Kisah Trevoh Chalobah yang Memiliki Sampingan Sebagai Model

"Mari kita intip perjalanan hidup Chalobah."

Feature | 18 August 2021, 17:56
Kisah Trevoh Chalobah yang Memiliki Sampingan Sebagai Model

Libero.id - Trevoh Chalobah tampaknya kian dewasa. Dia sepertinya telah mendapatkan tempatnya di tim utama Chelsea, apalagi setelah pemain berusia 22 tahun ini masuk ke dalam rencana Thomas Tuchel menyusul penampilannya yang luar bisa saat menjadi man of the match melawan Villarreal di Piala Super Eropa.

Tak hanya itu, Chalobah juga mencetak gol pada debutnya di Liga Premier melawan Crystal Palace. Fakta itu membuat Tuchel terkesima dan memberinya pujian. “Dia bermain bagus melawan Bournemouth, Arsenal dan Tottenham,” kata Tuchel, dilansir The Sun.

“Kami menginginkan pemain-pemain di lapangan yang bisa bermain 90 menit. Dia adalah salah satu yang pertama dalam latihan, kuat secara fisik, dan pantas bermain. Ini cukup mengesankan. Dia memaksa masuk ke dalam pemikiran kita," cetus Tuchel.

Pernyataan Tuchel membuat masa depan Chalobah terjawab di Stamford Bridge. Dia akan menetap di London Barat, tak seperti edisi sebelumnya selalu dipinjamkan ke sejumlah klub.

Chalobah telah menjalani musim panjangnya dengan Ipswich Town, Huddersfield Town, dan klub Prancis, Lorient.

Namun, siapa sangka, Chalobah memiliki kelebihan lain di luar lapangan. Pesepakbola trendi itu ternyata menjadi model majalah untuk perusahaan tas kulit asal Italia, Valore London. Dia menjalani profesi sampingan itu sebelum kebangkitannya yang sensasional bersama The Blues.

Berjudul 'Ikon Inggris Masa Depan', pemotretan ini menampilkan koleksi monogram Blazon mereka dan menunjukkan Trevoh sebagai trendsetter.

Kisah Chalobah dimulai di Afrika. Dia dan kakak laki-lakinya, Nathaniel, sekarang berusia 26 tahun, adalah lulusan akademi Chelsea. Nathaniel sekarang bermain di Watford.

#Kisah Hidup Chalobah

Chalobah lahir di Sierra Leone pada 1999. Keluarganya pindah ke London Selatan ketika dia berusia enam tahun. Dia kemudian menemukan bakatnya lewat permainan yang indah, di mana dia dan saudaranya bermain sepakbola di lapangan.

"Pindah ke sini ketika saya berusia enam tahun. Saya ingat beberapa bagian dari hari-hari awal itu, tetapi ingatan pertama saya yang sebenarnya adalah melihat kandang," katanya kepada majalah Gaffer.

"Taman juga, tempat kami biasa pergi dan bermain setiap hari. Kami bertemu banyak teman di sana, banyak orang yang dulu suka sepakbola," timpalnya. "Kami juga memiliki pusat komunitas dan mereka adalah bagian besar dari masa kecil kami."

Pada usia delapan tahun, Chalobah bergabung dengan saudaranya, Nathaniel, di Cobham sebelum menandatangani kontrak pro pada 2018.

Bermain sebagai bek kanan atau bek tengah, dia memenangkan UEFA Youth League dan FA Youth Cup bersama Mason Mount saat masih remaja.

Dia juga membintangi setiap level untuk Inggris, dari level U-16 hingga U21, dan merupakan bagian dari tim U-19 yang memenangkan Kejuaraan Eropa pada 2017.

#Perjalanannya sebagai Pemain Pinjaman

Dengan peluang yang masih terbatas di Stamford Bridge, Chalobah harus meninggalkan London Barat untuk mendapatkan waktu bermain di tempat lain.

Untuk musim 2018/2019, dia dipinjamkan ke Ipswich Town. Dia bermain 44 kali untuk Tractor Boys, tetapi penampilannya tidak mampu menyelamatkan klub dari degradasi.

