Mengintip Sistem Keamanan di Rumah Pesepakbola Liga Premier

"Untuk mencegah kejahataan datang, pemain melindungi diri dengan sistem keamanan terbaik."

Feature | 23 November 2021, 14:01
Mengintip Sistem Keamanan di Rumah Pesepakbola Liga Premier

Libero.id - Berkarier sebagai pemain sepakbola adalah suatu hal yang menjanjikan. Apalagi jika sudah menjadi aktor lapangan kelas dunia. Hidup mewah dengan rumah dan mobil berharga super mahal menjadi hal biasa.

Faktanya, banyak sekali pemain sepakbola dapat membeli kemewahan tertinggi dalam hidup, dari rumah yang luas, mobil canggih, hingga perhiasan mahal berkat gaji yang sangat besar.

Dengan gaya hidup mencolok yang dijalani, para pesepakbola papan atas sangat rentan aksi kejahatan. Pencurian, perampokan, atau tindak kejahatan lainnya sangat mudah mereka temui jika tidak meningkatkan kewaspadaannya, baik di rumah maupun jalanan.

Tahun lalu, Dele Alli menjadi korban perampokan. Saat itu dua penjahat masuk ke rumahnya di London Utara, menyerangnya sebelum pergi dengan jam tangan mahal. Itu termasuk 150.000 pounds (Rp2,8 miliar) Richard Mille 11-03, 150.000 pounds (Rp2,8 miliar) Patek Philippe 5980 Nautilus, dan krono Audemars Piguet Royal Oak senilai 50.000 pounds (Rp957 juta).

Kemudian, pada 2019, mantan bintang Arsenal Mesut Oezil dan Sead Kolasinac dikejar gerombolan bermotor, yang mencoba membajak mobil Mercedes G-Wagon milik playmaker Jerman itu. Saat itu keduanya sedang melaju di sepanjang jalan London Utara.

Ada lagi Sadio Mane pernah dirampok ketika sedang bertugas di Liverpool pada Liga Champions melawan Bayern Muenchen di Allianz Reana. Rumah pemain Senegal itu digeledah pencuri untuk mengambil barang-barang mahalnya, termasuk ponsel, kunci mobil, dan jam tangan mewah.

Karena itu, selain mengandalkan petugas keamanan konvensional seperti satpam atau polisi, langkah preventif juga bisa diambil.


1. Menggunakan barang-barang edisi terbatas

Dalam kasus Alli, perampok itu mungkin berpikir telah mendapatkan jackpot dengan mencuri jam tangan super mewah. Tapi, kenyataannya mereka akan menghadapi masalah nyata ketika menjualnya. Sebab, dengan jam edisi terbatas, identitas sang pemilik selalu dicatat.

"Pesepakbola menggunakan merek ekslusif. Jadi, tidak akan ada yang berani menyentuh (menjadi penadah) jam tangan curian karena mereka tahu itu bisa menyebabkan masalah serius di masa depan," tulis The Sun mengutip perusahaan pembuat jam super mewah.

"Toko (jam) tahu jika mereka secara tidak sengaja membeli jam tangan yang ternyata salah satu milik Alli, maka mereka tidak akan pernah menjualnya lagi kepada pesepakbola," lanjut pernyataan itu.


2. Memiliki panic room di rumah atau apartemen

Salah satu tren besar dalam beberapa tahun terakhir telah melihat pesepakbola memasang ruang darurat antipeluru di dalam properti mewahnya. Dengan biaya antara 40.000 pounds (Rp765 juta) hingga 1 juta pounds (Rp19 triliun), mereka menyediakan tempat persembunyian yang aman bagi keluarga di rumah selama perampokan.

David Beckham baru-baru ini memasang satu di tempat tinggal keluarganya di Kensington, bersama dengan sistem CCTV 60 kamera 24 jam.

Paul Weldon, Direktur pelaksana The Panic Room, mengaku perusahaannya menyediakan sistem keamanan untuk para klien kelas atas di seluruh Eropa. "Ruang darurat adalah ruangan yang mandiri. Keluarga dapat masuk ke ruangan itu, aman, dan memiliki komunikasi independen ke petugas polisi," kata Weldon.

"Umumnya, kamar kami dipasang di dalam ruangan yang ada dan mereka memiliki kemampuan untuk menahan peluru dari pistol atau senapan. Klien tidak hanya menggunakannya untuk melindungi diri sendiri. Mereka juga menyimpan anggur khusus, karya seni, dan brankas di sana," ungkap Weldon.

"Tapi, anda harus ingat. Ruang darurat adalah pilihan terakhir. Dengan properti besar dan terpisah, anda harus menggabungkan sistem lain. Di malam hari, anda bisa menyetel alarm perimeter, atau alarm lantai dasar. Jadi, setidaknya anda mendapat peringatan bahwa seseorang datang," tambah Weldon.

"Jika alarm aktif, anda bisa membawa keluarga anda ke dalam ruang darurat dan segera menelepon polisi. Tapi, itu harus digunakan dengan fitur keamanan lain di properti," beber Weldon.


3. Mengandalkan anjing penjaga khusus

Sejak insiden Alli, lebih banyak pesepakbola memiliki anjing penjaga ganas. Contohnya, bintang Manchester City, Kyle Walker. Demi menjaga hartanya dari pencuri, dia meningkatkan detail keamanannya. Dia membeli seekor doberman seharga 40.000 (Rp765 juta) dari spesialis anjing penjaga Chaperone K9.

