Kisah Forest Green Rovers, Klub Sepakbola Hijau Milik Hector Bellerin

"Di Inggris, ada klub yang mengaku "paling ramah lingkungan"."

Feature | 07 March 2021, 13:33
Kisah Forest Green Rovers, Klub Sepakbola Hijau Milik Hector Bellerin

Libero.id - Kesadaran terhadap kelestarian bumi ternyata juga disadari orang-orang di sepakbola. Di Inggris, ada klub yang mengaku "paling ramah lingkungan". Mereka adalah Forest Green Rovers, yang sebagian sahamnya dimiliki bintang Arsenal asal Spanyol, Hector Bellerin.

Forest Green klub sepak bola profesional yang berbasis di Nailsworth, Gloucestershire. Tim ini berkompetisi di League Two (kasta keempat) dan memainkan pertandingan kandang di The New Lawn Stadium sejak 2006.

Dibentuk pada 1889, klub menjadi anggota pendiri Mid Gloucestershire League, 5 tahun kemudian. Bersaing di berbagai kompetisi liga lokal selama abad 20, mereka memenangkan banyak gelar liga lokal seperti Dursley & District League, Stroud & District League, Stroud Premier League, North Gloucestershire League, hingga Gloucestershire Northern Senior League.

Mereka juga menjadi anggota pendiri Gloucestershire County League pada 1968, sebelum pindah ke Hellenic Premier League, 7 tahun kemudian. Mereka menghabiskan 13 tahun berikutnya di Midland Division of the Southern League dan secara singkat berkompetisi dengan nama Stroud FC.

Kembali dengan nama Forest Green Rovers, klub memenangkan gelar Southern League Southern Division and Premier Division, serta mendapatkan promosi ke Conference National. Kemudian berjuang di National League dan pada akhirnya mendapatkan kesempatan masuk English Football League (EFL) lewat League Two.

Sebenarnya, Forest Green termasuk klub biasa layaknya Manchester United, Liverpool, atau Arsenal. Tapi, semua berubah ketika Dale Vince datang pada 2010 untuk memperkenalkan konsep "klub sepakbola hijau".

Di bawah kepemimpinan "pengusaha ramah lingkungan" kelahiran 29 Agustus 1961 itu, Forest Green menjadi klub sepakbola vegan pertama di dunia. Maksudnya, restoran klub yang ada di stadion hanya menjual produk-produk makanan vegetarian dan organik.

Lalu, pada Juni 2011, klub mulai mengerjakan pembuatan stadion ramah lingkungan. Ini termasuk mengembangkan lapangan yang sepenuhnya organik (tanpa pupuk kimia dan pengairan daur ulang). Pada Desember 2011, 180 panel surya dipasang di atap stadion. Itu membantu klub menghasilkan 10% listrik yang dibutuhkan untuk menjalankan stadion.

Proyek dilanjutkan pada April 2012 ketika Forest Green memperkenalkan mesin pemotong rumput robot pertama yang digunakan oleh klub sepakbola Inggris. Robot mesin pemotong Etesia dikenal sebagai "mow bot", menggunakan teknologi GPS untuk memandu di sekitar lapangan tanpa perlu campur tangan manusia serta mengumpulkan daya dari panel surya di stadion.

Pada Desember 2012, klub mengalahkan 200 nominator lainnya untuk menjadi pemenang dalam penghargaan Institute of Groundsmanship dalam kategori keberlanjutan dan lingkungan untuk lapangan organik dan aspek lingkungan di The New Lawn.

Tidak puas dengan hal tersebut, pada 3 November 2016, klub mengumumkan desain pemenang untuk stadion baru berkapasitas 5.000 kursi yang akan dibangun di dalam kompleks Eco Park di samping Junction 13 di jalan bebas hambatan M5 Gloucestershire.

Desain stadion hampir seluruhnya terbuat dari kayu, termasuk penopang atap. Ini akan dapat ditingkatkan ukurannya menjadi 10.000 kursi tergantung pada kesuksesan klub. Rencana tersebut awalnya ditolak oleh otoritas perencanaan pada Juni 2019. Tapi, rencana yang direvisi disetujui pada akhir tahun itu.

EFL selaku operator di League Two juga memberikan persetujuan untuk stadion tersebut pada Februari 2021. Hal ini dimaksudkan agar stadion baru tersebut memiliki jejak karbon paling rendah dari stadion manapun di dunia.