Musim berikutnya di West Yorkshire, di mana Chalobah memiliki pengalaman berikutnya di kejuaraan sepakbola bersama Huddersfield Town. Di sanalah dia menarik perhatian bos Danny Cowley. "Trevoh Chalobah akan menjadi pemain top," katanya. "Dia pembelajar yang sangat baik dan selalu ingin menambah permainannya."

Musim lalu, Chalobah melanjutkan perjalanan karier sepakbolanya di luar negeri bersama Lorient di Ligue 1. Dia tampak semakin gemuk dengan sesi latihan beban ekstra di gym, yang dengan bangga dia pamerkan di Instagram.

Pada hari terakhir musim, Chalobah menuliskan namanya di buku rekor Lorient ketika golnya melawan Strasbourg membuat klub bermain imbang 1-1. Gol itu menyelamatkan mereka dari degradasi.

Dia juga memiliki momen tak terlupakan di awal musim ketika menghadapi PSG, di mana Lorient mencatatkan kemenangan 3-2.

“Sangat mengesankan berada di lapangan yang sama dengan Angel di Maria, Neymar, Kylian Mbappe. Saya telah menyaksikan tim ini bermain di Liga Champions. Mengalahkan mereka sungguh luar biasa,” kata Chalobah.

"Neymar bermain sebagai striker. Saya harus sering mengawalnya. Bahkan, ketika saya menekelnya, rasanya seperti, 'Wow, saya menekel Neymar'" kenangnya.

#Kritik dan Saran unutuk Chalobah

Ketika baru berusia 17 tahun saat dia berada di kamp pelatihan skuad muda Inggris, Chalobah ditemui oleh mantan bintang The Blues, Daniel Sturridge, yang memberikan ceramah kepada para pemain muda.

Penyerang itu dengan cepat menyampaikan pengalaman dan sarannya. Itu adalah pesan yang melekat pada model pro.

“Daniel (Sturridge) bersama skuad senior Inggris. Dia menyuruh kami semua duduk dan memberi tahu kami bahwa tujuan utama kami adalah sepakbola,” kata Chalobah kepada The Athletic.

“Dia memberi tahu kami betapa pentingnya tidur. Alih-alih pergi ke pesta dan hal-hal lain, kami harus miliki kekuatan untuk mengatakan tidak. Sepakbola harus didahulukan saat ini. Begitulah dia, dia ingin membantu kami untuk tidak mengambil jalan yang salah," timpalnya.

“Saya selalu menyimpan itu di kepala saya, dari Chelsea, hingga saat menjadi pinjaman di Ipswich dan Huddersfield. Ada godaan untuk keluar, tetapi Anda harus memiliki kekuatan untuk menjauh," paparnya.

"Anda perlu istirahat untuk latihan dan bersiap-siap untuk pertandingan. Kita semua adalah manusia, terkadang Anda perlu bersantai tetapi Anda harus memilih waktu yang tepat. Saya suka keluar untuk makan. Saya sudah beberapa kali keluar clubbing dan bioskop, tetapi hanya pada saat yang tepat," ujarnya.

#Kebangkitan Karier Chalobah

Setelah menjadi bintang saat melawan Villarreal dan Crystal Palace, Chalobah mungkin baru saja mengubah masa depan sepakbolanya.

Sepertinya dia sedang menuju pinjaman keempat berturut-turut, dengan persaingan untuk mendapatkan tempat yang sengit. Toni Rudiger, Thiago Silva, Andreas Christensen, Kurt Zouma semuanya pasti akan berada di depannya dalam urutan kekuasaan.

Bek kanan Cesar Azpilicueta dan Reece James sama-sama bermain di tiga bek musim lalu dan mungkin akan lebih dipercaya jika itu terjadi.

Sementara itu, bek internasional Prancis, Jules Kounde, dikatakan menjadi yang berikutnya dalam daftar belanja Tuchel dalam kesepakatan senilai 70 juta pounds (Rp 1,4 triliun). Namun, apapun yang terjadi di masa depan, Chalobah memiliki banyak hal untuk ditawarkan.

(diaz alvioriki/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network