Marcus Rashford, Jack Grealish, Mark Noble, Phil Jones, Aaron Wan-Bissaka, dan Jesse Lingard juga memiliki Chaperone K9 yang disediakan oleh perusahaan berbasis di Leicestershire. Mereka menyediakan anjing penjaga terlatih khusus untuk melindungi keluarga pesepakbola Liga Premier.

Mayoritas anjing yang mereka sediakan adalah German Shepherds atau Belgian Malinois. Setiap anjing telah melalui program pelatihan 12 bulan yang ketat. Menurut situs web Chaperone K9, anjing-anjing tersebut dapat mengenali dan menangani sejumlah ancaman yang berbeda, termasuk pembobolan rumah, kemarahan di jalan, serangan pribadi terhadap orang tersebut dan keluarga mereka, serta perampokan.

Setelah diberi perintah, mereka akan beraksi dengan tampilan awal agresi yang jelas untuk menangkal penyerang potensial hanya dengan menggonggong. Jika ada lebih dari satu penyerang, mereka diajari untuk memposisikan diri diantara anda dan potensi ancaman, terus menggonggong untuk mencegah penyerang.

Dan, jika penyerang terus menimbulkan bahaya bagi anda, sang anjing penjaga telah belajar, atas perintah, untuk menggigit dan menahan penyerang sampai anda memberi tahu anjing itu untuk melepaskannya.


4. Pengawal pribadi 24 jam

Ketika anda setenar Beckham dan keluarganya, maka mengelilingi diri anda dan anak-anak anda dengan penjaga keamanan yang kekar adalah suatu keharusan.

Saat bermain untuk Paris Saint-Germain (PSG), Dani Alves misalnya, menyewa agensi keamanan bernama Titan Security untuk menjaga keselamatannya dan keluarga. "Ketika Dani pindah ke Paris, kami menyediakan staf keamanan untuknya," kata Matthew Watson, direktur Titan Security Europe.

"Langkah-langkah diambil di toko tempat Dani memberikan tanda tangan dan berpose untuk foto dengan penggemar. Kontrol kerumunan dan kedekatan masyarakat umum dalam pengaturan ini harus dipertimbangkan karena sifatnya sebagai pesepakbola papan atas, serta dukungan radio lubang suara dua arah untuk pengawal di lokasi," ungkap Watson.

"Pesepakbola kaya sering menjadi sasaran karena kurangnya keamanan di sekitar mereka, dan mereka sangat diperhatikan publik. Upaya kurang ajar untuk merampok orang-orang ini menjadi lebih sering, dengan gaji diposting, dan dibagikan di media sosial. Itu berarti para pesepakbola saat ini lebih berisiko dari sebelumnya," tambah Watson.


5. Memasang dan meningkatkan fungsi alarm

Shield Security memberikan alarm dan sistem untuk pemain sepak bola di wilayah Yorkshire dan Humber, serta Inggris Utara. Ketika pemain depan Southampton, Shane Long pindah ke Hull City, dia meminta layanan mereka.

"Selama saya bersama klub sepakbola Liga Premier, Hull City, keluarga saya cukup beruntung untuk mendapatkan manfaat dari layanan Shield Security. Sebagai pesepakbola profesional, saya sering menghabiskan banyak waktu jauh dari rumah. Dengan pemikiran itu, istri saya dan saya menginginkan perlindungan keamanan terbaik untuk keluarga kami," kata Long.

Shield Security tidak hanya menawarkan alarm canggih yang dapat mendeteksi penyusup paling licik. Mereka juga menawarkan staf keamanan yang menginap di rumah semalaman.

"Kami dapat menawarkan penjaga untuk berpatroli di tempat tinggal pesepakbola ketika mereka pergi. Beberapa klien akan meminta mobil patroli mengunjungi empat atau lima kali semalam untuk melihat-lihat. Tapi, sekarang sebagian besar menggunakan teknologi. Apa yang terjadi dengan perampokan ini adalah perampok cenderung tahu kapan seorang pesepakbola pergi. Jadi cukup sulit untuk mencegahnya," kata instruktur Shield Security, Alex Lee.

Lee mengungkapkan bahwa pesepakbola menghabiskan hingga 20.000 pounds (Rp381 juta) untuk memastikan rumah mereka ditutupi oleh alarm, kamera, dan pagar pembatas. "Banyak pesepakbola cenderung tinggal di rumah yang memiliki rumah berpagar," kata Lee.

"Mereka memiliki kamera video yang mengarah ke pintu masuk dan itu langsung ke aplikasi di ponsel mereka. Mungkin juga ada kamera di sekitar lokasi, dengan beberapa pemain bahkan melakukan kamera internal di pintu belakang rumah mereka, serta alarm penyusup," ungkap Lee.

"Kami juga memasang pagar pembatas yang memiliki laser yang bergerak dari satu pilar ke pilar lainnya sehingga setiap gerakan di atasnya, alarm akan terpicu. Kebanyakan rumah pesepakbola punya lima kamar tidur. Jadi, mereka harus bisa memantau keluarga mereka," pungkas Lee.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network