Kisah Jan Koller, Raksasa Dua Meter Dulunya Kiper Jadi Striker Mahatajam

"Kepalanya menjadi senjata paling ampuh. Sundulan sekeras tendangan. Bek-bek pusing menjaganya."

Biografi | 22 October 2020, 02:08
Kisah Jan Koller, Raksasa Dua Meter Dulunya Kiper Jadi Striker Mahatajam

Libero.id - Jan Koller mengawali karier sepak bolanya dari barisan paling belakang, sebagai penjaga gawang. Hingga kemudian, ia memutuskan untuk meloncat jauh, berpindah posisi menjadi pemain paling ujung atau depan alias striker.

Pria kelahiran kota Praha, Republik Ceko, pada 30 Maret 1973 itu malang melintang dari klub ke klub, dari negara ke negara, mulai dari klub lokal Sparta Praha, lalu berlanjut ke Lokeren, Anderlecht, Borussia Dortmund, AS Monaco, Nurnberg, Krylia Sovetov Samara, hingga memutuskan pensiun di Cannes.

Mari kita mulai, saat Koller muda mengawali semuanya dari Ceko. Sparta Praha adalah klub pertama yang menerima Koller sebagai juru gedor, debut profesionalnya terjadi pada tahun 1995.

Tak butuh waktu lama bagi Koller muda untuk tampil impresif, dalam 2 musim kebersamaannya dengan Sparta Praha, striker 202 cm itu mencatatkan 26 kali penampilan dan 6 gol. Tidak buruk-buruk amat untuk ukuran anak muda yang semula adalah penjaga gawang.

Pada musim 1996/97, saat usianya 23 tahun, Koller dilirik oleh salah satu klub Liga Belgia, K.S.C. Lokeren. Pada tahun itu juga, ia pun resmi bergabung dan langsung mendapat kepercayaan lebih. Kemampuan mencetak golnya makin menggila. Tiga musim membela Lokeren, Koller tampil sebanyak 102 kali dan total mencetak 46 gol.

Dan itu menarik perhatian klub elit Liga Belgia, Anderlecht. Tanpa basa basi, Koller langsung tancap gas di musim pertamanya, ia bahu membahu dengan striker Kanada Tomasz Radzinski, duet yang dikenal dengan 'pria besar' dan 'pria kecil itu membawa kejayaan bagi Anderlecht, memenangkan gelar liga seolah jadi urusan gampang.

Di akhir kompetisi nama Koller keluar sebagai top skor Belgian Pro League dengan 33 gol dari 45 pertandingan dan sekaligus dinobatkan sebagai Pemain terbaik Ceko tahun 1999. Musim berikutnya jumlah gol Koller hanya berkurang 2 angka.

Dengan modal itulah, Borrusia Dortmund akhirnya memilih Koller tanpa ragu. Ia bergabung dengan raksasa Jerman itu pada musim 2001/02.

Di musim pertamanya, Koller jadi salah satu andalan lini depan Dortmund, ia dipercaya tampil sebanyak 33 kali dan membayar itu semua dengan 11 gol di Bundesliga. Sumbangan golnya itu ikut membantu Dortmund dalam merengkuh gelar juara Bundesliga.

Koller menikmati waktu bersama Die Schwarzgelben. Pada musim kedua, Koller menyarangkan 22 gol di semua kompetisi lalu diikuti 19 gol lainnya menjelang turnamen di Portugal.

Bisa dibilang, bersama Dortmund lah, puncak emas karir seorang Koller, salah satu capaian terbaiknya ialah membawa Dortmund dalam babak final Piala UEFA pada 2002, ia bahkan mencetak gol di laga tersebut. Tapi sayangnya, gol Koller itu belum mampu membantu Dortmund untuk menyingkirkan Feyenoord, mereka kalah dengan skor 2-3.

Pada akhir musim 2005-06,  saat usianya menyentuh angka 30 tahun, keefektifannya menurun seiring bertambahnya usia. Ia lalu hengkang dengan catatan 73 gol dari 167 pertandingan.

Koller boleh dibilang merupakan tipikal pesepakbola yang tidak bisa berlama-lama bermain hanya untuk satu klub. Usai bersama Dortmund, ia melanjutkan petualangan dengan berpindah-pindah klub, mulai dari As Monaco di Ligue 1, lalu

balik ke Bundesliga dengan membela FC Nürnberg, dan berkelana hingga Rusia, dengan seragam Krylia Sovetov Samara, sampai akhirnya pada Agustus 2011, atas serangkaian cedera yang ia alami, Jan Koller memutuskan untuk  pensiun di klub Ligue 1 yakni Cannes.

Tetapi secara keseluruhan, perjalanan dan capaian selama karir Jan Koller, adalah bukti yang tak terbantahkan, bahwa  dirinya adalah 'raksasa' dalam permainan, dalam makna sebenarnya bukan hanya karena perawakannya yang jangkung.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network