Kisah Adik Michy Batshuayi, Digadang Lebih Hebat Justru Terdampar di Kasta Kedua

"Kakak-adik kandung, tapi beda nama marga. Kok, bisa? Ini cerita lengkapnya."

Biografi | 26 September 2021, 05:14
Kisah Adik Michy Batshuayi, Digadang Lebih Hebat Justru Terdampar di Kasta Kedua

Libero.id - Normalnya, kakak-adik kandung akan memiliki nama keluar yang sama. Contohnya, Phil dan Gary Neville atau Kevin-Prince dan Jerome Boateng. Tapi, yang terjadi pada keluarga Michy Batshuayi justru unik. Adiknya, Aaron Leya Iseka, memiliki marga yang berbeda.

Batshuayi pernah dinobatkan sebagai salah satu dari 50 pemain remaja terbaik di dunia pada 2016. Tapi, cedera yang tak berkesudahan membuat penyerang asal Belgia keturunan Kongo itu kehilangan performa terbaiknya.

Jadi, akan sulit untuk menggambarkan karier Batshuayi di sepakbola Inggris sebagai sesuatu, selain dengan kata "mengecewakan". Dia dibeli Chelsea dengan mahar 33 juta pounds (Rp645 miliar) pada 2016. Tapi, Batshuayi gagal mendapatkan tempat reguler di Stamford Bridge dan berakhir dari satu pinjaman ke pinjaman yang lain. Sekarang, dia memperkuat klub Turki, Besiktas.

Sementara Batshuayi telah berjuang di Inggris dan gagal, sekarang saatnya untuk melihat apakah saudaranya dapat tampil lebih baik darinya? 

Dia adalah Leya Iseka. Adik bungsu Batshuayi yang bergabung dengan klub Championship Division, Barnsley, pada transfer window musim panas 2021. Seperti halnya Batshuayi, banyak yang berharap dari Leya Iseka. Bahkan, dia diharapkan bisa melampaui karier kakaknya.

Striker muda itu menarik perhatian setelah melakukan debut profesional untuk Anderlecht pada usia 17 tahun. Tapi, sejak itu kariernya juga harus terganggu karena cedera. Leya Iseka merupakan produk Akademi Anderlecht. Rekor golnya menunjukkan dia berada di jalur yang tepat untuk mengikuti jejak pemain Akademi Anderlecht lainnya, Romelu Lukaku.

Pada Liga Champions Junior 2013/2014, ketika usianya masih 15 tahun, Leya Iseka tampil mengesankan, meski bermain empat tahun di atas usia sebenarnya. Dia mencetak hattrick dalam kemenangan 4-2 atas Olympiakos saat Anderlecht tersingkir di babak penyisihan grup.

Musim berikutnya, Leya Iseka mencetak sembilan gol dalam tujuh pertandingan saat Anderlecht mencapai semifinal. Golnya membawa kemenangan di babak 16 besar atas Barcelona dan hattrick lainnya dalam kemenangan 5-0 perempat final atas FC Porto.

Penampilannya di Liga Champions Junior sudah cukup untuk membuat Leya Iseka menjadi perhatian klub-klub besar Benua Biru. Tapi, pada September 2015, dia mengalami cedera ligamen dan melewatkan hampir seluruh kampanye musim 2015/2016. Akibatnya, nama Leya Iseka menghilang dari pasar.

Setelah sembuh, Marseille meminjam Leya Iseka pada Juli 2016. Dia datang setelah Batshuayi meninggalkan klub itu untuk membela Chelsea. Batshuayi mencetak 23 gol di semua kompetisi selama tahun terakhirnya di Stade Velodrome, dan diharapkan Leya Iseka akan membantu mengisi kekosongan yang ditinggalkan kakak kandungnya itu.

Tapi, harapan itu sama sekali tak terwujud. Setelah delapan penampilan tanpa gol di Ligue 1, Marseille tak lagi berminat pada Leya Iseka. Selama musim berikutnya Leya Iseka dipinjamkan ke Zulte Waregem, Toulouse, dan Metz, serta hanya menghasilkan 16 gol dari 93 penampilan di klub-klub itu.

Gagal berada di level atas, Barnsley akhirnya datang untuk menampung Leya Iseka. Dan, dalam tiga pertandingan pertamanya sebagai pemain Barnsley, Leya Iseka memainkan dua peran yang sangat berbeda.

Dia masuk sebagai pemain pengganti babak pertama untuk debutnya dalam kekalahan 0-3 dari Bournemouth dan bermain sebagai penyerang tengah. Kemudian, saat bermain imbang melawan Stoke City dan Blackburn Rovers, Leya Iseka ditempatkan sebagai gelandang serang.

Lalu, mengapa Leya Iseka menggunakan marga yang berbeda dengan Batshuayi? Ternyata, itu memang disengaja dan tidak ada hubungannya dengan masalah di keluarga. Sebab, faktanya kedua orang tua mereka masih akur dan tidak pernah bercerai.

"Banyak orang menanyakan pertanyaan ini kepada saya. Dia (Michy) mengambil nama ayah saya dan saya mengambil nama ibu saya. Saya yang terkecil di keluarga. Ibu saya benar-benar ingin saya menyandang namanya. Jadi, dia membuat kesepakatan dengan ayah bahwa anak laki-laki pertama menggunakan marga ayah. Anak laki-laki berikutnya marga ibu," kata Leya Iseka di situs resmi Marseille pada 2016.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network