Luis Enrique, Konflik dengan Asisten hingga Tantangan Bersama Spanyol

""Jadilah lebih berani dari sebelumnya.""

Feature | 25 June 2021, 05:41
Luis Enrique, Konflik dengan Asisten hingga Tantangan Bersama Spanyol

Libero.id - Luis Enrique mengambil alih posisi pelatih Spanyol setelah La Furia Roja tersingkir dari babak 16 besar Piala Dunia 2018. Pada Juni 2019, kurang dari setahun, Luis Enrique mengumumkan pada publik dia akan pergi karena alasan pribadi.

Belakangan terungkap bahwa putri kesayangannya, Xana, mengidap kanker tulang, dan kematiannya dua bulan kemudian, pada usia sembilan tahun, menjadikan semua teka-teki menjadi jelas.

Posisinya di timnas Spanyol sempat diisi oleh Robert Moreno, rekan yang selalu bersama sejak 2008 ketika mereka mengurusi Barcelona B. Moreno juga pernah menjabat sebagai asisten Enrique saat di Roma, Celta Vigo, tim utama Barcelona, dan kemudian timnas Spanyol.

Moreno mengambil alih Spanyol ketika kualifikasi Euro 2020 sudah berjalan dan dia menuntaskan tugasnya dengan sempurna, tanpa kekalahan. Tapi, nasib cepat berbalik. Lima bulan setelah mengumumkan pengunduran diri, Enrique ternyata kembali.

Moreno telah mengatakan dia akan ‘menyingkir’ untuk temannya itu kapan pun saat Enrique ingin kembali, tetapi yang kemudian terjadi jauh dari yang diharapkan. Ketika Enrique diangkat kembali sebagai pelatih, Moreno justru dipecat walau dirinya sempat digadang-gadang menempati posisi semula, asisten Enrique.

Dalam sebuah pertemuan, Enrique mengungkapkan sinergi mereka telah hilang. Tujuan mereka berbeda sekarang, apalagi Moreno tidak bisa lagi menjadi asistennya.

"Moreno bekerja keras untuk ini dan dia sangat ambisius, sosok yang memiliki kualitas yang sangat saya kagumi," kata Enrique. "Namun, saya yakin tindakannya tidak setia karena saya tidak akan melakukan ini. Saya tidak menginginkan seorang pun di staf saya dengan karakteristik itu."

Enrique adalah pilihan yang jelas. Tiga musimnya sebagai pelatih Barcelona, dirinya menunjukkan pencapaian luar biasa sejak 2014. Dia telah menjadi pelatih yang mempersembahkan treble El Barca, yakni La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions.

Riwayat dan gaya kepelatihan Luis Enrique

Hidup telah memukul Luis Enrique dengan keras. Motonya adalah: "Jadilah lebih berani dari sebelumnya."

Dia menunjukkan itu ketika sebagai pemain maupun sebagai pelatih. Enrique melakukan debut seniornya pada 1988 bersama Sporting Gijon, lalu pindah ke Real Madrid tiga tahun kemudian.

Meskipun memenangkan gelar liga dan Piala Spanyol bersama tim Ibu Kota Spanyol, dia tidak pernah merasa dicintai oleh penggemar atau manajemen Madrid. Pada 1996, dia memutuskan pergi ke Barcelona dengan status bebas transfer.

Di Camp Nou, dia diangkat menjadi kapten dan memenangkan dua liga, dua Copa del Rey, dan Piala Winners Eropa sebelum akhirnya pensiun pada 2004.

Hanya masalah waktu sebelum dia pindah profesi sebagai pelatih. Selama lima tahun, dia berbagi ruang ganti dengan Pep Guardiola. Mereka memiliki hubungan khusus dan akan berbicara sepakbola selama berjam-jam, percakapan yang membantu membentuk visi mereka tentang gaya yang berkembang berdasarkan Barcelona asuhan Johan Cruyff.

Gaya melatih Enrique sejalan dengan kepribadiannya; menyerang secara alami, kompetitif, tanpa kompromi, dan penuh gairah. Enrique juga lebih suka menekan secara agresif di setengah lapangan lawan, tetapi juga siap untuk bertahan satu lawan satu di belakang jika permainan menuntutnya. Ini adalah gaya yang dia tekankan di mana pun dia melatih.

Luis Enrique di Euro 2020

Meskipun mendominasi sepakbola dunia antara 2008 dan 2012, Spanyol bahkan belum pernah hampir memenangkan salah satu dari tiga turnamen besar yang telah berlangsung sejak itu. Dan, Enrique berusaha memperbaiki itu.

Bisakah Luis Enrique memimpin negaranya meraih kemenangan di Euro musim panas ini? Dia yakin dia memiliki sekitar 35 hingga 40 pemain dengan level yang sama. 

Tapi, untuk pertama kalinya, tidak ada satu pemain pun dari Real Madrid yang terpilih, hanya tiga dari Barcelona. Sebagai gambaran, dari 23 pemain yang dibawa ke Piala Dunia 2018, tidak kurang dari 10 (43,5%) berasal dari dua raksasa Spanyol.

Pasukannya memadukan pemain veteran dengan pemain muda, talenta menarik seperti Pedri dan Ferran Torres bersama para veteran, termasuk kapten Chelsea Cesar Azpilicueta, dan Sergio Busquets yang berpengalaman. Ada wajah baru lagi dalam diri bek Manchester City, Aymeric Laporte, dan masih banyak lainnya.

Dengan nama-nama di atas, Spanyol memulai Euro 2020 mereka melawan Swedia. Polandia berikutnya dan kemudian Slovakia. Hasilnya adalah dua  hasil imbang dan satu kemenangan. Cukup untuk satu tiket ke babak 16 besar. Mereka nanti akan bertemu dengan Kroasia. Akan kemana Enrique membawa La Furia Roja?

Terlepas dari itu semua. Dia selalu, dan akan selalu, menjadi Luis Enrique bukan yang lain.

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network