Libero.id - Setelah timnas Thailand diundang ke Piala WAFF (Asia Barat), kini giliran timnas Malaysia mendapatkan kesempatan ikut Piala SAFF (Asia Selatan). Itu adalah turnamen yang mirip Piala AFF di Asia Tenggara. Lalu, kapan Indonesia diundang sub konfederasi lainnya?
Meski bukan agenda resmi FIFA, turnamen-turnamen regional seperti Piala AFF, Piala EAFF, Piala WAFF, atau Piala SAFF selalu penting bagi negara-negara di kawasan itu.
Untuk Piala AFF, pesertanya memang hanya negara-negara Asia Tenggara. Tapi, di sub konfederasi lain, ada tim yang secara sengaja diundang. Contohnya di Asia Barat dan Asia Selatan. Biasanya, mereka yang mendapat undangan adalah timnas dengan kualitas yang dianggap cukup bagus. Salah satunya timnas Malaysia.
Menurut laporan ASEAN Football, Presiden Persatuan Sepakbola Asia Selatan (SAFF), Kazi Salahuddin, mengundang dua timnas pada Piala SAFF 2023, 21 Juni-3 Juli 2023. Mereka adalah Malaysia dan Arab Saudi. Turnamen edisi ke-14 itu juga diikuti India, Bhutan, Bangladesh, Nepal, Maladewa, dan Pakistan.
Timnas India yang merupakan juara edisi terakhir. Jadi, untuk turnamen kali ini, mereka terpilih sebagai tuan rumah. Dan, lokasi pertandingan berada di Bengaluru.
Lalu, bagaimana respons Persatuan Sepakbola Malaysia (FAM)? Mereka menerima undangan itu. Tapi, kemungkinan tidak akan mengirimkan tim utama yang ditangani Kim Pan-gon. Sebab, Harimau Malaya dijadwalkan menjalani FIFA Matchday melawan Kepulauan Solomon dan Yaman.
Sebagai alternatifnya, FAM membuka opsi mengirim Malaysia U-22 asuhan Elangovan Elavarasan. Ini akan jadi ajang pemanasan sebelum Piala AFF U-23 2023 maupun Kualifikasi Piala AFC U-23 2024. Tujuannya, pemain-pemain Harimau Muda merasakan atmosfer pertandingan kompetitif internasional sambil memastikan fisik dan kebugaran mereka lebih siap.
Tapi, sebelum memenuhi undangan SAFF, Malaysia U-22 akan dikirim ke SEA Games 2023 di Kamboja. Misi mereka adalah medali emas, meski tergabung di Grup B bersama Thailand, Vietnam, Singapura, dan Laos. Artinya, ini adalah grup neraka.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Opini