Kisah Wolfgang Frank, Mentor Juergen Klopp dan Inovator Jerman yang Misterius

"Juergen Klopp mengagumi sosok Wolfgang Frank sebagai mentor terbaiknya."

Biografi | 19 February 2021, 13:30
Kisah Wolfgang Frank, Mentor Juergen Klopp dan Inovator Jerman yang Misterius

Libero.id - Banyak pelatih enggan memuji mentor mereka. Apakah itu karena kasus tidak ingin tampil inferior atau mungkin takut membiarkan diri mereka terbuka terhadap tuduhan kekurangan individualitas dan bakat kreatif, sehingga menurunkan reputasi mereka.

Berbeda dengan sejumlah figure berikut ini. Mereka seolah lebih terbuka dan tak takut mengakui kekaguman terhadap para mentor. Johan Cruyff, misalnya. Legenda sepak bola Belanda ini selalu mengenali pengaruh Rinus Michels.

Hal sama berlaku saat Liverpool melaju ke puncak Liga Premier, di mana Juergen Klopp menjadi topik utama. Dalam buku hasil karya Rafa Honigstein berjudul 'Klopp: Bring the Noise' menjelaskan bahwa Wolfgang Frank adalah pelatih yang paling memengaruhi Klopp. “Menggambarkannya sebagai manusia yang luar biasa,” tulis Honigstein, dilansir Punditfeed.com.

Walau memperkenalkan Frank sebagai mentor yang memengaruhi gaya melatih Klopp, banyak orang belum mengetahui figure yang dimaksud. Siapa sebenarnya sosok pelatih yang begitu dikagumi oleh Klopp?

Frank lahir di Kota Reichenbach, Jerman Barat. Frank menikmati kariernya yang relatif tidak spektakuler sebagai penyerang. Dia memainkan 215 pertandingan di tim utama, mencetak 89 gol bersama tujuh klub berbeda. Frank juga memainkan setengah lusin pertandingan bersama tim Jerman Barat B, meskipun tidak pernah mencapai level internasional.

Performa kurang impresif saat merumput membuat Frank memutuskan pensiun. Dia beralih menjadi pelatih Mainz 05 pada 1995. Frank dituntut membangun kekuatan Mainz yang saat itu berjuang di Bundesliga 2.

Selama kepemimpinannya, Frank memicu revolusi taktis dan organisasi bermain. Frank juga menginspirasi salah satu pemain Karnevalsverein, Klopp, hingga menjadi kekuatan global dalam dunia kepelatihan. Frank berhasil menjadi inspirator bagi Klopp menemukan kesuksesannya.

Karena itu, Klopp tak sungkan memuji Frank dengan inspirasi taktisnya. Pelatih Liverpool itu menyebut Frank memiliki filosofi bermain sangat baik, walau Frank juga terinspirasi dari legenda sepak bola lainnya. Sebut saja legenda AC Milan, Arrigo Sacchi, dengan gaya permainannya yang sangat intens dalam menekan lawan.

Klopp juga menyebut strategi bermain Frank turut dipengaruhi Totaal Voetbal, yang dipopulerkan skuad Ajax hingga timnas Belanda. Frank menerapkan itu dengan baik saat melatih Mainz karena pernah menjadi pemain AZ Alkmaar. Hasilnya, duplikasi gaya bermain Sacchi yang dikombinasikan dengan permainan Totaal Voetbal membawa Mainz mendapat kesuksesan di pertengahan musim.

Frank mengubah garis pertahanan tim asuhannya menjadi empat bek. Dia menerapkan itu setelah melalui latihan keras untuk mendapatkan sistem baru. Intinya, Frank menghindari permainan zona marking satu lawan satu.

Di luar lapangan, Frank berani merekrut pemain dari universitas setempat dan memberikan analisisnya lewat video. Tujuannya untuk membantu mengembangkan sistem dalam perekrutannya. Sesuatu yang sekarang dianggap lumrah, namun hal seperti itu hampir tidak terjadi pada 1995.

