Bagaimana Peringkatnya? 10 Bek Kiri Terbaik Dunia Saat ini

"Fullback adalah posisi yang tidak bisa disepelekan. Jadi, siapa yang terbaik di sisi kiri? Ini daftarnya."

Feature | 11 July 2021, 04:06
Bagaimana Peringkatnya? 10 Bek Kiri Terbaik Dunia Saat ini

Libero.id - Sepakbola telah melihat beberapa bek kiri luar biasa selama bertahun-tahun. Contohnya, Roberto Carlos. Pria Brasil itu menetapkan standar tinggi untuk pemain bertahan di sektor kiri pada awal milenium baru.

Berkat Carlos, fullback bukan lagi pelangkap formasi di sepakbola. Para pelatih saat ini menggunakan bek sayap sebagai senjata andalan sebagai pengumpan bola sekaligus eksekutor. Peran mereka sama pentingnya dengan penyerang tengah, winger, atau playmaker.

Peran fullback selalu mengalami perkembangan, meski pada dasarnya sama dari waktu ke waktu. Mereka adalah orang yang mempertahankan area sayap. Tapi, di waktu yang sama mereka juga memiliki fungsi menyerang, kreator  pencetak gol, pengambil bola mati, hingga pembangkit semangat rekan-rekannya.

Kami telah menggunakan sejumlah statistik yang berasal dari WhoScored.com  dari musim lalu untuk mengukur peringkat serta kontribusi keseluruhan pemain untuk posisi bek kiri. Berikut ini peringkat 10 fullback kiri terbaik saat ini:


10. Lucas Digne (Everton, Prancis)

Statistik 2020/2021: 30 penampilan, 0 gol, 7 assist, 2,4 sapuan per game, 1,5 operan kunci per game

Pemain berusia 27 tahun, yang menandatangani kontrak baru hingga 2025 pada Februari 2021, menciptakan lebih banyak peluang dari pemain Everton mana pun musim lalu.


9. Raphael Guerreiro (Borussia Dortmund, Portugal)

Statistik 2020/2021: 25 penampilan, 5 gol, 10 assist, 0,9 sapuan per game, 2,0 operan kunci per game

Dijuluki The Battery karena gayanya yang penuh energi di kiri dan kanan, Guerreiro dilaporkan menjadi target transfer Carlo Ancelotti di Real Madrid. Pemain Portugal kelahiran Prancis membuka skor Euro 2020 negaranya melawan Hungaria. Tapi, mencetak gol bunuh diri selama laga berikutnya melawan Jerman.

Guerreiro lulus dari INF Clairefontaine milik Asosiasi Sepakbola Prancis (FFF). Akademi itu juga melahirkan Kylian Mbappe, Olivier Giroud, hingga Thierry Henry.


8. Ben Chilwell (Chelsea, Inggris)

Statistik 2020/2021: 27 penampilan, 3 gol, 5 assist, 1,7 sapuan per game, 1,1 operan kunci per game

Ben Chilwell membuat dampak langsung setelah kepindahannya ke Chelsea dari Leicester City musim panas tahun lalu.  Dia kemudian menjadi bek Chelsea pertama yang mencetak gol pada debut di Premier League dan bermain penuh di semifinal serta final Liga Champions.


7. Jordi Alba (Barcelona, Spanyol)

Statistik 2020/2021: 34 penampilan, 3 gol, 5 assist, 0,9 sapuan per game, 1,5 operan kunci per game

Pada usia 32 tahun, ini adalah bukti keuletan dan konsistensi Jordi Alba. Dia masih ada dan layak masuk dalam daftar ini. Juara Euro 2012, dan pencetak gol di final. Tapi, akibat masalah finansial di Barcelona, Alba kemungkinan diberi opsi pemotongan gaji atau pindah ke klub lain.


