Kisah Jozsef Keaveny, Jebolan Leicester City Kini Terdampar di Liga Kamboja

"Jika tidak beruntung di Kamboja, bisa coba Liga Indonesia seperti Privat Mbarga."

Biografi | 25 February 2022, 12:26
Kisah Jozsef Keaveny, Jebolan Leicester City Kini Terdampar di Liga Kamboja

Libero.id - Sepakbola Kamboja sedang mengejar ketertinggalan dari negara-negara tetangga terdekat seperti Thailand atau Vietnam. Bekerja sama dengan Jepang, Liga Premier Kamboja mulai meniru langkah J League dengan membuka keran pemain asing berkualitas. Salah satunya jebolan Leicester City, Jozsef Keaveny.  

Jika anda penggemar The Foxes, Keaveny bukan sosok asing. Dia bergabung dengan akademi pada usia 10 tahun. Meski belum sempat main di tim utama, striker kelahiran Leicester, 12 Oktober 1999, itu sempat mencicipi latihan bersama Wes Morgan, Riyad Mahrez, Jamie Vardy, dan pemain lain yang memenangkan Liga Premier 2015/2016.

Beberapa rekan seangkatan Keaveny, kini menjadi bintang di Leicester. Sebut saja Kiernan Dewsbury-Hall dan Luke Thomas. Ada lagi Calvin Bassey yang menjadi pemain kunci Glasgow Rangers. "Kami melakukan sesi latihan bersama (pelatih) Paul Cheney, yang 10 tahun lebih tua," kenang Keaveny, dilansir Planet Football.

"Ada juga Inigo Idiakez dan Mark Jackson, yang merupakan dua pelatih terbaik yang pernah saya miliki. Cara mereka membantu saya dan para pemain lainnya bertransisi dari tim muda ke profesional sangat fenomenal," tambah Keaveny.

Keaveny adalah penggemar Leicester dan Glasgow Celtic. Meski lahir di Inggris, kakek-neneknya berasal dari Irlandia. Sementara kakek dari pihak ibu meninggalkan Hungaria setelah Revolusi pada 1956. Jadi, dia memiliki hak membela tiga tim nasional, dan itu dibuktikan dengan memperkuat Hungaria U-17 dan Irlandia U-18.

Pada awalnya, dia secara teratur mengambil bagian dalam latihan dan uji coba pramusim dengan skuad tim utama. Tapi, datang cedera yang merusak ACL hingga pecah saat berlatih.

"Saya tidak melangkah ke lapangan selama lebih dari tiga setengah tahun. Itu adalah waktu tersulit dalam hidup saya. Saya diganggu dengan keraguan diri. Tapi, yang penting bagi saya adalah tidak membiarkannya membebani saya terlalu banyak. Kontrak saya di Leicester habis dan saya pergi. Saya tidak bisa menunjukkan kepada mereka apakah saya benar-benar bagus dalam sepakbola," ungkap Keaveny.

Keaveny dan teman dekatnya, Sim Thandi, dilepas The Foxes. Keduanya lalu direkomendasikan ke AEK Larnaca di Siprus oleh Inigo Idiakez. Di sana, saudaranya, Imanol Idiakez, menjadi pelatih.

Keduanya bergabung dengan AEK di sebuah kamp pelatihan di Polandia. Mereka bermain dalam pertandingan pemanasan melawan Lech Poznan dan Lechia Gdansk. Keaveny dan Thandi kemudian dipermanenkan pada musim panas 2019 dengan kontrak dua tahun.

"Awalnya sangat sulit, meski keluarga saya cukup sering berkunjung. Begitu juga dengan keluarga Sim, yang juga dekat dengan saya. Kami juga berbagi rumah bersama, yang membuatnya lebih mudah. Masalahnya, saya masih diliputi keraguan bahwa saya mulai membenci sepakbola (trauma akibat cedera)," ujar Keaveny.

"Itu tidak ada hubungannya dengan siapa pun di AEK. Mereka semua hebat. Hanya saja saya telah beralih dari bermain sepakbola U-16 menjadi tim utama di klub yang secara teratur tampil di Liga Europa. Jadi, itu langkah besar bagi saya. Itu hampir seperti memainkan permainan yang berbeda, dan saya mengalami banyak rasa sakit fisik maupum emosional," ungkap Keaveny.

Sayang, pandemi Virus Corona mengakhiri musim pertama Keaveny di Siprus. Jadi, dia kembali ke Inggris pada musim panas 2020. Percobaan di Derry City pun terjadi, tapi tidak berhasil.

"Saya ingin bekerja untuk mereka. Paddy McCourt, yang merupakan salah satu pahlawan masa kecil saya di Celtic, adalah direktur teknik Derry. Tapi, itu tidak membuahkan hasil, terutama karena  pandemi yang tak kunjung reda. Saya juga mengalami lebih banyak masalah lutut dan merasa tidak pantas untuk terjun ke sepakbola profesional," beber Keaveny.

Keaveny kemudian berhenti sejenak dan mengambil pekerjaan di Leicester sebagai salah satu staf pelatih untuk anak-anak. Dia juga bermain semiprofesional untuk Anstey Nomads, di United Counties League. Dia juga mencoba karier menjadi agen. Dia juga memiliki Lisensi UEFA C dan telah mendaftar melalui Asosiasi Sepakbola Irlandia (FAI) untuk mengambil Lisensi UEFA B.

Namun, sebelum melangkah di pekerjaan baru lebih jauh, tiba-tiba datang tawaran bermain di Kamboja bersama Angkor Tiger. Klub ini berbasis di kota terbesar kedua di Kamboja, Siem Reap. Ini adalah kota yang terkenal dengan situs Angkor Wat, yang jadi daya tarik wisata utama di Kamboja.

"Alistair Heath, yang merupakan kepala akademi Leicester di Thailand, menjadi pelatih (Angkor Tiger). Dan, dia bertanya apakah saya ingin pergi ke Kamboja. Saya mendapatkan tempat yang bagus dari segi kebugaran. Jadi, saya bersedia," ujar Keaveny.

"Ini jelas sangat berbeda, baik dari segi budaya maupun gaya hidup. Tapi, saya sangat menikmatinya. Sebagian besar rekan satu tim saya berbicara Bahasa Inggris dan orang Kamboja adalah orang-orang yang sangat ramah. Kelembabannya konyol. Tapi, saya sudah terbiasa dari Siprus dan sangat menyenangkan untuk kembali ke apartemen saya dan melompat ke kolam renang," ungkap Keaveny.

Liga Premier Kamboja 2022 akan dimulai pada 5 Maret 2022. Diikuti delapan tim, sang juara akan tampil di play-off Piala AFC 2023. Ini kompetisi dengan format baru yang menggantikan C-League. Tidak semua klub C-League bisa ikut karena ada proses verifikasi yang ketat layaknya J League.

"Saya tidak melihat masa depan jangka panjang saya sebagai pemain. Pikiran saya telah terbuka bahwa saya memiliki karier yang singkat dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat diterima begitu saja," kata Keaveny.

Meski pindah ke Kamboja, Keaveny tidak berniat bermain lebih lama dan bertahap bisa melanjutkan kariernya sebagai pelatih. Dia ingin bermain satu atau dua tahun di Asia Tenggara sebelum balik ke Inggris. "Saya sudah melakukan beberapa pelatihan dengan U-18 di Leicester dan di Anstey Nomads," kata Keaveny.

"Brendan Rodgers telah mewujudkan impian saya dengan melatih Celtic dan Leicester. Jadi, mungkin saya bisa menempuh jalan yang sama," pungkas Keaveny.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network