5 Trisula Penyerang Terbaik dalam Sejarah Liga Premier

"Dunia mengenal kombinasi Messi, Suarez, Neymar. Tetapi Liga Premier juga tak kalah dalam menghasilkan trisula kelas dunia."

Feature | 27 November 2020, 10:25
5 Trisula Penyerang Terbaik dalam Sejarah Liga Premier

Libero.id - Liga Premier telah menjadi kompetisi sepak bola nomor 1. Dengan jumlah penonton terbanyak dan permainan yang sangat dinamis membuat kompetisi di tanah ratu Elizabeth itu menjadi begitu istimewa.

Adpaun tim-tim besar Liga Premier berani untuk berinvestasi besar guna meningkatkan kapasitas permainan tim dan sebagai hasilnya, ada beberapa pemain yang mampu membenntuk kemitraan yang luar biasa, lebih tepatnya ketika para pemain terbaik bergabung di lapangan, setidaknya mereka akan sulit  untuk dihentikan.

Kombinasi Messi, Suarez dan Neymar adalah sesuatu yang tidak bisa dilupakan oleh penggemar sepak bola. Liga Premier juga memiliki beberapa trio yang mematikan dan tak kalah hebatnya dengan MSN, siapa saja trio terbaik dalam sejarah Liga Premier? berikut ulasannya:

Trio Kehormatan: Harry Kane, Dele Alli dan Son Heung-Min (Tottenham Hotspur)

Setelah hampir dua dekade tampil dengan peforma yang fluktuatif dan hasil yang kurang memuaskan, Tottenham Hotspur akhirnya tampil bagus di bawah Mauricio Pochettino. Pochettino menemukan permata pada diri Dele Alli, Son Heung-Min dan Harry Kane, dimana ketiganya menjadi salah satu striker terbaik di dunia.

Ketiganya hampir tak terbendung di musim 2016/17 dan mencetak 61 gol. Harry Kane mencetak 29 gol di Liga Premier sementara Dele Alli mencetak 18 gol, saat itu ia baru berusia 20 tahun. Spurs akhirnya mencetak lebih banyak gol dan kebobolan lebih sedikit daripada sang juara, Chelsea.

Usia musim 2016/17 berakhir sangat disayangkan ketiganya tidak mampu tampil konsisten. Dele Alli telah menjadi orang buangan di bawah Jose Mourinho. Tapi Son Heung-Min dan Harry Kane saat ini adalah duo penyerang terbaik di Liga Premier saat ini.

5.Didier Drogba, Frank Lampard, Florent Malouda (Chelsea)

Setelah Jose Mourinho menaikkan standar di Chelsea dan mengubahnya menjadi salah satu raksasa Liga Inggris, The Blues masih bekerja keras untuk mempertahankan standar tersebut.

Menjelang akhir dekade pembukaan abad ke-21, manajemen The Blues memiliki tim yang tangguh dan dilatih oleh Carlo Ancelotti. Didier Drogba adalah striker terbaik, setidaknya selama beberapa musim dan kombinasinya bersama salah satu gelandang dengan raihan gol terbaik sepanjang masa, Frank Lampard serta sayap Prancis yang begitu lincah,  Florent Malouda adalah sesuatu yang mematikan untuk tim lawan. Ketiganya mencetak lebih dari 60 gol  dalam satu musim, di mana Chelsea mencetak 103 gol. Drogba dan Malouda secara fisik agresif, gesit dan sangat cerdas dan bersama Lampard di belakang kedua pemain tersebut, mereka saling melengkapi satu sama lain.

4.Thierry Henry, Denis Bergkamp, Robert Pires (Arsenal)

Libero.id

Kredit: arsenal.com

Musim 2003/04 sangat terasa sangat istimewa untuk para pendukung Arsenal, dimana selain  menjadi juara Liga Premier tanpa kekalahan, mereka juga memiliki skuat paling berbakat, tentunya dengan dibarengi kecerdasan Arsene Wenger di lapangan. Lini serang The Gunners dipimpin oleh trio pemain yang luar biasa, yakni mulai dari Thierry Henry yang tak tergantikan, Denis Bergkamp, dan Robert Pires di lini kedua.

Mereka bukanlah trio penyerang tradisional, mengingat betapa Wenger lebih menyukai duet penyerang. Ketiganya berperan penting dalam salah satu kampanye Liga Premier terhebat sepanjang masa dengan Henry memimpin lini depan dan mencetak 30 gol. Sementara kehadiran Robert Pires dan Denis Bergkamp berperan dalam membantu Henry jika mengalami kebuntuan.

3. Raheem Sterling, Leroy Sane, Sergio Aguero (Manchester City)

Ada suatu masa ketika Manchester City tampak tampil di level yang sepertinya mustahil untuk diimbangi. Dengan dana segar yang tak terbatas, The Citizens memiliki para pemain terbaik dunia yang sanggup mengoper bola dan berlari mengelilingi pertahanan lawanya di Liga Premier pertandingan demi pertandingan, itu ada pada trio Raheem Sterling, Leroy Sane, Sergio Aguero.

“Sterling, Sane dan Aguero saling melengkapi dengan gemilang dan mereka didukung oleh David Silva dan Kevin De Bruyne di belakang mereka. Tipuan Sterling, kecepatan Sane dan kemahiran Sergio Aguero semuanya dipertunjukkan selama keseluruhan musim dan itu bukan hal yang menyenangkan untuk ditonton?” ujar Pep Guardiola.

Ketiganya mencetak 49 gol di antara mereka selama musim Liga Premier dan juga membuat 34 assist.
 
2. Roberto Firmino, Sadio Mane dan Mohamed Salah (Liverpool)

Libero.id

Kredit: premierleague.com dan liverpoolfc.com

Trio penyerang terbaik di Liga Premier saat ini, Roberto Firmino, Sadio Mane dan Mohamed Salah telah memberikan mimpi buruk kepada para bek selama hampir tiga musim sekarang.

Ketiganya memilki kecepatan dan semua kelincahan yang dibutuhkan untuk menjadi penyerang mematikan. Firmino bukan tipikal No 9, namun ia  menyerahkan beban mencetak gol kepada Mane dan Salah tetapi visi bermain dan kecerdasannya sangat memungkinkan buat rekan satu timnya dalam mencetak gol untuk The Reds itu berjalan dengan baik.

Salah dan Mane masing-masing mencetak 22 gol dan menyelesaikan musim 2018/19 denga berbagi Sepatu Emas bersama Pierre-Emerick Aubameyang. Ketiganya mungkin adalah bagian terpenting dari tim Jurgen Klopp saat memenangkan Liga Champions UEFA dan Liga Premier dalam dua musim terakhir.

1. Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney dan Carlos Tevez (Manchester United)

Sangat disayangkan kita tidak bisa melihat trio Setan Merah itu bertahan lebih lama di Liga Premier. Baik Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney dan Carlos Tevez, pernah berada di livel permainan terbaik mereka dan benar-benar ‘menghancurkan’ pertahanan tim-tim  di Liga Premier. Mereka terlalu panas untuk 'ditangani' dan terlepas dari spekulasi awal bahwa ketiga ego para pemain bintang itu tidak akan bisa hidup bersama, faktanya trisula itu mampu bermain dengan sangat baik.  

Ronaldo, Rooney dan Tevez mencetak 79 gol yang luar biasa di antara mereka pada  musim 2007/08 dan mengemas 30 assist. Di akhir musim, trio maut itu sukses mencetak total 93 gol dari 42 pertandingan, luar biasa bukan?

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network