Kisah Franck Ribery Mualaf, Ternyata karena Kenangan Satu Pekan di Aljazair

"Ribery punya kenangan manis di Aljazair sebelum akhirnya memeluk Islam."

Feature | 07 February 2021, 07:05
Kisah Franck Ribery Mualaf, Ternyata karena Kenangan Satu Pekan di Aljazair

Libero.id - Beragam latar belakang mempengaruhi atlet dunia memutuskan hijrah memeluk Islam, tapi cerita tersendiri dialami Franck Ribery ketika menjadi mualaf sejak 15 tahun silam.

Selama berkarier di Jerman bersama Bayern Muenchen, pemain bernama lengkap Franck Henry Pierre Ribery itu dikenal sebagai salah satu pesepak bola muslim yang taat. Faktor apa yang melandasi pemain dengan 81 caps bersama timnas Prancis itu memeluk Islam?

Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Claude Moreau, dijelaskan apa yang melatarbelakangi Ribery pindah ke agama Islam. Ribery ternyata menyimpan sebuah kenangan tinggal selama satu minggu di Aljazair pada musim panas 2006. Momen itu memiliki keterkaitan dengan agamanya saat ini.

Ribery mengatakan bahwa dirinya tidak bisa melupakan sambutan hangat dan jalinan persaudaraan yang diberikan masyarakat Aljazair selama tinggal di negara Afrika bagian utara tersebut. Pemain yang identik dengan nomor 7 itu merasa seperti berada di rumah dan di antara keluarganya sendiri.

Ribery sangat berterima kasih atas upacara penyambutan yang diselenggarakan untuk menghormatinya di Kota Oran, tepatnya di hadapan beberapa tokoh olahraga Aljazair dan pihak berwenang setempat.

Dia menambahkan, perjalanannya ke Aljazair terwujud berkat istrinya Wahiba Benmahi yang merupakan warga negara Prancis asal Aljazair. Benmahi sangat ingin sekali membuat suaminya mengetahui dan menghargai negara orang tua dan leluhur istrinya tersebut.

Ribery mengatakan sangat menikmati masa tinggal satu minggu di Aljazair bagian barat, terutama di Kota Tlemcen, Nedroma, dan Oran. Ribery menekankan bahwa pernikahan dengan seorang wanita Aljazair, yang telah memberikan dirinya dua anak, sangat membantunya dalam proses memeluk Islam. “Itu sebenarnya adalah pilihan pribadi dan dipikirkan dengan baik,” ujar Ribery.

Keterikatan itu membuatnya memiliki kedekatan dengan Aljazair, termasuk mendukung The Green Falcons menjadi juara di Piala Afrika pada 2013.

“Saya menyaksikan bersama keluarga tim Aljazair melawan Libya di pertandingan kualifikasi terakhir. Saya sangat senang dengan penampilan dan kemenangan mereka. Saya mendoakan yang terbaik bagi mereka di Afrika Selatan 2013,” ujarnya kepada Goal.com.

Ribery kembali menegaskan keputusannya masuk Islam adalah dorongan baginya di semua tingkatan, terutama dalam karier sepak bolanya baik timnas Prancis maupun masa berkualitasnya bersama Die Roten.

Dalam buku yang diterbitkan pada 2009 menjelaskan bahwa perpindahan ke Islam telah memungkinkannya untuk mendapatkan kepercayaan diri yang lebih besar. Dia memiliki pengendalian diri yang lebih baik.

“Praktek keagamaan saya, baik sembahyang ritual harian atau puasa Ramadhan, berjalan tanpa ada halangan saat membela Bayern Muenchen,” tegas Ribery.

Kini, pemain berusia 37 tahun tersebut bermain bersama Fiorentina. Dalam wawancaranya bersama Football Italia, Ribery mengatakan dirinya tidak akan lupa akan jati diri dan asalnya walau masih terbilang sukses sebagai pesepak bola profesional.

“Saya tidak pernah lupa dari mana saya berasal, Boulogne-sur-Mer multikultural, tempat saya dibesarkan. Saya bertemu istri saya, Wahiba, di sana dan memeluk Islam,” tutupnya.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network