Kisah RB Leipzig, 10 Tahun Lalu Ada di Kasta Kelima Liga Jerman

"Mereka disebut tim paling dibenci orang se-Jerman. Kini menembus semifinal Liga Champions"

Feature | 13 August 2020, 23:35
Kisah RB Leipzig, 10 Tahun Lalu Ada di Kasta Kelima Liga Jerman

Libero.id - Red Bull Leipzig dimulai oleh pendiri dan CEO Red Bull perusahaan minuman berenergi Dietrich Mateschitz untuk mewujudkan mimpi brand sepakbola global. Dia memulai di Austria dengan mengakuisisi Austria Salzburg pada 2005 dan kemudian berencana melebarkan sayap ke Jerman.

Hanya sedikit orang di Jerman yang terbuka dengan gagasan Mateschitz untuk mendanai sebuah klub di Jerman dan kemudian membesarkannya. Rencana awal ini dimulai 2006, setahun setelah akuisisi Austria Salzburg.

Rencana awal, dia akan berinvestasi di sebuah tim di Leipzig yaitu FC Sachsen Leipzig. Rencana ini ditolak oleh Asosiasi Sepak Bola Jerman, DFB.

Protes penggemar juga mengapung gencar ketika Red Bull mengungkap kemungkinan pengambilalihan St Pauli, 1860 Munich atau Fortuna Dusseldorf. Mereka akhirnya kembali ke rencana awal untuk mengakuisisi tim yang berbasis di Leipzig.

Lanskap sejarah sepak bola di Leipzig cukup rumit. Sejumlah klub telah dibentuk dan dibubarkan sejak berdirinya DFB di kota tersebut pada tahun 1900. Rezim Nazi, pemerintahan komunis dan reunifikasi Jerman berikutnya juga menyebabkan format liga yang berbeda-beda.

Tim paling terkenal adalah Lokomotif Leipzig menikmati kesuksesan sebelum reunifikasi, kalah dari Ajax di final Piala Winners 1987. Tetapi, setelah diganti namanya menjadi VfB Leipzig, mereka terdegradasi dari Bundesliga pada 1994 mengakhiri representasi kota itu di kasta tertinggi Liga Jerman.

Ironis. Saat Zentrum Stadium di Leipzig menjadi salah satu venue Piala Dunia 2006 Jerman, kota itu tidak memiliki klub yang representatif.

Sampai akhirnya Red Bull membeli lisensi bermain dari SSV Markranstadt yang berada di tingkat kelima Liga Jerman. Markas klub amatir ini sedikit di luar kota Leipzig.

Mereka mengawali kompetisi pada musim 2009-2010. Saat itu bukan berarti tidak ada protes. Namun mereka sudah berpengalaman menghadapi protes saat di Austria.

Libero.id

RB Leipzig

Banyak pendukung merasa aneh ketika Red Bull mengakuisisi klub papan atas Austria Austria Salzburg kemudian mengubah nama mereka menjadi Red Bull Salzburg, mengubah logo klub, staf, dan warna kostum.

Ada tradisi 50+1 di Bundesliga yang menjadi harga mati. Dengan sistem itu, mayoritas saham klub (50+1) harus dimiliki suporter. Investor hanya boleh menguasai maksimal 49% saham. Setiap pelanggaran akan berdampak pada sanksi sosial. Klub atau pemiliknya akan menjadi musuh bersama suporter.

Tradisi ini dilanggar pertama kali oleh Hoffenheim. Dengan 96% saham, Hoffenheim mutlak berada di bawah kendali pendiri perusahaan software SAP. Langkah itu kemudian diikuti Red Bull, yang menguasai 100% saham Leipzig. Red Bull lebih ekstrim karena membeli SSV Markranstadt dan mengubahnya menjadi Rasenballsport Leipzig alias RB Leipzig. Kata "Rasenballsport", yang disingkat RB (Red Bull), digunakan untuk mengakali regulasi sponsor Bundesliga.