6. Alex Sandro (Juventus, Brasil)

Statistik 2020/2021: 20 penampilan, 2 gol, 1 assist, 2 sapuan per game, 0,7 operan kunci per game

Meski musim terganggu oleh positif Covid-19, pemain asal Brasil itu menyelesaikan 87,7% operan di Serie A dan 85,4% dalam lima penampilan Liga Champions untuk Juventus.

Pemain berusia 30 tahun itu mencetak satu dan hanya kebobolan dua gol untuk Selecao saat Brasil melaju tanpa terkalahkan ke final Copa America 2021 dan akan melawan rival lama Argentina.


5. David Alaba (Bayern Muenchen, Austria)

Statistik 2020/2021: 30 penampilan, 2 gol, 3 assist, 1,8 sapuan per game, 0,9 operan kunci per game

Hasilkan 12 umpan silang selama Euro 2020, Alaba menjadi kapten Austria yang memimpin hingga fase knock-out pertama dalam sejarah. Akselerasi dan staminanya telah membuat Alaba tampil lebih dari 400 kali untuk Bayern, termasuk saat memenangkan 10 gelar Bundesliga dan dua Liga Champions.


4. Alphonso Davies (Bayern Muenchen, Kanada)

Statistik 2020/2021: 22 penampilan, 1 gol, 2 assist, 1,2 sapuan per game, 0,9 umpan kunci per game

Alphonso Davies pernah dilaporkan mencapai kecepatan tertinggi hingga 35,6 km/jam. Rekor lainnya, Davies merupakan pemain termuda sejak Roque Santa Cruz pada 1999 dan orang Kanada pertama yang mencetak gol untuk Bayern.

Sejak bergabung dengan Bayern pada Januari 2019, dia telah memantapkan dirinya di posisi bek kiri. Kecepatan dan kejeliannya dapat menekan lawan serta membuatnya berbahaya di sepertiga sektor penyerangan. Davies telah mencetak sembilan gol dalam 23 penampilan untuk negaranya.


3. Luke Shaw (Manchester United, Inggris)

Statistik 2020/2021: 30 penampilan, 1 gol, 5 assist, 1,2 sapuan per game, 2,3 operan kunci per game

Luke Shaw telah berkembang di bawah Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United dan Gareth Southgate di Inggris.  Pemain berusia 25 tahun itu menjadi salah satu bintang di Euro 2020. Bahkan, Shaw mendapatkan julukan "Shawberto Carlos" dari rekan setimnya di Inggris.


2. Theo Hernandez (AC Milan, Prancis)

Statistik 2020/2021: 33 penampilan, 7 gol, 5 assist, 1,5 sapuan per game, 1,3 operan kunci per game

Theo Hernandez dibujuk Paolo Maldini untuk pindah ke Milan pada 2019. Dia tidak bisa menolak karena Maldini adalah salah satu bek sayap terbaik pada dekade 1990-an. Dengan cepat, Hernandez muncul sebagai salah satu bek kiri terbaik di Eropa. Penuh dengan visi dan kekuatan defensifnya menyulitkan para penyerang.

PSG telah membuat kesepakatan untuk mengontrak Hernandez sebelum Euro 2020 diselenggarakan. Tapi, Milan tidak mau menyetujui langkah tersebut.


1. Andy Robertson (Liverpool, Skotlandia)

Statistik 2020/2021: 38 penampilan, 1 gol, 7 assist, 1,8 sapuan per game, 1,7 operan kunci per game

Pada Oktober 2020, ketika pertahanan Liverpool dilubangi oleh cedera Virgil van Dijk, di saat itulah Robertson mengambil tindakan. Pria berusia 27 tahun tumbuh dengan peran kepemimpinannya yang luar biasa. Dia mengumpulkan 37 assist dalam empat musim. 

Energi dan keseriusannya membuat Robertson ditunjuk menjadi kapten Skotlandia di Euro 2020. Dia memimpin timnya di turnamen besar pertama dalam 23 tahun dengan menghasilkan 32 upaya umpan silang serta 12 umpan silang seukses. Sayang, The Tartan Army tersingkir di fase grup.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network