3 Pelatih Wanita yang Menangani Tim Sepakbola Pria

"Tim sepakbola wanita ditangani pelatih pria? Itu biasa dan umum di seluruh dunia. Bagaimana jika tim pria dipimpin pelatih wanita? Sangat jarang."

Feature | 16 March 2021, 09:22
3 Pelatih Wanita yang Menangani Tim Sepakbola Pria

Libero.id - Tim sepakbola wanita ditangani pelatih pria? Itu biasa dan umum di seluruh dunia. Bagaimana jika tim pria dipimpin pelatih wanita? Sangat jarang. Tapi, bukan berarti tidak pernah terjadi di liga-liga Eropa.

Emansipasi dan kesetaraan gender yang sangat baik di Eropa membuat wanita bisa bekerja di banyak sektor kehidupan, termasuk sepakbola. Meski identik dengan olahraga maskulin, ada sejumlah pelatih wanita yang ternyata sanggup menukangi tim yang semuanya kaum adam.

Tidak banyak memang. Tapi, beberapa nama pelatih wanita di Eropa pernah mendapatkan kesempatan langka tersebut. Ada yang bertahan seumur jagung karena konflik dengan manajemen. Tapi, beberapa lainnya sanggup menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan mendapat pujian.

Berikut ini 3 pelatih sepakbola wanita di Eropa yang pernah mendapatkan kesempatan menukangi tim pria:


1. Helena Costa

Helena Margarida dos Santos e Costa memiliki gelar master dalam ilmu olahraga dari salah satu universitas ternama di Portugal. Dia juga memiliki Lisensi UEFA A dalam pembinaan pemain muda. Kariernya dimulai pada 1997-2010 ketika menjadi salah satu staf pelatih tim junior Benfica.

Pada 2005, Helena memimpin Benfica Junior menjadi runner-up Kejuaraan Junior Nasional Portugal. Pada saat yang sama, dia melatih tim liga pria yang lebih rendah, Cheleirense, memenangkan kompetisi domestik di Lisbon pada 2006. Helena juga mengelola tim wanita, SU 1º Dezembro. Dia juga membawa tim wanita Odivelas promosi ke Divisi I sebagai juara Divisi II.

Helena sempat menjadi pemandu bakat Glasgow Celtic untuk wilayah Portugal dan Spanyol sebelum kembali menangani tim sepakbola wanita. Pada 2010-2012, dia ditunjuk melatih tim wanita Qatar. Lalu, pada 2012-2014 menukangi Iran, tapi gagal lolos ke Piala Asia Wanita 2014 maupun Piala Dunia Wanita 2015.

Dari Iran, Helena kembali ke Eropa. Wanita kelahiran 15 April 1978 itu ditunjuk melatih klub Ligue 2, Clermont Foot, di akhir musim 2013/2014. Dia tidak melatih tim wanita lagi, melainkan pria. Helena menjadi pelatih wanita pertama dari klub sepakbola profesional di Prancis dan yang pertama di level kedua liga utama Eropa.

Menteri urusan Wanita Prancis saat itu, Najat Vallaud-Belkacem, merespons penunjukkan Costa dengan sangat bangga. "Selamat kepada Clermont Foot karena memahami bahwa memberi tempat bagi wanita adalah masa depan sepakbola profesional," tulis Vallaud-Belkacem di Twitter.

Sayang, pada Juni 2014, Helena memutuskan berhenti dari posisi tersebut, dengan alasan "amatiran total" dan "kurangnya rasa hormat" dari klub karena direktur olahraga memilih dan mengontrak pemain tanpa persetujuan pelatih. Lalu, Helena pergi ke Jerman untuk bekerja sebagai pemandu bakat di Eintracht Frankfurt.
 

2. Corinne Diacre

Corinne Catherine Diacre adalah pelatih sepakbola profesional Prancis dan mantan bek. Dia bermain sepanjang kariernya untuk ASJ Soyaux di Division 1 Feminine serta tim nasional wanita Prancis pada 1993-2005. Saat ini, Diacre berstatus pelatih timnas wanita Prancis.

Diacre juga sempat menjadi asisten pelatih timnas wanita pada 2007-2013 atau sesaat setelah memutuskan pensiun. Pekerjaan itu dia lakukan bersamaan dengan melatih Soyaux, yang merupakan almamaternya selama bertahun-tahun.

Ketika Helena Costa mengundurkan diri sebagai pelatih Clermont Foot, manajemen langsung bergerak cepat dengan menunjuk Diacre sebagai pengganti. Lalu, pada 4 Agustus 2014, di ulang tahunnya yang ke-40, dia menjadi wanita pertama yang memimpin tim pria menjalani pertandingan pada kompetisi kasta kedua. Saat itu, Clermont Foot dikalahkan Brest 1-2 di Ligue 2.