Karena akal-akalan ini, RB sering disebut sebagai "klub paling dibenci di Jerman”. Mereka terus menghadapi protes dari fans tim lawan. Para pembenci melakukan aksi memboikot pertandingan. Pada 2017, 28 fans Borussia Dortmund ditangkap karena melempar kaleng dan batu ke suporter RB.

Ketidaksukaan semakin melebar. Kepada BBC World Service ketika Leipzig pertama kali dipromosikan, CEO Dortmund Hans-Joachim Watzke menyebut RB "klub yang dibangun untuk mendongkrak pendapatan Red Bull”.

PROMOSI

Setelah mengakuisisi SSV Markranstadt, mereka mengubahnya menjadi Red Bull, menambahkannya ke portofolio global yang saat ini mencakup Red Bull Salzburg, New York Red Bulls, Red Bull Brasil dan beberapa klub feeder.

Empat promosi membuat RB Leipzig mencapai Bundesliga dalam waktu delapan tahun sejak akuisisi tim amatir.

Inilah awal dari proyek Red Bull mengguncang tradisi sepakbola Jerman.

Sukses mereka tidak lepas dari keberadaan Ralf Rangnick.
Rangnick dibawa oleh kepala sepak bola global RB yang mantan pelatih Liverpool Gerard Houllier.

Mantan bos Schalke dan Hoffenheim Ralf Rangnick ditunjuk sebagai direktur olahraga RB Leipzig dan Red Bull Salzburg.

Ketika dia tiba di Leipzig, segalanya berubah. Rangnick membuat klub dengan filosofi diisi pemain muda kemudian menjualnya dengan harga tinggi.

Rangnick telah dua kali mengambil kendali ketika Leipzig berada dalam kondisi tanpa pelatih. Setelah menunjuk Julian Nagelsmann, dia memegang peran yang lebih luas dalam proyek Red Bull sebagai kepala olahraga dan pengembangan.

Dia sempat diisukan akan bergabung dengan AC Milan untuk membangun rute serupa namun kabar itu gagal terwujud menyusul performa gemilang Milan bersama Stefano Pioli.

Rangnick memilih Markus Krosche, yang menghabiskan sebagian besar karirnya bermain di divisi dua untuk Paderborn, menggantikannya sebagai direktur olahraga di Leipzig ketika dia naik posisi di Red Bull.

Fokus Krosche adalah terus membangun kesuksesan Leipzig.

Libero.id

RB Leipzig

"Tentu saja, kami secara teratur bertukar pikiran dengan Red Bull dan klub pendukungnya di New York dan Brasil. Tetapi pada saat yang sama, kami yakin bahwa kami dapat menciptakan sesuatu yang unik di sini di Leipzig, menciptakan identitas kami sendiri,” kata Krosche kepada BBC.

Rangnick memutuskan gaya permainan yang ingin dimainkan RB Leipzig dan kemudian mencari dan merekrut pemain untuk memenuhi persyaratan tersebut. Pemain diharapkan berusia 23 tahun atau lebih muda yang memiliki hasrat besar untuk berkembang.

"Kami mencari pemain muda, berbakat dan lapar gelar,” jelas Krosche.

"Kami tidak bersedia membayar sejumlah besar uang untuk apa yang disebut bintang sepak bola, kami ingin mencari dan mengembangkan bintang masa depan."

Naby Keita, didatangkan dari Red Bull Salzburg, rekor pembelian klub dengan harga 27 juta pounds dan dijual ke Liverpool dengan keuntungan 21 juta pounds.

Bintang lain seperti penyerang Jerman Timo Werner, yang kini bergabung dengan Chelsea, dibeli dari Stuttgart yang terdegradasi pada 2016. Emil Forsberg bergabung dari Malmo ketika di divisi dua dan pemain sayap Austria Marcel Sabitzer tiba dari Rapid Vienna sebelum menghabiskan satu musim dengan status pinjaman di Red Bull Salzburg.

Target mereka awal musim ini adalah kembali lolos ke Liga Champions musim depan. Target itu tercapai setelah mereka finish di peringkat ketiga di bawah Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund.

Lebih hebat lagi, musim ini mereka menembus semifinal Liga Champions usai mengalahkan Atletico Madrid di perempatfinal.

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan RB Leipzig


  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network