Momen Lama Saat Roy Keane dan Jason McAteer Ribut, Kemarahannya Abadi

"Ini terjadi pada 2002, Tapi, dampaknya masih terasa sampai 2022."

Viral | 14 February 2022, 05:22
Momen Lama Saat Roy Keane dan Jason McAteer Ribut, Kemarahannya Abadi

Libero.id - Roy Keane adalah sosok pemain yang disegani. Pembawaannya yang seperti preman membuat pemain lain memilih untuk menghindari konflik di lapangan. Tapi, apakah semua pemain lawan takut? Tidak semuanya! Contohnya, Jason McAteer.

Selama 12 tahun karier yang gemilang bersama Manchester United, pemain asal Irlandia itu sangat ditakuti lawan-lawannya. Meski bukan gelandang Liga Premier yang paling mengesankan secara fisik, Keane selalu tampak menjaga wibawanya di semua pertandingan yang diikuti.

Keane tidak sungkan melakukan tekel, menyerang lawan, berteriak pada rekan satu timnya. Dan, hal-hal semacam itulah yang secara umum membuat semua orang sedikit takut. 

Namun, ada satu pemain lawan yang tampaknya tidak pernah terintimidasi oleh Keane. Dia adalah McAteer, yang sebenarnya merupakan rekan setimnya di tim nasional Irlandia. 

Meski sama-sama bahu-membahu bersama The Boys in Green, hubungan Keane dan McAteer memang sudah panas sejak lama. Situasi semakin tidak kondusif ketika Keane keluar dari skuad Irlandia pada malam hari sebelum pertandingan Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Setelah insiden pada musim panas 2002 itu, hubungan mereka hancur total.

Bukti yang diingat orang hingga detik ini hadir pada 2022 ketika kedua pemain saling berhadapan-hadapan pada pertandingan Liga Premier antara Sunderland dengan MU di Stadium of Light.

Saat itu di menit 72, saat skor 1-1, Keane berusaha merebut bola dari McAteer. Yang terjadi berikutnya malah tarik-menarik jersey hingga keduanya sama-sama terjatuh. Dan, saat hendak melancarkan serangan, Keane harus ditahan oleh wasit, Uriah Rennie, dan rekan setimnya David Beckham. Keduanya dipisahkan, tapi gesture mereka cukup jelas terbaca.

McAteer terlihat mengucapkan kata-kata kotor kepada Keane, yang memberi isyarat kepadanya untuk terus berbicara. McAteer kemudian juga memprovokasi Keane dengan gerakan tangan seperti mengecat sesuatu. Hal itu merujuk penerbitan otobiografi pertamanya  pada 2002. Keane kemudian diusir keluar lapangan karena melakukan pelanggaran terhadap McAteer.

Beberapa tahun setelahnya, McAteer mengungkapkan bahwa Keane masih menyimpan dendam padanya. "Saya tidak bisa memberi tahu anda kapan terakhir kali saya berbicara dengannya," kata McAteer pada peluncuran otobiografinya, Blood, Sweat and McAteer.

"Orang-orang bertanya kepada saya apakah saya ingin berbaikan dengan Roy Keane? Tapi, ini bukan tentang itu. Tangan saya terbuka, dan saya selalu ada untuk mengobrol jika dia ingin melalukan hal itu," tambah McAteer.

Namun sampai sekarang api kemarahan tampaknya masih berkobar di dada Keane, meski saat ini bekerja sebagai komentator di salah satu stasiun televisi. 

"Dia bekerja untuk ITV. Saat saya berjalan masuk, saya melewati pintu, melihat ke belakang saya dan melihatnya dan saya membukakan pintu untuknya. Tapi, dia hanya berjalan melewatinya dan langsung melewati saya tanpa mengenali saya. Itu adalah kesempatan baginya untuk menyapa, tapi dia tidak ingin tahu," ungkap McAteer.

"Saat bertemu dengannya di ruang tunggu setelah pertandingan, dia muncul dan berbicara sedikit," tambah McAteer.

"Dan, pada satu kesempatan, sekitar dua atau tiga pertandingan yang lalu, dia turun dari panggung setelah selesai dan dia harus berjalan melewati kami di atas meja. Dia berjabat tangan dengan Paul McGrath dan Ray Houghton. Tapi, dia hanya mengabaikan saya dan terus berjalan," pungkas McAteer.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network