Kisah Cinderella ala Guinea Khatulistiwa di Piala Afrika 2021, Calon Kuda Hitam

"Tim kecil dari negara kecil dan pemain medioker, tapi punya potensi kejutan."

Biografi | 30 December 2021, 13:44
Kisah Cinderella ala Guinea Khatulistiwa di Piala Afrika 2021, Calon Kuda Hitam

Libero.id - Melihat Guinea Khatulistiwa ambil bagian dalam Piala Afrika 2021 cukup mengejutkan. Pasalnya, ini akan menjadi penampilan pertama mereka melalui jalur kualifikasi. Dua edisi yang diikuti sebelumnya, 2012 dan 2015, diikuti Guinea Khatulistiwa saat menjadi tuan rumah. 

Kualifikasi Piala Afrika kali ini benar-benar menjadi semacam dongeng ala Cinderella bagi Guinea Khatulistiwa. Mereka lolos sebagai runner-up Grup J di belakang Tunisia dan di atas Tanzania serta Libya. 

"Guinea Khatulistiwa seperti Cinderella di kompetisi ini. Ini adalah keberhasilan penting bagi Guinea Khatulistiwa untuk lolos, karena dua kesempatan lainnya hanya memainkan kompetisi sebagai penyelenggara," kata mantan pemain Guinea Khatulistiwa, Juvenal Edjogo, kepada BBC Africa.

"Liga di negara kami tidak terlalu profesional. Tim ini terdiri dari pemain yang bermain di Eropa. Tapi, hanya ada beberapa pemain di La Liga (Spanyol) dan Serie B (Italia. Bukannya para pemain tidak memiliki kualitas, mereka hanya saja tidak mendapat tempat di liga-liga top Eropa," tambah Edjogo.

Di putaran final bulan depan, Guinea Khatulistiwa akan menghadapi juara bertahan Aljazair, pemenang dua kali Pantai Gading, serta kuda hitan Sierra Leone. Guinea Khatulistiwa tidak diunggulkan karena hanya menempati peringkat 114 FIFA.

Meski berat, Guinea Khatulistiwa akan berjuang mengulang kejutan pada Piala Afrika 2012 dan 2015. Pada 2012, saat menjadi tuan rumah bersama Gabon, mereka mencapai perempat final. Sementara pada 2015 saat menjadi tuan rumah seorang diri, terhenti di semifinal. 

Guinea Khatulistiwa berharap banyak pada sentuhan magis sang pelatih lokal, Juan Micha. Dia mengambil alih tim pada Maret 2021, mengamankan tempat di African Nations League dan memimpin anak-anak aduhnya tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Apa yang telah diberikan oleh pelatih berusia 46 tahun itu cukup membanggakan, termasuk kemenangan kandang 1-0 atas Tunisia. Hasil itu akhirnya menggeser Guinea Khatulistiwa ke play-off. Itu artinya, mereka tinggal menjalani dua laha kandang-tandang untuk lolos ke Qatar.

"Juan menjadi asisten pelatih ketika saya bermain untuk tim nasional. Dia adalah pelatih di Spanyol, kami menyebutnya 'hombre de la casa'. Ini akan menjadi tantangan menarik untuk dirinya," ucap Edjogo.

Untuk turnamen di Kamerun nanti, Guinea Khatulistiwa akan menyertakan beberapa pemain berbakat. Iban Salvador dari Fuenlabrada dan Jose Machin dari Monza akan menjadi tumpuan utama. Sementara mantan pemain Real Mallorca, Middlesbrough, dan Birmingham City, Emilio Nsue, akan menjadi pemimpin.

"Emilio adalah kapten dan bagian penting bagi tim. Tapi, saya tidak tahu kondisinya saat ini. Saya tahu dia telah berlatih keras sepanjang bulan ini. Tapi, konsistensi bermain di kompetisi menjadi hal terpenting bagi seorang pemain. Jika anda tidak memiliki tim dan berlatih sendiri setiap hari, itu tidak sama dengan berlatih dalam tim yang dinamis," kata Edjogo.

"Kompetisi adalah hal yang paling penting. Tapi, saya berharap Emilio tiba di Piala Afrika dalam kondisi yang baik. Saya berharap di transfer window musim dingin dia dapat menemukan klub," pungkas Edjogo. 

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network