Kisah Wasit Ligue 1 Diskorsing Akibat Tendang Pemain yang Bertanding

"Rekamannya viral di media sosial setelah kejadian. Bahkan, terus diputar hingga hari ini."

Feature | 18 November 2021, 04:18
Kisah Wasit Ligue 1 Diskorsing Akibat Tendang Pemain yang Bertanding

Libero.id - Meski memimpin pertandingan level atas, Tony Chapron bukan wasit yang populer layaknya Pierluigi Collina atau Howard Webb. Tapi, pengadil Ligue 1 berlisesnsi FIFA yang aktif pada 2006-2018 itu pernah dibicarakan orang gara-gara aksi unik. Dia menendang salah satu pemain di lapangan. 

Cerita mustahil yang benar-benar terjadi itu tercipta pada 14 Januari 2018 saat Chapron memimpin pertandingan FC Nantes melawan Paris Saint-Germain (PSG) di Stade de la Beaujoire.

Semuanya berjalan relatif normal dan biasa-biasa saja untuk sebagian besar pertandingan. Les Parisiens memimpin pada menit 12 melalui Angel di Maria. Lalu, tim tamu berusaha mencetak gol kedua melalui serangan balik. Chapron berlari kembali ke gawang Nantes saat Kylian Mbappe terlihat marah-marah karena satu insiden.

Namun, wasit yang sangat berpengalaman itu secara tidak sengaja dijegal oleh bek tengah Nantes, Diego Carlos, yang sama-sama berlari menuju pertahanan Le Canaries yang terbuka. 

Salah satu aturan pertama wasit adalah anda harus tetap tenang dan harus terus tenang setiap saat. Tapi, Chapron tidak berlaku seperti yang diharapkan. Pada kesempatan itu, dia sebenarnya layak mendapat kartu merah karena bereaksi berlebihan. Dia marah dan balas menendang Carlos.

Dapat dimengerti bahwa Carlos kemudian tampak bingung dengan perilaku sang wasit. Lebih buruk lagi, Chapron kemudian menunjukkan kartu kuning kedua kepada pemain Nantes bernomor punggung 3 itu. Artinya, Carlos harus keluar lapangan dengan kartu merah.

Semua orang yang terkait dengan Nantes, termasuk Carlos, bingung dan marah dengan keputusan Chapron yang mengacungkan kartu merah. Komentator BT Sport, Jonathan Pearce, sama terkejutnya setelah melihat tayangan ulang. "Saya pikir Tony Chapron, wasit, akan berada dalam masalah besar setelah ini," kata Pearce. 

"Itu benar-benar kecelakaan. Tidak ada niat sama sekali dari pemain (untuk menjegal wasit). Kejenakaan wasit akan membawanya dalam masalah besar. Saya benar-benar yakin. Saya belum pernah melihat hal itu dari wasit yang memimpin pertandingan,' tambah Pearce.

Pearce sangat tepat dengan prediksinya. Setelah rekaman video itu viral di media sosial, Chapron menerima larangan enam bulan dari Asosiasi Sepakbola Prancis (FFF) dan kemudian memutuskan untuk mengakhiri karier wasitnya. Tenyu saja itu adalah akhir terburuk dari karier wasit yang telah mengabdi selama 20 tahun.

"Saya tidak ingin menendangnya. Sayang sekali karena saya mengakhiri karier saya pada permainan ini, pada situasi ini. Sulit untuk menerima setelah menjadi wasit untuk 1.500 pertandingan karena pada saat itu hanya refleks," kata Chapron membela diri saat diwawancarai BBC Sports pada November 2018.

"Saya manusia dan saya merasakan sakit dan saya takut. Saya lelah. Itu tidak agresif. Saya baru saja jatuh, seseorang mendorong saya, dan sebagai refleks saya mengeluarkan kaki saya dan berkata, 'Hai teman, hati-hati!' Faktanya, reaksi para pemain dan pelatih adalah, 'Oke, orang ini melakukan kesalahan, lalu apa?' Tapi, untuk media dan media sosial itu adalah urusan besar. Karena wasit tidak boleh bertindak seperti ini dan saya setuju dan meminta maaf atas reaksi saya," ungkap Chapron.

Chapron percaya dia diperlakukan lebih kasar daripada pemain yang secara naluriah mengecam karena dia adalah seorang wasit. "Ingat saja ketika Zinedine Zidane melakukan tandukan di final Piala Dunia 2006," ucap Chapron.

"Dia adalah pemain yang fantastis. Mungkin salah satu yang terbaik di dunia selama bertahun-tahun. Dan, reaksi dalam situasi ini dengan Zidane tidak begitu besar jika dibandingkan dengan situasi saya," kata Chapron.

Chapron kemudian bekerja di media Prancis setelah akhirnya memutuskan berhenti jadi pengadil lapangan. "Winston Churchill pernah berkata: 'Sukses adalah pergi dari kegagalan ke kegagalan dan tetap tersenyum'. Saya pikir ini adalah cara kita harus berpikir sebagai wasit!" pungkas Chapron.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network