras, Wenger harus menerima kenyataan pahit bahwa Messi tidak boleh meninggalkan La Masia sebelum lulus. Messi juga tidak ingin pergi karena merasa berutang budi ketika Barcelona membiayai pengobatan gangguan hormon pertumbuhan yang dialaminya.

"Saya pikir pada akhirnya dia memang tidak tertarik pindah ke Inggris. Itu tidak sepenuhnya berakhir. Itu karena fakta bahwa Messi memang merasa nyaman di Barcelona," ucap Wenger pada 2014.


AM: Ronaldinho

Libero.id

Kredit: instagram.com/ronaldinho

Ronaldinho hampir saja pindah ke London Utara jika Inggris tidak memiliki regulasi pemain asing yang rumit. Saat itu, Wenger mengambil tanggung jawab langsung dengan mengunjungi Gremio Porto Alegre untuk berbicara dengan agen yang juga kakak kandungnya, Roberto de Assis Moreira.

Semuanya sudah setuju. Ronaldinho, Roberto, Gremio, Arsenal, semuanya sepakat dengan angka-angka yang harus ditandatangani. Sayang, izin kerja di Inggris memang sangat susah sehingga kesepakatan itu menguap.

"Kami mendapatkan Ronaldinho sebelum dia pergi ke PSG. Saya bertemu saudara laki-lakinya, yang merupakan agennya. Sangat lama, sebelum dia pergi ke PSG. Ketika dia berusia 20 tahun. Tapi, kami tidak bisa membawanya ke Inggris karena peraturan di sini. Dia tidak memainkan cukup banyak permainan bagi (timnas) Brasil untuk mendapatkan izin kerja di Inggris," kata Wenger kepada Sky Sports pada 2005.

Salah satu peraturan kerja bagi pemain asing di Liga Primer yang memberatkan adalah kewajiban bermain lebih dari 50% untuk timnas dalam pertandingan resmi FIFA selama 1 tahun. Selain itu, hanya negara dengan peringkat FIFA di atas 70 yang bisa bermain. Akibatnya, banyak pemain muda non Uni Eropa yang sulit menembus Inggris, termasuk Ronaldinho.


LW: Cristiano Ronaldo

Membayangkan Messi dan Cristiano Ronaldo sama-sama bermain untuk The Gunners adalah hal yang akan membuat banyak orang bahagia. "Pemain yang jelas (yang kami lewatkan) yang terlintas dalam pikiran adalah (Cristiano) Ronaldo," kata Wenger di situs resmi Arsenal pada 2018.

"Dia di sini bersama ibunya dan kami sangat dekat. Kemudian, Manchester United masuk dan mereka memiliki Carlos Queiroz pada saat itu, yang merupakan pelatih mereka (asisten Ferguson asal Portugal). MU bermain melawan Sporting Lisbon dan Ronaldo luar biasa. Lalu, mereka mengontraknya," tambah Wenger.

"Anda bisa membayangkan pada saat itu bagaimana rasanya memiliki Thierry Henry dan Ronaldo bersama-sama. Itu pasti akan sedikit mengubah sejarah saya tinggal di sini juga," ucap Le Professeur.

Dengan Messi, Ronaldo, dan Henry di lini depan? Itu akan membuat Arsenal klub terbaik di dunia selama lebih dari satu dekade!


FW: Kylian Mbappe

Libero.id

Kredit: instagram.com/k.mbappe

Kylian Mbappe bisa menjadi peninggalan hebat terakhir Wenger di Arsenal jika takdir tidak berkata lain. Saat itu, Mbappe masih bermain di AS Monaco. Dia bukan siapa-siapa. Dia masih hijau dan belum banyak klub besar sadar dengan bakat pemain muda Prancis itu.

Sejarah bagus Wenger dengan orang-orang di jajaran menajemen Monaco, termasuk dengan sang pemilik, Pangeran Albert, memudahkan semuanya. "Kami bisa berbicara tentang Mbappe. Saya berada di rumahnya ketika dia ragu-ragu apakah akan memperpanjang kontraknya dengan Monaco," kata Wenger kepada beIN Sports.

Ternyata, Mbappe memilih bertahan di Monaco. Setelah itu, dia menunjukkan performa membanggakan dan segera menjadi primadona transfer window. Pada akhirnya, PSG sukses mendapatkan tanda tangannya.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network