"Tidak pernah menyenangkan saat kalah. Itu sudah jelas. Tapi, Brest memang bermain bagus. Kami membuat beberapa kesalahan untuk gol mereka. Tapi, kami juga melakukan hal-hal baik, yang merupakan pertanda baik untuk masa depan. Anda tidak dapat mengabaikan Clermont Foot musim ini," kata Diacre saat itu, dikutip The Guardian.

Meski laga di laga debut, Diacre menunjukkan dirinya bukan pelatih kaleng-kaleng. Dia mampu bertahan menukangi Clermont Foot 3 musim tanpa kritikan berarti maupun ancaman PHK. Di bawah asuhannya, Clermont Foot tampil stabil di kompetisi kasta kedua Negeri Mode.

Diacre baru berhenti melatih Clermont Foot pada 30 Agustus 2017 saat ditunjuk menjadi pelatih timnas wanita. Dia menggantikan Olivier Echouafni dan menjadi wanita pertama dalam peran tersebut sejak Januari 2007. Tugas Diacre adalah membawa Prancis ke final Piala Dunia Wanita 2019.

Target gagal dipenuhi karena Prancis dikalahkan Amerika Serikat (AS) di perempat final. Tapi, posisi Diacre sebagai pelatih tidak diganggu karena dinilai memberikan hal positif dalam permainan skuad.


3. Shelley Kerr

Shelley Kerr adalah pelatih sepakbola wanita asal Skotlandia. Dia juga mantan pemain. Sebagai pemain, Shelley adalah bek tengah yang kuat dan tangguh. Dia sempat menjadi kapten Skotlandia serta sejumlah klub wanita ternama, termasuk Kilmarnock dan Hibernian. 

Selama karier bermainnya, Shelley memenangkan banyak penghargaan domestik di kompetisi sepakbola wanita Skotlandia. Dia memiliki 59 caps untuk Skotlandia pada 1989-2008 dengan mencetak 3 gol.

Shelley mengambil kursus kepelatihan pertamanya di Inverclyde NTSC pada 1989. Ketika Jim Chapman mengundurkan diri sebagai pelatih Kilmarnock pada 2004, Shelley mengambil alih selama sesi pramusim 2004/2005. Tapi, dia tidak menginginkan pekerjaan itu secara permanen karena ingin fokus sebagai pemain.

Setelah karier bermainnya selesai, Shelley melatih Doncaster Rovers Belles di Inggris. Kemudian, kembali ke Skotlandia dengan Hibernian. Tapi, pada Juni 2008, Shelley meninggalkan Hibernian menuju Edinburgh Spartans. Di sana, dia merangkap sebagai pelatih Skotlandia U-19 yang lolos ke Euro Wanita U-19 2010.

Shelley mendapatkan Lisensi Pro UEFA pada Januari 2013. Satu bulan berselang, dia ditunjuk sebagai penerus Laura Harvey untuk melatih Arsenal Ladies. Klub memenangkan Piala FA Wanita, Piala Continental, serta finish di posisi 3 Liga Premier Wanita 2013. 

Sayang, bulan madu Shelley terhenti di 2014. Meski membawa Arsenal menjuarai Piala FA Wanita lewat kemenangan 2-0 atas Everton, dia memilih berhenti. Tapi, beberapa pekan kemudian, tepatnya 19 Agustus 2014, Shelley ditunjuk sebagai pelatih Stirling University di Lowland Football League. Itu tim pria yang berkompetisi di Divisi V Skotlandia.

Penunjukan Shelley menghebohkan Britania Raya. Pasalnya, itu pertama kalinya ada wanita melatih klub pria di liga. "Saya sudah lama terlibat di sepakbola. Saya tumbuh di era ketika tidak ada banyak gadis yang bermain sepakbola. Saya harus menghadapi banyak hal. Syukurlah saya tidak mengalami pelecehan sebanyak itu," ujar Shelley saat itu, dilansir BBC Sport.

"Saya cukup percaya diri dan sepenuhnya fokus untuk membantu orang-orang berkembang sebagai pemain. Ini seharusnya tidak tentang gender. Ini harus tentang kemampuan anda sebagai pelatih. Ini profesional," tambah wanita kelahiran 15 Oktober 1969 itu.

Setelah 3 tahun, Shelley berhenti. Pada 3 April 2017, dia ditunjuk sebagai pelatih timnas wanita. Di bawah kepemimpinan Shelley, Skotlandia lolos ke Piala Dunia Wanita 2019. Tapi, dia mundur pada Desember 2020 setelah Skotlandia gagal lolos ke Euro Wanita 2021.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network