Kisah Tofiq Bahramov, Satu-satunya Wasit yang Jadi Nama Stadion

"Dia menjadi hakim garis final Piala Dunia 1966. Dia menghadiahkan gol Inggris yang masih kontroversial hingga detik ini."

Biografi | 30 March 2021, 02:49
Kisah Tofiq Bahramov, Satu-satunya Wasit yang Jadi Nama Stadion

Libero.id - Biasanya, stadion sepakbola menggunakan nama pahlawan negara seperti Bung Karno atau tokoh terkenal seperti Santiago Bernabeu. Ada juga nama pemain atau pelatih seperti Diego Maradona, Ernst Happel. Tapi, di Azerbaijan terdapat stadion nasional dengan nama wasit. Unik, karena menjadi satu-satunya di dunia!

Tofiq Bahramov Republican Stadium atau Tofiq Bahramov adina Respublika Stadionu adalah stadion utama di Baku, Azerbajan. Itu adalah stadion multifungsi milik Asosiasi Sepakbola Azerbaijan (AFFA) berkapasitas 31.200 kursi.

Stadion tersebut biasa saja, layaknya stadion-stadion lainnya di seluruh dunia. Yang membuatnya unik adalah nama yang digunakan, Tofiq Bahramov. Dia adalah wasit asal Azerbaijan yang hidup di era Uni Soviet. Di luar stadion itu juga terdapat patung Bahramov. Itu juga menjadi satu-satunya patung wasit di sepakbola.

Siapa Bahramov ini? Jika anda pendukung tim nasional Inggris, pasti sangat mengenal pria yang lahir pada 29 Januari 1925 dan meninggal pada 26 Maret 1993 itu!

Awalnya, Bahramov adalah pemain sepakbola profesional untuk klub elite, Neftchi Baku. Tapi, cedera kaki serius mencegahnya mengembangkan karier selanjutnya. Dia pensiun dini dan sempat menganggur beberapa saat sebelum para pengurus AFFA menawarinya profesi baru sebagai wasit.

Tanpa berpikir panjang, Bahramov menerima tawaran itu. Dia berpikir bahwa menjadi wasit masih tetap berada di sepakbola. Tapi, dengan risiko yang labih kecil karena tidak ada lagi tekel-tekel keras. Dia hanya perlu berlari-lari kecil dan kadang-kadang cepat, sambil meniup peluit.

Dalam waktu singkat, Bahramov mengikuti pendidikan wasit yang diadakan UEFA dan FIFA. Kemudian, dia berhasil terpilih menjadi panel wasit FIFA pada 1964. Pada Piala Dunia 1966 Bahramov dipercaya memimpin sebagai hakim garis untuk pertandingan pembukaan dan final turnamen di Inggris itu. Dia juga menjadi wasit pertandingan putaran pertama.

Pada Piala Dunia 1970 Bahramov memimpin tiga pertandingan penting, termasuk semifinal. Lalu, pada 1972, dia menjadi wasit leg pertama final Piala UEFA antara klub Inggris Wolverhampton Wanderers melawan Tottenham Hotspur.

Setelah pensiun sebagai wasit, Bahramov kemudian menjadi pengurus sepakbola di negara asalnya. Selama beberapa tahun dia ditunjuk menjadi sekretaris jenderal AFFA. Dia sangat berjasa meletakkan pondasi bagi kemajuan sepakbola Azerbaijan di masa sekarang.

Tapi, bukan jasanya untuk Azerbaijan yang dikenang orang ke seluruh dunia. Bahramov dikenal sebagai "Hakim garis Rusia" ketika membantu wasit asal Swiss, Gottfried Dienst, memimpin pertandingan final Piala Dunia 1966 antara Inggris melawan Jerman Barat.

Saat itu, skor imbang 2-2 selama 90 menit sehingga harus berlanjut ke extra time. Dan, setelah 11 menit di babak pertama perpanjangan waktu, Geoff Hurst dari Inggris melepaskan tembakan ke gawang yang melambung tajam ke bawah mistar gawang, membentur tanah, dan kemudian berputar mundur menjauh dari gawang.

