Kisah Battle of the Bridge, Laga Paling Memalukan dalam Sejarah Liga Premier

"Chelsea dan Spurs bukan rival tradisional. Tapi, tampaknya hari itu mereka kehilangan akal sehat."

Biografi | 02 November 2021, 18:00
Kisah Battle of the Bridge, Laga Paling Memalukan dalam Sejarah Liga Premier

Libero.id - Chelsea dan Tottenham Hotspur bukan musuh tradisional layaknya The Blues dengan Fulham atau Spurs kontra Arsenal. Tapi, kedua klub pernah punya pertandingan paling memalukan dalam sejarah Liga Premier. Duel itu bertajuk Battle of the Bridge.

Melupakan sejenak Derby London Barat dan Derby London Utara, penggemar sepakbola Inggris pada 2015/2016 dikejutkan dengan pemandangan tak biasa di Stamford Bridge, 2 Mei 2016.

Saat itu Chelsea dan Tottenham memainkan pertandingan penting untuk perburuan gelar Liga Premier. Chelsea bangkit dari ketinggalan dalam pertemuan yang mendebarkan untuk bermain imbang 2-2, sehingga menyerahkan gelar kepada Leicester City dibawah asuhan Claudio Ranieri.

Tapi, pertandingan penuh semangat itu membuat 13 kartu kuning dibagikan, termasuk sembilan kepada pemain Tottenham. Itu koleksi kartu kuning paling banyak dalam satu pertandingan Liga Premier. Pertandingan itu dilabeli media sebagai paling memalukan dalam sejarah.

Panasnya tensi sudah terlihat ketika laga baru berlangsung tujuh menit. John Obi Mikel dan Mousa Dembele saling dorong saat berebut bola.

Hal sepele itu ternyata memicu beberapa gesekan kecil setelahnya. Permainan dihentikan oleh sang wasit,  Mark Clattenburg. Tapi, itu tidak berhasil, karena beberapa saat kemudian Danny Rose menghajar Willian dengan sebuah tekel terlambat.

Tidak lama kemudian, Kyle Walker menerima kartu kuning pertama dalam pertandingan itu setelah menghajar Pedro Rodruguez. Banyak yang beranggapan pemain Inggris itu seharusnya dikartu merah sehingga Tottenham akan bermain dengan 10 orang sejak menit 27.

Beberapa saat setelah momen itu, kekerasan lain terjadi. Itu melibatkan Diego Costa yang ditantang di garis tengah oleh Erik Lamela. Ketika dia mencoba berbalik dan berlari, Jan Vertonghen tidak melepaskan penyerang Spanyol kelahiran Brasil itu.

Aksi Vertonghen membuat jersey Costa terkoyak. Tentu saja hal itu tidak disukai Costa. Sempat terjadi protes keras ketika Vertonghen menjadi nama kedua yang mendapatkan kartu kuning dari Clattenburg.

Ketegangan kemudian meningkat secara drastis saat Spurs unggul dua sebelum turun minum. Kemudian, Willian bereaksi buruk terhadap pelanggaran Danny Rose di depan bench. Mauricio Pochettino segera terlibat. Begitu juga dengan sejumlah pemain dan staf dari kedua sisi. 

Di tengah-tengah semua aksi, kamera menangkap insiden Costa-Dembele. Dembele mencubit bagian bawah mata Costa. itu luput dari wasit maupun pemain-pemain lainnya. "Ini mendidih, jangan mulai konyol dan melarang orang. Ini adalah Derby London dan para penggemar ingin melihatnya," kata John Terry saat itu, dilansir Sky Sports.

Chelsea kembali ke permainan untuk mencoba menyeimbangkan skor. Dan, setelah Gary Cahill membalaskan satu gol, Christian Eriksen melakukan pelanggaran yang buruk kepada Eden Hazard. Itu membuat pesepakbola Denmark tersebut mendapatkan kartu kuning.

Tapi, tidak butuh waktu lama untuk Eriksen mendapatkan balasan dari rekan Hazard. Semenit setelah pelanggaran itu, Branislav Ivanovic melanggar Eriksen dengan keras hingga tersungkur ke tanah. Kartu kuning kembali melayang.

Tertinggal 0-2, Chelsea menaikkan ritme. Setelah Garry Cahill mencetak gol, Hazard membuat skor imbang 2-2 melalui sebuah aksi brilian. Para pemain Chelsea merayakan dengan gembira di depan para pendukung tamu. Sebagai imbalannya, fans Tottenham menghujani mereka dengan berbagai benda berbahaya.

Setelah skor imbang, segalanya mulai berubah menjadi sangat buruk. Lamela dengan santai menginjak tangan Cesc Fabregas. Pemain Argentina itu beruntung wasit tidak melihatnya dan saat itu belum ada VAR. Sebab, jika wasit melihat, sudah pasti kartu kuning kedua akan diterima Lamela.

Ternyata, itu bukan yang terakhir. Beberapa saat kemudian, Eric Dier memicu perkelahian massal ketika menjatuhkan Hazard. Kartu kuning diberikan wasit kepada Dier dan Mikel. Nama kedua dihukum karena reaksinya yang berlebihan terhadap Dier.

Beberapa saat kemudian, Dier melakukan pelanggaran yang lebih buruk terhadap Fabregas. Tapi, entah bagaimana, wasit mengabaikan kemungkinan mengeluarkan kartu kuning kedua.

Emosi akhirnya memuncak saat pertandingan berakhir. Dengan skor imbang, Tottenham kehilangan peluang mengambil alih klasemen Liga Primer dari Leicester. Akibatnya, pemain melampiaskan hasrat berkelahinya. Harry Kane dan Ryan Mason mendapat kartu kuning di injury time.

Para pemain berjalan dengan susah payah keluar lapangan. Tapi, entah dari mana, sebuah konfrontasi muncul, yang tampaknya melibatkan Pochettino, Fabregas, dan pemain pengganti Spurs, Michael Vorm. Konfrontasi itu berakhir dengan pelatih Chelsea berusia 69 tahun, Guus Hiddink, terjatuh dari tangga menuju ruang ganti Stamford Bridge.

Di klasemen akhir, Leicester bercokol di puncak dengan 81 poin, diikuti Arsenel (71 poin), dan Tottenham (70 poin). Sementara Chelsea jauh terbenam di posisi 10 dengan hanya mengoleksi 50 poin.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network