Libero.id - "Tubuhnya, ketampanannya ... aku gemetar,” demikian ungkap Georgina Rodríguez tentang pertemuan pertama dengan Ronaldo.
Istri Cristiano Ronaldo telah mengungkapkan bagaimana perasaannya ketika dia pertama kali bertemu dengan mantan bintang Real Madrid. Dia juga mengungkap kesulitan karena sering diburu oleh pers.
Dalam sebuah wawancara untuk majalah Italia Grazia, dia menggambarkan bagaimana dia gemetar ketika pertama kali bertemu.
Ronaldo pertama kali bertemu Rodríguez di sebuah toko Gucci di Madrid, di mana dia bekerja sebagai asisten toko pada saat itu. Dan sejak saat pertama, dia mengakui bahwa bunga cinta beterbangan.
“Tingginya, tubuhnya, ketampanannya menarik perhatianku. Saya gemetaran di depannya, saat itulah bunga api cinta menyala,” kenang model berusia 26 tahun itu.
“Saya sangat pemalu dan mungkin ini yang menggerakkan saya di depan seseorang yang, dengan satu pandangan, telah menyentuh saya sangat dalam. Kemudian setelah itu, cara Cristiano memperlakukan saya, merawat saya dan mencintai saya melanjutkan semua hubungan dengan sendirinya,” kata Rodriguez tentang kencan dengan Ronaldo
Berpacaran dengan bintang olahraga terbesar di dunia, yang baru-baru ini menjadi orang pertama yang mencapai lebih dari 200 juta pengikut di Instagram, juga harus dilalui dengan kesulitan. Terutama ketika Rodriguez mulai terus-menerus diburu oleh pers.
"Situasi menjadi tak tertahankan. Orang-orang mengejar saya. Mereka menelepon saya, wartawan datang ke butik dengan berpura-pura menjadi pelanggan. Sedikit demi sedikit saya mulai bekerja di belakang meja untuk mengekang keingintahuan pers yang agresif," ujar Rodriguez.
“Pada suatu waktu itu tidak berlanjut: saya mengubah diri, tetapi mereka masih ada di sekitar saya. Saya tidak bisa keluar dengan aman karena selalu ada seseorang yang ingin memotret saya. Itu sebabnya saya selalu harus khawatir tentang keselamatan saya. "
Namun, dia dengan cepat melupakan masalahnya ketika menonton suaminya di lapangan.” Dia adalah satu-satunya yang berhasil membuat saya bersemangat selama pertandingan. Saya beruntung menjadi mitra pemain sepakbola terbaik sepanjang masa. Ketika dia berada di lapangan, saya mendapatkan emosi yang tak terbatas. Dia tidak memiliki saingan.”
Opini