Kisah Ayah Harry Maguire Jadi Korban Rusuh Final Euro 2020, Rusuknya Patah

"Ada di waktu dan tempat yang salah, terinjak-injak, dan harus dilarikan ke rumah sakit."

Berita | 14 July 2021, 20:40
Kisah Ayah Harry Maguire Jadi Korban Rusuh Final Euro 2020, Rusuknya Patah

Libero.id - Kerusuhan di final Euro 2020 ternyata memakan banyak korban. Salah satu yang harus merelakan berurusan dengan rumah sakit karena mengalami patah tulang rusuk adalah ayah Harry Maguire, Alan Maguire.

Maguire menceritakan mengapa ayahnya bisa menderita akibat ulah sekelompok penggemar tanpa tiket yang tak bertanggung jawab. Bek Manchester United tersebut menyebut ayahnya berada di waktu dan tempat yang salah ketika para perusuh mencoba masuk stadion tanpa tiket.

"Ayah saya sedang terinjak-injak. Saya belum terlalu banyak berbicara dengannya, tapi saya senang anak-anak saya tidak pergi ke stadion karena itu menakutkan. Dia bilang dia takut dan saya tidak ingin ada keluarga yang mengalami itu lagi di pertandingan sepakbola,' kata Maguire kepada The Sun.

"Saya telah melihat banyak video dan telah berbicara dengan ayah dan keluarga saya. Ayah dan agen saya yang paling menderita. Dia berjuang dengan napasnya setelah itu karena tulang rusuknya. Tapi, dia bukan orang yang membuat keributan besar. Dia korban," tambah Maguire.

"Saya harap kita bisa belajar dari ini dan memastikan itu tidak terjadi lagi. Ayah akan selalu mendukung saya dan pergi ke pertandingan. Tapi, dia akan sedikit lebih sadar akan segala sesuatu yang terjadi di sekitar. Kita semua harus lebih sadar dan belajar darinya," ungkap mantan pemain Leicester City itu.

Akibat kejadian memalukan itu, UEFA dan FA membuka penyelidikan disiplin atas insiden di final Euro 2020 yang merugikan banyak pihak, termasuk ayah Maguire. Kepala Eksekutif FA, Mark Bullingham, mengatakan bahwa tinjauan penuh akan dilakukan atas apa yang telah terjadi.

Sementara Redaktur kepala Sky Sports News, Bryan Swanson, mengatakan UEFA "sangat tidak senang" dengan tindakan para penggemar di dalam maupun sekitar Wembley selama final Euro 2020. Dia menuduh "penyihir mabuk" mencoba memaksa masuk ke stadion tanpa tiket.

Selanjutnya, FA didakwa oleh UEFA atas empat tuduhan yang timbul dari kekacauan tersebut. Proses disiplin dibuka atas invasi lapangan, pelemparan benda, mencemooh lagu kebangsaan Italia, dan menyalakan kembang api.

Maguire berharap apa yang terjadi pada final tidak mempengaruhi peluang Inggris menjadi tuan rumah Piala Dunia di masa depan. "Wembley adalah tempat yang luar biasa. Ini adalah rumah yang luar biasa dan para penggemar, dan cara mereka bertindak luar biasa, terlepas dari beberapa yang aneh di final," ungkap Maguire.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network