Pengakuan Nesta: Messi Hancurkan Mental Saya

""Saya kelelahan, pandangan saya kabur dan berkunang-kunang," kata Nesta."

Berita | 23 June 2021, 10:10
Pengakuan Nesta: Messi Hancurkan Mental Saya

Libero.id - AC Milan pada era 2000-an merupakan klub dengan pemain bertahan komplit. Kita sebut beberapa secara satu persatu; Nelson Dida, Maldini, Cafu, Stam, Alessandro Nesta. Di antara semua itu nama terakhir yang disebut merupakan tembok yang paling kokoh.

Pada masanya, pemain yang pernah mengantarkan Italia juara Piala Dunia 2006 itu merupakan salah satu bek tengah terhebat dalam sejarah sepak bola.

Nesta telah berhadapan dengan banyak penyerang hebat dengan segala kemampuan yang mereka miliki. Tapi tak pernah sekalipun, Nesta berkata menyerah, ia menggunakan kaki, kepala, semua bagian tubuh yang bisa ia pakai untuk menyetop pergerakan lawan, ia merupakan bek yang disegani.

Namun di hadapan Lionel Messi cerita jadi agak sedikit berbeda. Nama Messi adalah pengecualian di kamus bertahan Nesta.

Nesta pernah secara terbuka mengaku 'dihancurkan mentalnya' oleh Messi. Momennya ketika AC Milan berjumpa Barcelona pada musim 2011/12 di Liga Champions. Nesta yang saat itu berusia 37 tahun, harus berhadapan dengan Messi muda yang berusaha dengan sangat keras dan sekaligus cerdas.

Mantan pemain Lazio itu tak akan pernah melupakan ketika ia gagal  menguasai dirinya dalam duel yang sangat menarik,

"Pada menit kesepuluh saya berusaha menghentikan Messi dan malah jatuh ke tanah karena kelelahan, pandangan saya akan kabur, berkunang-kunang," katanya pada Goal.com

Lalu Nesta menambahkan, " Messi  mengulurkan tangannya untuk menarik saya ke atas. Pada saat itulah Messi menghancurkan saya secara mental."

Seolah tak cukup jelas, Nesta mengulang kalimatnya dengan cara yang lain, "Apakah Anda mengerti? Saya terjatuh dan setelah dua detik saya membuka mata, saya melihat wajahnya dengan tangannya di atas tanda bahwa dia ingin membantu saya bangun. Saat itu juga Messi secara mental menghancurkan saya."

Mungkin Nesta kagum dengan cara Messi memperlakukan dirinya, karena itu ia tak sungkan untuk melontarkan kalimat di atas. Jadi konteksnya positif.

Musim itu, Messi memang hampir tak terbendung, bagaimana tidak La Pulga mengakhiri musim dengan 73 gol di semua kompetisi.

Ketika ditanya siapa yang lebih baik antara Messi dan Ronaldo, dengan agak retoris ia mula-mula ingin menegaskan bahwa dirinya sempat menghadapi dua pemain terbaik di abad 21, "Saya bermain melawan Ronaldo dan Messi.

Dan inilah jawabannya, "Mereka berdua kuat dan hebat dengan caranya masing-masing. Tapi saya lebih suka tidak bertemu Messi di antara keduanya."

(mochamad rahmatul haq/mit)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network