Kisah Cha Bum-kun, Pemain Legendaris Korea yang Mengguncang Eropa

"Dia hadir sebelum era Park Ji-sung dan Son Heung-min. Korea Selatan tak pernah kehabisan megabintang."

Biografi | 21 November 2020, 12:18
Kisah Cha Bum-kun, Pemain Legendaris Korea yang Mengguncang Eropa

Libero.id - Keberhasilan Park Ji-sung bersama Manchester United atau Son Heung-min di Tottenham Hotspur tidak bisa dilepaskan dari sepak terjang Cha Bum-kun. Mantan striker itu adalah inspirasi semua pemain Korea Selatan masa kini.

Bum-kun adalah pensiunan pesepakbola yang kini berusia 67 tahun. Dia adalah pemain paling populer di Negeri Gingseng pada dekade 1970 hingga 1980-an. Selama 11 tahun, Cha Bum-kun menjadi pemain yang masuk di banyak headline media olahraga Jerman akibat aksi-aksi memukaunya di Bundesliga.

Ayah Cha Du-ri itu memulai petualangan di Eropa dengan memperkuat Darmstadt. Saat itu, dia bermain bagus di timnas setelah tampil memukau di level klub. Dimulai dari Korea Trust Bank FC, Bum-kun memperkuat tim sepakbola Angkatan Udara Korea.

Sayang, pengalaman pertama Bum-kun di Benua Biru tidak berjalan sempurna, Dia tidak banyak mendapatkan kesempatan merumput sepanjang musim kompetisi 1978/1979. Dirinya hanya merumput 1 kali tanpa menghasilkan gol.  

Lantaran tidak betah hanya menjadi penghangat bangku cadangan, Bum-kun akhirnya memilih hijrah ke Eintracht Frankfurt pada transfer window musim panas 1979. Dia menjadi pemain Asia pertama di klub berseragam merah-hitam tersebut. Saat itu, usianya baru 26 tahun.

Keputusan pindah ke Frankfurt ternyata tepat. Bum-kun langsung melejit di musim pedana bersama Die Adler. Dirinya berhasil mencetak 15 gol dalam 46 pertandingan pada semua kompetisi. Dia juga mendapat pujian dengan menunjukkan penampilan luar biasa yang membawa Frankfurt untuk memenangkan Piala UEFA untuk pertama kalinya.

"Saya bermain di final Piala UEFA 1979/1980 untuk Borussia Moenchengladbach melawan Frankfurt, yang memiliki pemain legendaris dari Korea sebagai penyerang. Dia adalah wajah Frankfurt saat itu. Dia memiliki kecepatan, teknik hebat, penggiring bola yang hebat, dan mencetak gol. Yang paling penting, dia adalah pemain tim terbaik," kata Lothar Matthaeus pada 2015, dilansir ESPN .

"Rekan senegaranya yang modern, Son Heung-min, juga menjalani musim yang bagus untuk Bayer Leverkusen. Saya harap dia menjadi sebaik Bum-kun," tambah Legenda sepakbola Jerman itu, ketika mengomentari Heung-min yang sempat mencuri perhatian di Bundesliga sebelum sukses di Liga Premier.

Pada musim kedua bersama Die Adler, Bum-kun cedera parah saat bertemu Leverkusen. Saat itu, 23 Agustus 1980, tulang punggung Bum-kun retak setelah berduel dengan Juergen Gelsdorf.

Namun, setelah sembuh Bum-kun justru semakin menggila. Pemilik postur 179 cm tersebut membantu Frankfurt memenangkan DFB-Pokal 1980/1981 setelah mengalahkan FC Kaiserslautern 3-1. Bum-kun mencetak gol ketiga Frankfurt pada pertandingan final tersebut.

Setelah sukses bersama Frankfurt, Leverkusen datang mengajukan tawaran. Tanpa pikir panjang, dia langsung setuju pindah ke Bayer Arena pada 1983. Total, 6 musim dirinya bermain untuk Die Werkself. Bum-kun bermain pada 215 pertandingan dan mencatatkan 63 gol. Piala UEFA 1987/1988 menjadi pencapaian terbaik Bum-kun di Leverkusen.

Bum-kun menjadi pahlawan Leverkusen ketika memenangkan Piala UEFA. Pertandingan final Bum-kun bersama Leverkusen jauh lebih dramatis dari Frankfurt. Pada leg pertama, Leverkusen kalah 0-3 dari Espanyol. Pada leg kedua, Leverkusen balik menang 3 gol tanpa balas. Bum-kun menjadi pencetak gol ketiga klub milik perusahaan farmasi tersebut. Laga harus dilanjutkan hingga adu penalti dan Leverkusen akhirnya unggul 3-2.

Piala tersebut spesial karena menjadi gelar bergengsi pertama yang berhasil diraih  Leverkusen sejak pertama kali berdiri pada 1904. Gelar itu juga menjadikan Bum-kun pemain kesembilan dalam sejarah ketika itu yang memenangi Piala UEFA dua kali dengan tim yang berbeda.

Setelah 11 tahun berkarier di Jerman, Bum-kun memutuskan pensiun. Jika ditotal, dia bermain pada 308 pertandingan Bundesliga dengan mencetak 98 gol. Uniknya, tidak ada satu pun gol yang dia cetak dari titik putih. Dia juga hanya mendapatkan satu kuning selama berkiprah di Jerman.

Bum-kun mencetak gol ke-93 di Bundesliga pada 31 Oktober 1987 dan menjadi pemain asing pencetak gol teratas dengan melampaui 92 gol pendahulunya Willi Lippens. Rekornya tidak rusak selama 11 tahun sampai striker asal Swiss, Stephane Chapuisat, mencetak gol ke-99 pada 4 Oktober 1998. Pada 2018, Bum-kun berada di peringkat 7 dengan Pierre-Emerick Aubameyang menjadi pemain asing pencetak gol terbanyak dalam sejarah Bundesliga.

"Sampai hari ini saya belum melihat ada pemain asal Asia di Bundesliga yang bisa mencapai level seperti Bum-kun. Tapi, mungkin akan segera dilewati pemain lain karena sepakbola berkembang pesat di kawasan itu," pungkas Matthaeus.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network