Inilah Kekuatan 3 Calon Lawan Persipura di Fase Grup Piala AFC 2021

"Mutiara Hitam masuk Grup H dan akan bertanding di Singapura. Lawannya bukan tim abal-abal."

Berita | 02 May 2021, 02:45
Inilah Kekuatan 3 Calon Lawan Persipura di Fase Grup Piala AFC 2021

Libero.id - Mundurnya dua klub Myanmar, Shan United dan Hanthawaddy United, karena kondisi politik dan keamanan yang tidak memungkinkan membuat Persipura mendapatkan tiket otomatis fase grup. Mutiara Hitam masuk Grup H dan akan bertanding di Singapura.

Seperti Liga Champions Asia (LCA), AFC juga mengubah format semua kompetisi antarklub maupun negara. Dari sistem home and away yang biasa diselenggarakan berubah menjadi home tournament di satu tempat. Semuanya digelar tanpa penonton.

Dengan konsekuensi seperti ini, setiap tim tidak lagi memainkan 6 pertandingan (3 kandang 3 tandang), melainkan hanya 3 kali. Dari kacamata kas klub, penyelenggaraan di satu tempat akan memangkas biaya transportasi. Sementara dari sudut pandang non teknis, tim kehilangan aura magis stadion kandang.

"Jadi, 19 Mei 2021 tidak ada pertandingan play-off di Stadion Mandala. Kita akan langsung main di Singapura pada  29 Juni-5 Juli 2021 untuk fase grup. Saya sudah perintahkan manajer untuk komunikasi dengan pelatih untuk susun dan atur kembali persiapan tim," kata Ketua umum Persipura, Benhur Tommy Mano, di akun Instagram resmi klub, @persipurapapua1963.

Meski optimistis, Persipura tetap waspada mengamati calon lawan di Grup H. Pasalnya, Mutiara Hitam akan menghadapi tim-tim yang memiliki reputasi bagus di negara masing-masing. Berikut ini kekuatan klub tersebut:


1. Kedah Darul Aman (Malaysia)

Libero.id

Kredit: instagram.com/kedahdarulamanfc

Kedah Darul Aman adalah klub sepakbola yang berbasis di Alor Setar, yang berlaga di Liga Super Malaysia. Mereka satu-satunya tim dalam sejarah sepakbola Malaysia yang memenangkan dua kali treble winners, yaitu 2006/2007 dan 2007/2008.

Klub ini dikelola oleh Darulaman Football Club Sdn Bhd itu berhak mewakili Malaysia di fase grup Piala AFC setelah menjadi runner-up Liga Super 2020. Mereka berada di belakang Johor Darul Ta'zim (JDT) yang mendapatkan kesempatan berkompetisi di Liga Champions Asia.

Untuk musim ini, Kedah tetap dilatih Aidil Sharin Sahak. Mereka diperkuat pemain yang pernah berkompetisi di Indonesia bersama Borneo FC, Renan Alves. Mereka juga beberapa pemain asing bagus seperti Rodney Celvin (Ghana), Anumanthan Kumar (Singapura), Kipre Tchetche (Pantai Gading),  Kpah Sherman (Liberia), dan Rabih Ataya (Lebanon).

Di Liga Super sejauh ini, Kedah mengumpulkan 23 poin dari 11 pertandingan yang sudah dijalani. Posisi itu menempatkan tim yang pernah dibela Andik Vermansah itu di posisi 2 dengan tertinggal 1 poin dari JDT.


2. Lion City Sailors (Singapura)

Libero.id

Kredit: instagram.com/lioncitysailors.fc

Klub ini didirikan pada 1945 dengan nama Police Sports Association. Lalu, di era S-League berubah menjadi Home United setelah diambil alih Kementerian Dalam Negeri Singapura. Dan, sejak 14 Februari 2020 berubah lagi menjadi Lion City Sailors (LCS) setelah dikuasai perusahaan internet di Negeri Singa, Sea Limited, milik taipan Forrest Li.

Musim ini, LCS memecahkan rekor kontrak terbesar dalam sejarah sepakbola Singapura ketika mengeluarkan SGD3 juta (Rp32,5 miliar) untuk Diego Lopes (Rio Ave) dan Jorge Felipe (Al-Tai Saudi).

Selain dua pemain Brasil berharga mahal tersebut, LCS juga diperkuat sejumlah pemain timnas Singapura. Contohnya, Hassan Sunny, Amirul Adli, Tajeli Salamat, Nur Adam Abdullah, Shahdan Sulaiman, Gabriel Quak, Hafiz Nor, Saifullah Akbar, Faris Ramli, hingga anak ketiga Fandi Ahmad, Ilhan bin Fandi Ahmad.

LCS juga punya pemain asing dengan kemampuan bagus seperti Song Ui-young (Korea Selatan) dan Stipe Plazibat (Kroasia). Nama terakhir bahkan sudah memproduksi 9 gol dalam 8 pertandingan Liga Premier Singapura.

Satu-satunya yang bisa menjadi titik lemah LCS saat tampil di Piala AFC adalah suksesi pelatih yang baru saja dilakukan. Aurelio Vidmar baru saja mengundurkan diri untuk melatih BG Pathum United di Thailand. Untuk sementara LCS ditukangi pelatih interim, Robin Chitrakar.


3. Saigon FC (Vietnam)

Libero.id

Kredit: instagram.com/saigonfc.official

Saigon Football Club, atau dalam Bahasa Vietnam disebut Cau lac bo Bong da Sai Gon, didirikan pada 2016 dan dikelola oleh  Saigon Football Development Joint Stock Company. Awalnya, klub ini bermarkas di Hanoi dan menjadi Saigon setelah pindah ke Ho Chi Minh City.

Meski baru seumur jagung, Saigon tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka menempati posisi 3 klasemen akhir Championship Group (fase kedua) V-League 1 2020 setelah menang 9 kali dan imbang 7 kali dari 20 pertandingan.

Untuk musim ini, Saigon dalam kondisi yang kurang stabil. Dari 11 pertandingan, mereka ada di posisi 11 dari 14 peserta. Klub juga menjalani dua kali suksesi pelatih. Pertama, Vu Tien Thanh digantikan Masahiro Shimoda pada 25 Februari 2021. Kemudian, Shimoda dipecat pada 30 Maret 2021 untuk diisi Phung Thanh Phuong.

Meski internal tidak bagus, Saigon tetap ancaman tersendiri. Mereka diperkuat beberapa pemain asing bagus seperti Thiago Melo (Brasil), Papa Ibou Kebe (Prancis), Papa Diakite (Senegal), Woo Sang-ho (Korea Selatan), hingga pemain naturalisasi Sebastian Gaston Merlo (Argentina).

Saigon juga punya dua pemain nasional Vietnam, yaitu Cao Van Trian (gelandang) dan Pham Van Phong (kiper).

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network