Kisah Putra Roberto Mancini Kehilangan Kursi Usai Dibajak Fans Inggris Tanpa Tiket

"Bangga melihat sang ayah mengangkat trofi juara."

Feature | 14 July 2021, 12:17
Kisah Putra Roberto Mancini Kehilangan Kursi Usai Dibajak Fans Inggris Tanpa Tiket

Libero.id - Putra Roberto Mancini, Andrea Mancini, terpaksa menonton babak pertama Italia vs Inggris di tangga Wembley. Putra bungsu pelatih Italia itu terpaksa berada di sana setelah kursinya diambil oleh fans yang tidak memiliki tiket.

Partai final Euro 2020 telah dicederai oleh oknum pendukung yang mendobrak gerbang keamanan dalam upaya mendapatkan akses ke stadion menjelang kick-off.

Ratusan pendukung yang diklaim fans Inggris menghancurkan penghalang, bergumul dengan petugas, hingga menyebabkan kekacauan yang tidak perlu di dalam Wembley.

Fans yang tak memiliki tiket itu merangsek masuk hingga mengklaim kursi tempat duduk, meski itu bukan jatah mereka. Pengalaman ini yang dirasakan putra Mancini setelah kursinya diambil oleh penyusup.

Andrea, pemuda berusia 28 tahun itu, tiba di Wembley dengan harapan menyaksikan ayahnya memimpin Italia meraih kemenangan dari tribune penonton. Tetapi, pada saat kedatangannya, kursinya sudah terisi.

"Ada kekacauan dengan fans tanpa tiket dan kursi saya telah diambil, jadi saya harus menonton babak pertama duduk di tangga stadion," kata Andrea Mancini kepada Sky Sport Italia setelah peluit penuh waktu.

"Saya menemukan tempat lain di babak kedua. Mungkin itu membawa keberuntungan," timpalnya.

Meski kursinya diambil, Andrea senang melihat ayahnya mengangkat trofi Euro 2020 setelah mereka berhasil mengalahkan Inggris dalam drama adu penalti yang menegangkan.

"Hidup selalu menawarkan kesempatan kedua dan ayah (Mancini) memanfaatkan itu," lanjutnya.

“Ini merupakan perjalanan panjang, Italia mendominasi hampir setiap pertandingan selama Euro. Saya belum bertemu dengannya, saya berbicara dengannya kemarin dan dia sangat senang. Dia telah menciptakan rekor yang luar biasa,” timpalnya.

"Sebelum turnamen, saudara-saudara saya dan saya memberinya sepatu kuda biru, mengatakan kepadanya bahwa itu akan membawa keberuntungan. Dia menyimpannya di dalam kopernya. Tiga tahun lalu, dia adalah satu-satunya orang yang percaya bahwa Italia dapat mencapai hasil ini," kenangnya.

Andrea juga memposting pesan kepada ayahnya di Instagram setelah menang.

"Terima kasih atas apa yang telah Anda lakukan, telah memberikan kembali momen kegembiraan dan kebahagiaan kepada orang-orang," tulisnya.

"Kamu sangat baik sebagai ayah maupun sebagai pribadi, tetapi hari ini di atas semua itu kamu sangat baik sebagai pelatih. Saya bangga padamu,” paparnya.

“Kamu adalah seorang seniman yang telah mengekspresikan keajaiban bulan ini dan kamu telah melukis karya seni paling indah yang pernah ada, di atas kanvas,” ungkapnya. "Selalu di sisimu. Saya mencintaimu."

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network