Kisah Thomas N'Kono, Bapaknya Kiper-kiper Hebat Kamerun

"Kamerun dikenal sebagai gudang kiper hebat Afrika. Salah satunya karena Thomas N'Kono."

Biografi | 07 October 2021, 18:53
Kisah Thomas N'Kono, Bapaknya Kiper-kiper Hebat Kamerun

Libero.id -
Di negara asalnya, N'Kono bukan Legenda biasa. Dia tidak hanya besar dengan dirinya, melainkan juga mampu menjadi pelopor bagi banyak penjaga gawang Afrika dan sumber inspirasi bagi kiper-kiper muda masa kini. Salah satu yang mengaku sebagai penganggum N'Kono adalah Gianlugi Buffon.

"Inilah mengapa anda menjadi pesepakbola. Bukan karena uang atau ketenaran. Karena seni dan gaya pria ini, Thomas N'Kono. Karena jiwanya," kata Buffon dalam sebuah kesempatan saat bertemu N'Kono, dikutip The Players Tribune.

Lahir pada 20 Juli 1956 di Dizangue, Kamerun, N'Kono menjadi terkenal di klub lokal di kampung halamannya, Canon Yaounde. Di sana, dia memulai karier pada musim 1974/1975. Sempat pindah ke klub sekota, Tonnere Yaounde, dia kembali ke Canon pada 1976 dan bermain hingga 1982.

"Tidak ada sepakbola untuk anak remaja di sana. Hanya turnamen liburan. Saya akan bermain sebagai penjaga gawang atau striker dan saya akan berganti posisi. Setelah menjalani satu pertandingan yang sangat bagus melawan kota lain, saudara laki-laki saya mengatakan kepada saya bahwa saya harus selalu bermain sebagai penjaga gawang," kata N'Kono tentang awal mula menjadi kiper.

Nama klub N'Kono, Canon, terdengar sangat asing bagi banyak orang di luar Kamerun. Tapi, pada saat itu, bersama N'Kono, Canon bukan hanya menguasai Kamerun, melainkan juga Afrika. N'Kono berhasil memenangkan lima gelar Liga Kamerun dan dua Liga Champions Afrika 1977/1978 dan 1979/1980

Sukses di klub, nama N'Kono semakin berkibar saat memperkuat Kamerun selama hampir 20 Tahun. Awalnya, tidak ada yang mengenalnya mengingat dia hanya bermain di Afrika. Tapi, ketika Piala Dunia 1982 bergulir di Spanyol, klub-klub Eropa terkejut dengan penampilan N'Kono.

Ketika itu, N'Kono menjadi kapten Kamerun. Dia hanya kebobolan satu gol dari tiga laga babak grup. Sayangnya Les Lions Indomptables tidak bisa melangkah ke fase berikutnya karena kalah jumlah produksi gol dari Italia, yang pada akhirnya menjadi juara.

Tapi, performa N'Kono sudah cukup untuk menarik perhatian klub Eropa, terutama Spanyol. Setelah Piala Dunia usai, N'Kono pindah ke Espanyol untuk memulai petualangan di sepakbola Benua Biru. N'Kono memenangkan dua penghargaan Pemain Terbaik Afrika dan merupakan penjaga gawang pertama yang mencapai penghargaan ini. 

Di level klub, dia membawa Espanyol ke final Piala UEFA. N'Kono menjaga kepercayaan Espanyol dengan lebih dari 241 penampilan La Liga dalam delapan musim. N'Kono menjadi ikon bagi Espanyol berkat refleksnya yang luar biasa, atletisnya yang luar biasa, kepribadiannya yang kuat, kepemimpinannya, dan kemampuannya untuk menyelamatkan penalti.

Sebagai penjaga gawang yang intuitif dan kreatif, dia melakukan hal-hal yang tidak berani dilakukan orang lain. Sebut saja bermain sebagai sweeper dan mengoper bola ke area lawan, menghasilkan berbagai assist. Bahkan, dia keluar dari posisinya untuk memetik bola udara hanya dengan satu tangan. Dia juga menonjol karena pakaiannya. Dia mengenakan celana panjang, bukan celana pendek.

"Ketika saya memulai, saya tidak memiliki sepatu atau sarung tangan. Baru setelah pindah ke Douala saya memiliki sepatu  pertama saya," ucap N'Kono.

"Saya menghabiskan delapan atau sembilan tahun bermain dengan celana pendek. Tapi, anda dapat membayangkan kaki saya tergores ketika bermain di lapangan kerikil.  Akhirnya, saya bisa memakai celana panjang dan kemudian saya tidak pernah menggantinya dengan celana pendek," tambah N'Kono.

Setelah pensiun, N'Kono mendirikan akademi sepakbola dengan spesialisasi kiper. Salah satu siswanya sekarang bermain di Ajax Amsterdam, Andre Onana. N'Kono juga sempat menjadi pelatih kiper timnas yang sempat ditahan Polisi Mali karena menanamkan jimat di pinggir lapangan saat Piala Afrika 2002 melawan tuan rumah. 

Berkat N'Kono pula Espanyol pernah memiliki kiper Kamerun lainnya yang tak kalah hebat dan bermain di klub Katalunya itu selama bertahun-tahun, yaitu Carlos Kameni.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network