Unik! Sama-sama Buruk, Koeman 2020/2021 Copy Paste Van Gaal 2002/2003

"Baik poin maupun hasil sama persis. Yang beda hanya posisi di klasemen sementara. Ini kisahnya."

Feature | 02 November 2020, 13:54
Unik! Sama-sama Buruk, Koeman 2020/2021 Copy Paste Van Gaal 2002/2003

Libero.id - Petualangan Ronald Koeman di Barcelona pada awal La Liga 2020/2021 seperti mengulang memori kelam Louis van Gaal 2002/2003. Baik poin maupun hasil sama persis. Yang beda hanya posisi di klasemen sementara. Dulu 11, sekarang 12.

Dari 6 pertandingan yang sudah dijalani sejauh ini, Barcelona mengoleksi 2 kemenangan atas Villarreal dan Celta Vigo, imbang dengan Sevilla dan Deportivo Alaves, serta kalah dari Getafe dan Real Madrid. Dengan 8 poin, klub raksasa Katalunya tersebut tertinggal 9 poin dari Real Sociedad selaku pemuncak klasemen.

"Ini tidak normal bagi klub sekelas Barcelona. Hanya meraih 2 poin dari 12 poin yang seharusnya didapat. Ini bukan hanya soal sikap atau konsentrasi. Ini masalah soal memanfaatkan peluang. Tidak bisa diterima jika klub sekelas Barcelona menciptakan banyak peluang hanya untuk membuat 1 gol," kata Koeman tentang 4 laga terkini Barcelona, dilansir Marca.

Pada laga melawan Alaves, Barcelona melepaskan 25 tendangan. Tapi, hanya 1 yang menjadi gol. Bahkan, dari 4 pertarungan terakhir di La Liga, Barcelona melepaskan 56 tendangan, dengan hanya 3  yang berujung jebolnya jala lawan. Rinciannya, 12 tendangan lawan Sevilla, 9 lawan Getafe, 10 lawan Madrid, dan 25 lawan Alaves.

"Saya membuat pergantian karena tidak senang dengan babak pertama dan beberapa pemain dikhawatirkan soal pelanggaran. Saya dikritik karena mengganti terlalu lambat. Tapi, kini saya melakukannya sejak jeda dan mereka lebih baik, bisa membuat banyak peluang," tambah pria asal Belanda itu.

Hasil Koeman saat ini sama persis dengan Van Gaal 18 tahun lalu. Ketika itu, Barcelona mendapatkan 2 kemenangan atas Athletic Bilbao dan Espanyol, imbang dengan Atletico Madrid dan Osasuna, serta dikalahkan Real Betis dan Real Valladolid. Dengan 8 poin, mereka bertengger di posisi 11.

Bukan hanya tentang hasil. Proses kedatangan Van Gaal dan Koeman di Camp Nou juga serupa. Koeman datang pada awal musim setelah Barcelona mempekerjakan nakhoda lokal, Quique Setien. Mantan pelatih Betis itu diganti setelah tidak mampu mencapai target juara yang dibebankan manajemen.

Delapan belas tahun lalu, Van Gaal juga melatih Barcelona di awal musim. Mantan pelatih Ajax Amsterdam tersebut menggantikan Carles Rexach yang diganti setelah pada 2001/2002 gagal membawa Barcelona juara. Saat itu El Barca hanya menempati peringkat 4 klasemen akhir La Liga.

Kesamaan ternyata tidak hanya itu. Pada 2002/2003, Barcelona kehilangan sang presiden. Joan Gaspart mengundurkan diri pada 12 Februari 2003 setelah didesak mundur akibat hasil yang buruk. Saat mundur, Barcelona hanya mampu menang 6 kali di La Liga.

Sementara musim ini Josep Maria Bartomeu baru saja meletakkan jabatan setelah memimpin 6 tahun. Hasil buruk musim lalu dan kekalahan di El Clasico menjadi alasan yang cukup bagis fans untuk meminta Bartomeu hengkang. Apalagi, pada musim panas dia berselisih dengan Lionel Messi.

Di akhir musim, Barcelona menggelar pemilihan presiden. Hasilnya, Joan Laporta terpilih mengalahkan sejumlah calon. Di tangan Laporta, El Barca mencapai era kejayaan dengan memborong banyak trofi bergengsi.

Selain pengunduran diri presiden klub, Barcelona 2002/2003 juga diwarnai suksesi pelatih. Van Gaal harus berhenti di tengah jalan pada 27 Januari 2003 alias hanya setengah musim di Camp Nou. Penggantinya, Antonio de la Cruz hingga 2 Februari 2003 sebelum Radomir Antic duduk di bench Camp Nou.

Bagaimana dengan Koeman musim ini? Potensi menyamai Van Gaal yang terdepak di tengah jalan terbentang sangat luas di depan mata. Selain hasil yang kurang memuaskan di awal musim, dia juga tidak mampu memaksimalkan skuad yang ada. Messi contohnya. Semua gol La Pulga musim ini, baik di La Liga maupun Liga Champions, berasal dari titik putih.

Hal yang tidak berbeda jauh dialami Antoine Griezmann dan Philippe Coutinho. Dua pemain berharga mahal tersebut belum sanggup menjawab tantangan suporter Barcelona. Masing-masing baru mendistribusikan 1 gol di La Liga.

Yang sedikit menjadi poin plus Koeman adalah keberanian memaksimalkan Ansu Fati. Pemuda produk asli La Masia tersebut mampu menjadi pemain yang sangat tajam di awal musim. Dia sudah mengemas 4 gol dan La Liga dan 1 gol di Liga Champions. Dengan 5 gol, Fati adalah pencetak gol terbanyak sementara Barcelona di semua ajang.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network