Kisah Sedih Ruben de la Red, Maestro Lini Tengah Pensiun di Usia 25

"Siapa tidak kenal Ruben de la Red. Memberi warna lini tengah Real Madrid bersama Clarence Seedorf dan Zinedine Zidane. Pensiun terlalu dini."

Biografi | 20 November 2020, 01:37
Kisah Sedih Ruben de la Red, Maestro Lini Tengah Pensiun di Usia 25

Libero.id - Dipaksa pensiun dini ketika berada di puncak karier dialami banyak pesepakbola profesional. Salah satu yang benar-benar harus menjalani pengalaman mengerikan tersebut adalah Ruben de la Red.

De la Red sempat dikenal sebagai pemain berbakat Real Madrid. Pemilik nama lengkap Ruben de la Red Gutirrez tersebut menyandang status rising star ketika mengawali karier di La Liga. Dia merupakan produk La Fabrica yang oleh banyak pengamat akan memiliki masa depan cemerlang di level klub maupun tim nasional.

Lahir tempat yang sama dengan Iker Casillas, Mostoles, De la Red bergabung ke Valdebebas pada usia 14 tahun setelah ditransfer dari CD Mostoles. Meniti karier dari nol, dia harus berjuang untuk meyakinkan para pelatih di tim junior Los Blancos. Sempat memperkuat Real Madrid Castilla, De la Red akhirnya naik kelas ke skuad utama.

De la Red menjalani debut di senior pada 10 November 2004 saat melawan Tenerife di Copa del Rey. Sementara laga pertama De la Red di La Liga terjadi pada 22 September 2005 ketika menghadapi Athletic  Bilbao.

Pada 31 Agustus 2007, De la Red dipindahkan ke Getafe dengan opsi pembelian kembali. Di klub yang berbasis di selatan Madrid tersebut, De la Red membuktikan dirinya sebagai pemain penting. Mengambil peran sebagai playmaker dan bermain bersama Esteban Granero, De la Red tampil sangat membanggakan. De la Red merumput 31 kali di La Liga 2007/2008.

Dianggap sukses bersama Getafe, De la Red akhirnya kembali ke Estadio Santiago Bernabeu. Los Blancos mengaktifkan buy-out clause De la Red dengan nominal yang dirahasiakan.

Namun, keputusan bermain untuk Madrid ternyata keliru. Pada 30 Oktober 2008 saat Los Blancos melawan Real Union pada Copa del Rey, De la Red terjatuh di lapangan. Dia tidak sadarkan diri dan membuat semua orang yang ada di stadion panik. Mereka bingung melihat kondisi De la Red yang terbaring di rumput.

Tim medis dipanggil untuk menyelamatkan De la Red. Lalu, mereka menyatakan bahwa sang gelandang mengalami gangguan di jantung yang sangat serius. Kemudian, pada 12 Desember 2008, manajemen Madrid menyatakan De la Red akan absen hingga musim 2008/2009 berakhir.

Sempat dinyatakan pulih, kondisi jantung De la Red ternyata kembali bermasalah. Pada musim panas 2009, tim medis Madrid memutuskan melakukan tes lanjutan. Hal itu dilakukan lagi setiap dua bulan sehingga Los Blancos mengumumkan De la Red akan absen sepanjang musim 2009/2010. Manajemen lalu mendatangkan Raul Albiol dan diberikan nomor punggung 18 milik De la Red.

De la Red tidak menyerah dengan kondisinya. Dibantu tim medis berpengalaman, dia berjuang untuk sembuh 100%. De la Red terus mencoba hingga vonis final datang dari dokter-dokter terbaik yang merawat dirinya.

Pada musim dingin 2010, Madrid mengumumkan secara resmi bahwa gangguan jantung De la Red bersifat permanen dan mengancam karier profesionalnya sebagai pemain. Kontrak kerja De la Red akhirnya diputus. Tapi, dia tetap digaji 1.500 euro per bulan.

Tidak ingin membebani Madrid dan tidak ingin menerima gaji tanpa bekerja, De la Red mengumumkan pengunduran dirinya dari sepakbola pada 3 November 2010. Saat pensiun, pemilik 3 caps dan 1 gol untuk La Furia Roja tersebut baru menginjak usia 25 tahun.

"Saya telah berjuang melawan masalah ini dengan penuh semangat. Tapi, pada akhirnya semuanya terserah dokter. Mereka menyarankan saya untuk berhenti. Saya selalu bermimpi menjadi pemain sepakbola dan menjadi sukses di klub ini. Madrid telah melihat saya tumbuh sejak saya bergabung di akademi. Sekarang, saya akan pensiun sebagai pemain Madrid," ujar De la Red saat itu, di situs resmi Los Blancos.

Setelah pensiun, De la Red punya aktivitas yang tidak jauh dari sepakbola. Manajemen meminta dirinya untuk menjadi salah satu anggota staf pelatih Madrid. Saat itu, Jose Mourinho sedang duduk di bench Estadio Bernabeu.

"Hari ini menandai titik balik dalam hidup Ruben. Dia mengakhiri kariernya sebagai pemain untuk memfokuskan semua hasratnya pada olahraga ini sebagai pelatih. Mulai hari ini di menjadi bagian dari staf pelatih dan akan mulai belajar tentang apa yang kami lakukan dan bagaimana kami mewujudkannya. Dia juga akan menjadi bagian dari Laboratorium Mourinho," ungkap Direktur Olahraga Madrid, Jorge Valdano, saat itu.

"Ruben bersama kami adalah belajar keterampilan untuk menerapkannya ke tim mana pun yang akhirnya dia ditugaskan. Dia telah melewati semua tim berbeda yang dimiliki klub dan dia akan menggunakan pengalaman itu untuk terus menjadi bagian dari dunia sepakbola," tambah pria Argentina tersebut.

Selain membantu Mourinho, De la Red juga sempat berkarier sebagai pelatih tim cadangan Getafe pada 2015/2016. Sayang, kariernya berjalan singkat karena tim asuhannya terdegradasi ke divisi yang lebih rendah. De la Red lalu pensiun dan kini mengelola sebuah SSB di kampung halamannya di Mostoles.

"Saya memang punya masalah dengan jantung. Tapi, jantung saya masih berdetak untuk Madrid. Saya memulai tahap yang sangat menarik dalam karier baru ini. Saya sangat bersemangat dan ingin memulai tahap baru dalam karier saya untuk klub ini," pungkas De la Red.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network