Kenalkan Amanda Staveley, Eks Model Makelar Pembelian Saham Newcastle United

"Pembelian Newcastle butuh waktu lama dan melibatkan banyak orang hebat, salah satunya eks model ini."

Biografi | 09 October 2021, 11:55
Kenalkan Amanda Staveley, Eks Model Makelar Pembelian Saham Newcastle United

Libero.id - Kesepakatan yang terjadi di Newcastle United tidak semudah yang terlihat. Selain adanya perlawanan dari Qatar dan beberapa lembaga HAM internasional, prosesnya juga berlangsung panjang serta melibatkan banyak orang. Salah satunya, Amanda Staveley sebagai makelar.

Staveley telah memimpin konsorsium Pangeran Arab Saudi dalam pengambilalihan Newcastle yang sudah beredar kabarnya sejak 2017. Akhirnya, pengusaha mega-connected ini telah berhasil dengan saham senilai 300 juta pounds (Rp5,8 triliun).

Sebagai imbalan, Staveley dan firma PCP Capital Partners miliknya akan mengambil 10 persen saham klub sebagai bagian dari kesepakatan. Selain itu dia juga akan menjabat sebagai salah satu dewan pertimbangan klub.

Nah, berikut ini beberapa fakta menarik tentang Staveley, yang kembali populer setelah menjadi perantaran pembelian saham The Magpies oleh Muhammad bin Salman:


1. Menolak lamaran keluarga Kerajaan Inggris

Pada 2000, Staveley meluncurkan Q.ton sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, gym, restoran, dan pusat konferensi di Cambridge Science Park. Setahun kemudian, Pengeran Andrew, yang saat itu menjadi duta perdagangan Inggris, pergi ke taman sains bersama Raja Abdullah dari Yordania, salah satu dari banyak investornya, dan bertemu Staveley untuk pertama kalinya.

Adik Pengeran Charles itu segera terpikat oleh kecantikan dan kecerdasan Staveley. Pangeran Andrew meminta nomornya dan mereka mulai berkencan. Hubungan itu bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Pengeran Andrew sangat terpesona dengan cinta barunya. Staveley diundang ke Istana Buckingham dan Sandringham. Dia juga diminta membantu mendekorasi rumahnya di Windsor Great Park.

Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip diyakini senang dengan pilihan Pangeran Andrew. Mereka kemudian memberi Staveley stempel persetujuan untuk menikah. Tapi, pada 2003, dia dengan sopan menolak lamaran Pangeran Andrew.

"Andrew adalah pria yang baik dan saya masih sangat peduli padanya. Tapi, jika saya menikah dengannya, kemandirian saya akan hilang," kata Staveley saat itu, kepada Daily Mail.


2. Penyakit Huntington

Pada 2013, Staveley didiagnosis menderita penyakit Huntington. Itu merupakan salah satu kelainan degeneratif yang mempengaruhi kinerja otak. Ketika penyakit kejam itu mulai berlaku, fungsi otak penderita mulai menurun secara perlahan dan perubahan suasana hati, kehilangan ingatan, serta gerakan tubuh yang tidak disengaja merupakan beberapa gejala yang bisa dihadapi.

Dia diberitahu oleh dokter bahwa penyakitnya tidak aktif. Tapi, itu bisa dipicu melalui stres dan tekanan di tempat kerja. Amanda diwarisi gen Huntington dari ibunya, Lyne, yang merupakan mantan juara show jumper.

"Stres menyebabkan timbulnya penyakit, dan penyakitnya fatal," ungkap Staveley kepada Mail on Sunday. Dia adalah orang pertama yang mengakui bahwa penyakit itu telah mempersulit suaminya, Mehrdad Ghodoussi, yang dinikahinya pada 2011.

"Saya memiliki suami yang sangat sabar dan penyayang. Saya tidak ingin menikah ketika mengetahui penyakit ini. Tapi, dia mengatakan tidak peduli, dan kami akan menemukan perawatan medis terbaik," ujar Staveley.

Meski agak aneh, Huntington membuat Staveley lebih baik dengan angka-angka ketika dia menjadi pembuat kesepakatan Citybank dengan Barclays. "Ini sebenarnya sangat berguna karena saya tidak pernah membutuhkan kalkulator. Orang-orang Barclays selalu terkejut saya bisa melakukan model keuangan yang rumit di kepala saya. Saya pikir saya hanya pandai dengan angka ternyata saya sakit," ungkap Staveley.


3. Dikeluarkan dari Universitas Cambridge

Staveley diterima di Universitas Cambridge pada usia 16 tahun setelah menyelesaikan A-Level dalam satu tahun. Tapi, Amanda harus drop out setelah dinilai mengalami sejumlah kemunduran prestasi belajarnya.

Buruknya bilai akademis Staveley bukan karena alasan. Ayahnya, Robert Staveley, pemilik tanah Yorkshire yang mendirikan taman hiburan Lightwater Valley, menderita serangan jantung. Sementara penyakit ibunya semakin parah. Dia juga memiliki masalah pribadi yang harus dihadapinya.

"Ketika saya masuk universitas, ayah saya mengalami serangan jantung, ibu saya sakit parah dengan penyakit Huntington, dan saya juga memiliki masalah dengan nafsu makan. Saya dididik di sekolah swasta perempuan, Queen Margaret's di York. Saya merasa dididik dengan laki-laki di universitas, itu sangat sulit. Saya membutuhkan psikolog, berat badan saya turun dan saya tidak tahu bagaimana mengatasinya," ungkap Staveley.


4. Merintis dari restoran dengan modal utang bank

Pada usia 23 tahun, Staveley berhasil meyakinkan bank untuk meminjamkannya 180.000 pounds (Rp3,4 miliar) untuk mendirikan restoran sendiri. Usaha itu dibangun di Desa Bottisham, Cambridgeshire. Di sana, Staveley sendiri berperan sebagai koki dan pelayan. Dia sering bekerja sampai jam 4 pagi untuk memastikan dia siap untuk hari berikutnya.

Meski jam kerjanya panjang, hal itu tidak menghalanginya untuk belajar menghadapi ujian mengingat ambisinya menjadi penasihat keuangan, serta memenuhi tugas pemodelan untuk mendapatkan uang tambahan.

Selanjutnya, dia bergabung dengan Newmarket Racecourse. Dengan beberapa klien yang memiliki latar belakang sangat bergengsi di perusahaan itu, Staveley berada di posisi yang tepat. 

Berkat kerja kerasnya, Staveley telah berhasil mengumpulkan kekayaan pribadi senilai sekitar 120 juta pounds (Rp2,3 triliun).Dia juga memiliki rumah di Dubai dan apartemen mewah di Park Lane. Dan, bisa dipastikan bertambah kaya setelah keberhasilan menjadi makelar di Newcastle.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network