Libero.id - Sadar atau tidak, ada fitur khusus di jersey klub-klub Liga Premier. Dimana terdapat sebuah tanda merah di bagian dada, dan itu merupakan bunga poppy. Pertanyaannya, apa makna dari bunga poppy itu.
Usut punya usut, tanda bunga poppy di jersey itu ternyata telah menjadi tradisi selama beberapa tahun terakhir. Sebuah simbol penghormatan kepada para tentara yang gugur dalam Perang Dunia I.
Bunga poppy adalah simbol pemersatu dan peringatan untuk para prajurit negara persemakmuran Inggris yang gugur saat mewakili negara mereka dalam kurun waktu antara 1914 hingga 1918.
"Sejak 2012, setiap klub Liga Inggris memiliki bunga poppy yang dijahit ke jersey mereka menjelang Remembrance Day (11 November). " tulis laporan Goal internasional.
"Bunga poppy merah secara khusus dipilih sebagai referensi medan perang di mana bunga itu tumbuh berlimpah,"
Merujuk penjelasan dari situs resmi Liga Premier, jersey khusus itu rutin digunakan selama pertandingan mulai 30 Oktober hingga 7 November.
Dan jersey yang dipakai untuk pertandingan itu ditandangani oleh para pemain dan nantinya akan dilelang pada November hingga Desember, dimana uang hasil lelang akan disumbangkan ke The Royal British Legion untuk membantu para veteran di komunitas Angkatan Bersenjata.
Alasan Nemanja Matic Tak Pakai Bunga Poppy
Namun, menariknya, saat laga antara Tottenham Hotspur vs Manchester United pada Sabtu (30/10/2021), yang lewat Nemanja Matic yang masuk menggantikan Bruno Fernandes tampak tak mengenakan jersey dengan jahitan bunga poppy di dadanya.
Mengenai hal itu, Matic menjelaskan, "Saya menyadari sepenuhnya mengapa orang memakai bunga poppy, saya benar-benar menghormati hak setiap orang untuk melakukannya dan sangat bersimpati kepada siapa pun yang kehilangan orang yang dicintai karena konflik," katanya mengawali.
Sebelumnya, Matic sempat mengenakan simbol bunga tersebut. Namun tak lagi dikenakannya karena alasan pribadi dan pengalaman masa kecilnya yang terdampak langsung perihnya perang
"Namun, bagi saya itu hanya pengingat akan serangan yang saya rasakan secara pribadi sebagai seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang ketakutan dan tinggal di Vrelo, karena negara saya dihancurkan oleh pengeboman Serbia pada tahun 1999,"
Pemain berposisi gelandang itu lebih lanjut menjelaskan,
"Saya tidak ingin meremehkan itu sebagai simbol kebanggaan di Inggris atau menyinggung siapa pun. Namun, kita semua adalah produk dari didikan kita sendiri dan ini adalah pilihan pribadi untuk alasan yang juga jelas,"
"Saya harap semua orang mengerti alasan saya sekarang karena saya telah menjelaskannya dan saya dapat berkonsentrasi untuk membantu tim dalam pertandingan yang ada," pungkasnya.
(gigih imanadi darma/gie)
Opini