Kisah Oman, Tim Peringkat 79 FIFA Kalahkan Raksasa Asia di Laga Tandang

"Bagaimana mungkin tim bertabur bintang Eropa kalah dengan tim yang main di liga lokal?"

Biografi | 03 September 2021, 15:47
Kisah Oman, Tim Peringkat 79 FIFA Kalahkan Raksasa Asia di Laga Tandang

Libero.id - Pelatih Oman, Branko Ivankovic, memuji kedisiplinan para pemain setelah meraih kemenangan mengejutkan 1-0 atas Jepang dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia. Ini adalah kemenangan yang mengejutkan dan tak pernah diduga siapa pun di Konfederasi Sepakbola Asia (AFC).

Meski berasal dari Timur Tengah, Oman bukan negara kuat di sepakbola. Beda dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Bahrain, atau Iran, Al-Ahmar termasuk medioker. 

Catatan menunjukkan, prestasi terbaik Oman hanyalah dua kali juara Piala Teluk (semacam Piala AFF di Asia Tenggara). Mereka tidak pernah menjuarai Piala Asia. Bahkan, mereka baru empat kali tampil dengan sekali mencapai babak 16 besar sebagai prestasi terbaik. Untuk Piala Dunia, Oman sama sekali belum pernah ikut.

Selain itu, semua pemain Oman tampil di kompetisi lokal, kecuali satu orang di Qatar, yaitu Jameel Al-Yahmadi, yang membela Al-Markhiya di kompetisi kasta kedua.

Jika melihat lawannya, Jepang, itu bagaikan langit dan bumi. Semua orang di benua ini tahu bahwa Samuari Blue adalah raksasa sepakbola Asia. Mereka selalu lolos ke Piala Dunia sejak 1998. Mereka juga punya empat Piala Asia dan satu runner-up. Dan, yang paling penting materi pemain Jepang mayoritas berbasis di Eropa.

Namun, sepakbola memang bukan matematika. Pada laga di Panasonic Stadium, Suita, Kamis (2/9/2021) malam, Issam Al Sabhi mencetak gol pada dua menit waktu tersisa untuk membawa Oman mengalahkan Jepang 1-0. Luar biasa!

"Hujan memang sangat mengganggu para pemain kami. Tapi, mereka memberikan yang terbaik dalam pertandingan disertai dengan performa yang seimbang dalam menyerang dan bertahan," ujar Ivankovic di situs resmi AFC.

"Kami mengejutkan lawan kami dengan taktik kami, dan kami menciptakan serangan berbahaya yang memberi kami keunggulan. Kami menganalisis kinerja Jepang dengan baik karena kami melihat banyak pertandingan mereka. Kami tahu kekuatan dan kelemahan mereka. Pemain kami tampil disiplin dan benar-benar mengurangi resiko bahaya yang diciptakan lawan kami," tambah pria asal Kroasia itu.

Kemenangan Oman benar-benar pantas didapat, meski Jepang tidak memasukkan Ritsu Doan dan Takefusa Doan ddi starting line-up. Penjaga gawang Jepang, Shuichi Gonda, tampil lebih sibuk dari penjaga gawang Oman, Faiz Al-Rushaidi.

Berkat performa yang bagus, pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, secara sportif memberikan penghormatan yang tinggi kepada Oman. "Mereka mendominasi permainan, mereka sudah mempersiapkan diri dengan baik," kata mantan pelatih Sanfrecce Hiroshima itu.

"Itu adalah pertandingan yang sulit. Kekalahan itu ternyata benar-benar membuat frustrasi. Kami akan membuat persiapan terbaik kami untuk mendapatkan tiga poin di pertandingan berikutnya (melawan China)," tambah Moriyasu.

Kapten Jepang, Maya Yoshida, yang membantu negaranya meraih tempat keempat di Olimpiade 2020 Tokyo, juga merasa frustrasi dengan hasil tersebut. "Itu tidak bagus sama sekali. Kami perlu meningkatkan intensitas kami lebih dari apapun, tanpa menahan diri," ucap Yoshida.

Sementara itu, bek kiri veteran, Yuto Nagatomo, yang saat ini tidak memiliki klub setelah meninggalkan Olympique Marseille, mengkritik ketidakmampuan timnya untuk menembus pertahanan Oman yang tertata rapi. Dia merasa semuanya harus segera dibenahi sebelum laga berikutnya.

"Mereka bertahan sangat baik  dan kami tidak bisa mematahkannya sejak babak pertama. Kami juga tidak bisa menyesuaikan diri di babak kedua dan itu adalah kekalahan yang seharusnya tidak terjadi," kata Nagatomo.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network