Seragam dari serat bambu dan limbah kopi

Keseriusan Forest Green terhadap keberlanjutan bumi bukan isapan jempol semata. Selain stadion, jersey juga menjadi faktor yang dipikirkan dengan benar. Hasilnya, Forest Green meluncurkan seragam yang sebagian terbuat dari limbah kopi. Jersey itu akan dikenakan musim depan dan sudah diuji coba pekan lalu ketika menghadapi Colchester.

Pemain sebenarnya sudah memakai kemeja yang terbuat dari serat bambu. Tapi, Vince mengatakan bahwa menggunakan ampas kopi membuat mereka lebih ramah lingkungan sekaligus ringan saat dikenakan.

"Kausnya adalah kombinasi ampas kopi dan botol plastik daur ulang, yang merupakan proses khusus. Jadi, semua isinya organik. Kami pikir ini lebih ringan dari bambu, dan ternyata bernapas lebih baik, yang merupakan kejutan bagi saya. Tapi, ada manfaat kinerja dari meminimalkan plastik karena anda lebih banyak berkeringat dan menjadi lebih panas. Tentu saja membutuhkan perpaduan karena kausnya harus kuat (tidak mudah sobek)," kata Vince kepada BBC Sport.

Seragam tersebut adalah langkah terbaru Forest Green. Pasalnya, pada 2017, mereka diakui FIFA sebagai "klub sepakbola paling hijau di dunia". Sementara pada 2018 mendapatkan penghargaan PBB karena menjadi yang pertama sebagai karbon netral.

Sebelum menggunakan ampas kopi, Forest Green telah menggunakan serat bambu sebagai bahan jersey. Entah ide Forest Green diikuti atau justru yang mengikuti, fakta menunjukkan dalam beberapa musim terakhir, klub-klub lain termasuk MU, Liverpool, Juventus, dan Real Madrid mulai membuat kaus yang terbuat dari botol plastik daur ulang sampah lautan.

"Mengambil plastik dari laut dan menggunakannya untuk membuat pakaian adalah hal yang hebat dan harus dilakukan. Saya tidak berpikir itu akan lama sampai semua klub menggunakan bahan daur ulang untuk kit mereka," tambah Vince.


Diberi bantuan dana oleh Hector Bellerin

Sebagai klub idealis, tentu saja Forest Green membutuhkan dana yang tidak sedikit. Penyedia dana pertama tentu saja Vince. Dia merupakan pengusaha asli Inggris yang memiliki perusahaan energi ramah lingkungan, Ecotricity. Perusahaannya menyediakan listrik yang bersumber dari kincir angin raksasa, solar panel untuk listrik tenaga surya, dan biogas dari limbah rumah tangga.

Laporan menyatakan, perusahaan yang didirikan pada 1 April 1996 tersebut mendapatkan pemasukan 193.340.000 pounds pada 2019, dengan kerugian mencapai 1.267.000 pounds.

Selain Vince, sejak 2020, Forest Green juga dibantu Hector Bellerin. Pemain yang beroperasi di sektor belakang tersebut tertarik dengan idealisme Forest Green. Saat ini dia adalah pemegang saham terbesar kedua klub.

"Green Forest menunjukkan jalan kepada orang lain. Banyak orang merasa tidak ada solusi untuk masalah dunia. Tapi Forest Green sudah melakukan banyak hal. Saya sangat senang menjadi bagian dari keluarga klub ini. Saya akan membantu semampu saya, mendukung orang-orang yang ingin mengubah dunia menjadi lebih baik," kata Bellerin.

Pemuda berusia 25 tahun itu memang dikenal sebagai pesepakbola yang sadar sosial. Dia pernah mengumpulkan uang untuk menanam 60.000 pohon di hutan hujan Amazon. "Ketika saya pertama kali bermain Forest Green (dalam laga persahabatan pramusim 2014/2015), yang saya tahu tentang mereka adalah itu jauh dari London!" tambah Bellerin.

"Ketika saya mendengar lebih banyak tentang klub dan pekerjaannya, saya tahu saya ingin bertemu mereka dan menjadi bagian darinya. Saya memutuskan mendukung Vince semampu saya," pungkas lulusan La Masia itu. 

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network