Momen Pemain Liga Mahasiswa Amerika Dikartumerah Karena Ejek Kiper Lawan

"Ada alasan mengapa sepakbola disebut sebagai olahraga yang indah"

Berita | 23 November 2021, 18:53
Momen Pemain Liga Mahasiswa Amerika Dikartumerah Karena Ejek Kiper Lawan

Libero.id - Gocekan yang memanjakan mata, umpan yang menentang logika, sedikit skill bertahan yang luar biasa atau gol yang membuat stadion berkapasitas 80.000 terdiam, tidak salah lagi bila olahraga Si Kulit Bundar adalah salah satu bentuk dari kesenian.

Namun, dalam permainan sepakbola, ada sejumlah 'sub-seni' - bisa dikatakan - yang menambahkan sedikit sentuhan ekstra pada olahraga yang kita kenal dan sukai ini.

Tapi seperti yang selalu dikatakan, ada segala sesuatu memiliki sisi gelapnya dan apa yang sering disebut sebagai 'seni gelap' menjadi semakin lazim dalam permainan sepakbola modern, tentu saja yang dimaksud adalah pelanggaran dalam permainan sepakbola.

Dari pelanggaran profesional hingga yang membuang-buang waktu, sebagian besar pesepakbola modern dapat mengakui bahwa mereka telah mencoba atau memang harus menjalankan 'seni gelapnya'.

Namun, satu pemain tertentu di liga perguruan tinggi Amerika begitu jenuh sehingga ia entah bagaimana menemukan cara untuk membuat lawannya langsung diusir.

Kronologi singkat

Bentrokan antara Duke dan UCLA menjadi sedikit berpihak ketika UCLA memiliki pemain yang diusir keluar lapangan pada menit ke-34.

Duke menyerang ke depan, membumbui gol UCLA untuk mencari gol penyeimbang.

Secara alami, penjaga gawang UCLA melakukan segala yang ia bisa lakukan agar tidak kebobolan dalam momen tersebut, namun usai gol tidak bisa dihindarkan, penjaga gawang UCLA tampak emosi dengan selebrasi mengejek dari pemain Duke.

Beberapa sesaat setelah itu, kiper UCLA kemudian menemui pemain Duke yang melakukan selebrasi kontroversial tersebut dan ya dua gol dalam 40 detik di menit-menit terakhir pertandingan menjadi kartu merah untuk kiper UCLA.

Pemain Duke bernomor punggung tujuh itu memang tampak sangat memanfaatkan emosi dari kiper UCLA dan ia secara dramatis jatuh ke tanah sebelum berpura-pura mengalami kesakitan seperti Neymar di Piala Dunia 2018.

Pada akhirnya, jelas ini bukan sisi sepakbola yang kita sukai, tetapi ini adalah bagian tak terpisahkan dari permainan dan, jika membiarkan emosi menguasai diri sendiri dengan cara seperti itu, maka opsi kartu merah atau kuning menjadi hal yang harus dipertimbangkan.

(muflih miftahul kamal/muf)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network