Kanada Bukan Lagi Timnas Kaleng-kaleng di CONCACAF, Ini Buktinya

"Diperkuat pemain-pemain muda, yang beberapa diantaranya cukup populer di klub Eropa."

Analisis | 15 October 2021, 14:40
Kanada Bukan Lagi Timnas Kaleng-kaleng di CONCACAF, Ini Buktinya

Libero.id - Selama bertahun-tahun, sepakbola di Amerika Utara (CONCACAF) didominasi Meksiko, Amerika Serikat, dan sesekali Kosta Rika. Tapi, untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022, Kanada tidak bisa dipandang sebelah mata. The Canucks berpeluang tampil untuk pertama kalinya sejak 1986.

Selama bertahun-tahun, sepakbola Kanada hanya menyandang status medioker di kawasan tersebut. Mereka hanya sempat dua kali membuat kejutan dengan menjurai Piala Emas CONCACAF 1985 dan 2000.

Kanada juga hanya pernah satu kali bermain di Piala Dunia, yaitu pada 1986 saat digelar di Meksiko.  Hasilnya, mereka menjadi tim terburuk setelah menderita tiga kekalahan dari tiga pertandingan grup, tanpa menghasilkan gol, dan harus menderita lima gol.

Namun, itu dulu. Kanada sekarang benar-benar berbeda. Mereka menempati peringkat ketiga klasemen sementara Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Amerika Utara, Tengah, dan Karibia. Kanada berpeluang mendampingi Meksiko dan AS lolos otomatis ke Qatar jika mampu mempertahankan performa.

Pencapaian membanggakan kali ini sebenarnya tak lepas dari materi pemain. Kanada memiliki banyak pesepakbola yang berkiprah di liga-liga Eropa, selain MLS. Pemain-pemain itu juga berada di usia emas di bawah 30 tahun.

Misalnya penyerang Besiktas, Cyle Larin. Saat ini, pemain berusia berusia 26 tahun itu telah mencetak 20 gol untuk negaranya. Itu membuat dirinya terpaut dua gol untuk menyamai catatan pencetak gol terbanyak sepanjang masa Dwayne De Rosario.  

Selanjutnya, striker Vancouver Whitecaps berusia 28 tahun, Lucas Cavallini, juga tidak jauh di belakangnya dengan torehan 16 gol. Ada lagi penyerang Lille berusia 21 tahun, Jonathan David, yang juga telah mencetak 16 gol.

Selain beberapa pemain muda pencetak gol yang produktif, Kanada juga memiliki pesepakbola dengan visi bertahan dan menyerang yang sama bagusya. Dia adalah Alphonso Davies. Baru berusia 20 tahun, nama Davies sudah tidak asing bagi penggemar sepakbola di seluruh dunia. Dia adalah full back Bayern Muenchen. 

Meski Kanada moncer di Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan para pemain mudanya, target sesungguhnya ada di Piala Dunia 2026. Saat itu, mereka akan menjadi penyelenggara bersama AS dan Meksiko. 

Diprediksi, anak-anak muda Kanada akan mencapai puncak penampilan pada 2026. Saat itu, usia mereka akan matang. Begitu pula pengalaman yang bertambah karena didikan kompetisi Benua Biru. Pasalnya, sebagai tuan rumah Kanada tidak mungkin menyiapkan skuad yang ala kadarnya.

"Itu adalah langkah penting bagi negara. Kami memiliki beberapa langkah besar di Piala Emas. Semua orang telah melihat tim ini dan berpikir, 'Itu adalah tim Alphonso Davies, Jonathan David.' Kami pergi ke Piala Emas dan mengalahkan Kosta Rika dengan bisa dibilang orang-orang mengatakan (kami) bukan skuad yang kuat. Tidak ada Jonathan. Tidak ada Phonzie. Kami mengambil langkah besar di Piala Emas itu," kata Pelatih Kanada, John Herdman, tentang skuadnya, dilansir Sportsnet.

"Itu adalah titik balik bagi tim ini. Orang-orang itu yang tidak ada di sana. Mereka membangun tingkat rasa hormat baru untuk orang-orang yang ada. Dan, orang-orang yang ada di sana, membangun tingkat keyakinan bahwa mereka bisa melakukannya. Kombinasi itu membawa kami ke tempat kami berada," tambah Herdman.

"Tentu saja kami berada di posisi ini karena kami bekerja keras. Semua orang di negara ini yang mengurusi sepakbola layak diberi pujian. Kini, kami masih punya beberapa laga lagi untuk benar-benar memastikan diri lolos (ke Qatar)," pungkas Herdman.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network