Ada beberapa saat keragu-raguan oleh wasit utama (Dienst). Lalu, dia menyadari bahwa Bahramov, yang merupakan hakim garis di ujung lapangan, sedang memberi isyarat gol kepadanya. Akhirnya, Dienst memberikan gol kepada Inggris, yang memenangkan pertandingan dengan skor 4-2.

Keputusan untuk menghadiahkan gol ketiga Inggris masih diperdebatkan hingga detik ini. Secara umum diyakini Bahramov melakukan kesalahan. Karena setiap situasi saat bola membentur mistar gawang dan dipantulkan ke bawah, mendarat tepat sebelum atau di belakang garis gawang sebelum berputar kembali ke area penalti, digambarkan sebagai "Wembley-Tor" oleh media-media Jerman.

Di Inggris, banyak surat kabar merujuk pada "Hakim garis Rusia" yang memberikan gol tersebut, karena Azerbaijan adalah bagian dari Uni Soviet pada saat itu. Julukan itu melekat pada sehingga nama asli dan negara asal Bahramov hampir terlupakan.

Menurut Laws of the Game, untuk mendapatkan gol, bola harus melewati garis gawang, dengan diameter penuh di belakang garis lebar penuh. Para pemain Jerman mengaku telah melihat debu kapur, yang menandakan itu bukan gol. Roger Hunt mengaku telah melihat bola memantul di belakang garis.

Ketika Bahramov menulis memoarnya, dia menyatakan bahwa dirinya yakin bola telah memantul bukan dari mistar gawang, melainkan dari gawang. Dalam situasi seperti itu, pergerakan bola selanjutnya sudah tidak signifikan, dan juga tidak terlihat olehnya. Apalagi teknologi video bantu wasit (VAR) belum dikenal pada saat itu.

Bahramov suka menjadi wasit dan permainan sepak bola secara umum, dan menggambarkan pertandingan sepak bola sebagai "duel penuh dengan belokan tak terduga dan bahkan keajaiban nyata".

Studi modern yang dilakukan berpuluh-puluh tahun kemudian menggunakan analisis film dan simulasi komputer tiga dimensi. Hasilnya menunjukkan seluruh bola tidak pernah melewati garis gawang. Hanya 97% yang melewatinya.

Baik Duncan Gillies dari Visual Information Processing Group di Imperial College London atau Ian Reid serta Andrew Zisserman dari Department of Engineering Science di University of Oxford telah menyatakan bahwa bola harus menempuh jarak 2,5-6 cm untuk sepenuhnya melewati garis.

Sementara beberapa orang Jerman mengutip kemungkinan bias dari sang hakim garis, terutama karena Uni Soviet baru saja dikalahkan Der Panzer di semifinal. Ada juga yang mengaitkannya dengan luka Perang Dunia II ketika pasukan Nazi menyerbut Uni Soviet dan menewaskan jutaan orang, termasuk banyak warga Azerbaijan.

Meski semua rumor negatif tidak pernah terbukti, fakta menunjukkan Bahramov mendapatkan penghormatan besar dari suporter The Three Lions hingga hari ini. Mereka punya lagu khusus tentang Bahramov. Ada pula spanduk dan kaus dengan gambar sang wasit.

Ketika Inggris tergabung dalam grup yang sama dengan Azerbaijan dalam Kualifikasi Piala Dunia 2006, sebuah upacara diadakan sebelum pertemuan di stadion untuk menghormati Bahramov. Acara itu juga dihadiri Geoff Hurst, Michel Platini, dan Sepp Blatter. Sebuah patung dirinya juga diresmikan pada upacara tersebut dan dia menjadi wasit pertama yang memiliki stadion yang dinamai menurut namanya.

Dalam kunjungan yang sama, putranya Bahramov, Bahram, bertemu dengan perwakilan dari para penggemar Inggris dan mengungkapkan kegembiraannya bahwa "Hakim garis Rusia" yang terkenal pada 1966 itu akhirnya mendapatkan kembali kewarganegaraan aslinya.

"Sekarang Azerbaijan merdeka, sangat tepat baginya untuk dikenang sebagai anggota Bangsa Azeri. Orang-orang seperti Tofiq Bahramov hanya lahir sekali dalam 100 tahun," ujar Bahram, dilansir Football First.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network