Kerja keras itu membuahkan hasil. Di paruh kedua musim, tim asuhan Frank sukses mengumpulkan 32 poin, sejajar dengan tim mapan dengan finansial lebih baik. Tanpa disadari Frank merevolusi sepak bola Jerman, yakni menghasilkan sistem yang memungkinkan klub dengan sumber daya keuangan lebih rendah tetap dapat bersaing. Skema ini yang diserap dengan baik oleh Klopp sepanjang karier kepelatihannya.

Setelah reputasinya meningkat, Frank dibujuk pindah ke FK Austria Wien pada 1997. Namun, petualangan itu adalah kunjungan singkat karena dia memutuskan kembali lagi ke Mainz pada musim berikutnya. Mainz sempat mengalami masalah performa tanpa kehadiran Frank, apalagi skema yang dibangun Frank saat melatih Mainz sengaja dihapus Reinhard Saftig dan Dietmar Constantini selaku pelatih pengganti Frank ketika hijrah ke Wien.

Karena itu, Frank kembali membangun program yang sudah diterapkannya di Mainz sebelumnya. Program itu dianggap berhasil mengangkat performa Mainz. Klopp membenarkan hanya dengan cara Frank, Mainz kembali tampil lebih segar ketimbang sebelumnya.

Namun, godaan kembali dialami Frank ketika dirinya menerima pinangan kontestan Bundesliga, MSV Duisburg. Keputusan itu ternyata menjadi awal penurunan prestasi Frank sebagai pelatih. Dia hanya bertahan selama empat bulan di Schauinsland-Reisen-Arena sebelum akhirnya dilengserkan. Dari sana, dia secara bertahap melatih delapan klub berbeda selama delapan tahun. Frank mengakhiri kariernya sebagai pelatih bersama klub Belgia KAS Eupen pada 2012.

Sementara Mainz mengalami keterpurukan kembali tanpa Frank, walau banyak pelatih datang dan pergi tanpa kemajuan berarti. Manajer Umum Mainz, Christian Heidel, memutuskan sudah waktunya memperoleh cahaya harapan sekali lagi. Mereka harus kembali ke taktik yang terbukti sukses diterapkan Frank.

Kebijakan itu membuat Eckhard Krautzun dipecat, dan keputusan diambil untuk menunjuk seseorang berpendidikan tinggi dalam filosofi Frank dan memiliki karisma serta rasa hormat yang dibutuhkan di antara pasukan untuk mewujudkannya. Kendali diserahkan kepada Klopp, yang mengambil alih jabatan manajerial pertamanya.

Sesuai dengan filosofi mentornya, Klopp membangun ulang sistem Frank dan menuai hasilnya saat timnya sukses mengumpulkan 21 poin dari selusin pertandingan. Filosofi Frank terbukti sukses mengusir momok degradasi dari Mainz.

Hebatnya lagi, tidak seperti Frank, Klopp membawa Mainz ke puncak promosi Bundesliga dan menjadi klub mapan di level papan atas sepak bola Jerman.

Setelah tujuh tahun melakukan pendekatan taktis Frank dan menambahkan perkembangan dengan metode pribadinya, Klopp pindah ke Borussia Dortmund dan meraih kesuksesan yang lebih baik. Dia mengambil filosofi yang dia bangun dari fondasi Frank ke level yang lebih tinggi. Hutang yang dia miliki kepada mantan pelatihnya hampir tidak bisa dilupakan.

Setelah mencapai final Liga Champions bersama Dortmund pada 2013, Klopp mengirim pesan kepada Frank untuk mengucapkan terima kasih atas semua yang telah dia lakukan untuk mengembangkan karier kepelatihannya.

Belakangan di tahun yang sama, Frank meninggal dunia di rumahnya di Mainz. Dalam tindakan penghormatan kepadanya, Klopp mengumpulkan mantan rekan satu timnya untuk menghadiri pemakaman. Itu adalah penghargaan dan penghormatan yang diberikan kepada pelatih yang sering kali diabaikan dalam sejarah sepak bola Jerman, tapi inovasi taktisnya mengubah arah permainan, membuka pintu kehormatan baru. Tidak hanya untuk Klopp, tapi juga generasi pelatih baru seperti Joachim Low dan Ralf Rangnick.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network