Kisah Alie Sesay, Jebolan Arsenal dan Leicester Kini Terdampar di Persebaya

"Main di klub Inggris bukan berarti bisa sukses di Indonesia. Masih butuh pembuktian."

Biografi | 30 August 2021, 15:51
Kisah Alie Sesay, Jebolan Arsenal dan Leicester Kini Terdampar di Persebaya

Libero.id - Menghadapi Liga 1 2021/2022, Persebaya Surabaya memastikan diri diperkuat empat legiun import. Mereka adalah Taisei Marukawa, Bruno Moreira Soares, Jose Wilkson, dan Alie Sesay. Nama terakhir pernah tercatat sebagai siswa Akademi Arsenal dan Leicester City.

Berposisi sebagai bek tengah atau gelandang bertahan, Sesay lahir dan besar di Inggris dari orang tua asal Sierra Leone. Sadar tidak mungkin dipanggil tim nasional Inggris, pemain berusia 27 tahun itu memilih Sierra Leone. Hingga kini, dia punya delapan caps untuk timnas dari Afrika Barat itu.

"Saya dengar banyak soal sepakbola Indonesia. Terutama tentang fanatisme suporter. Sebagai pemain, membela klub dengan suporter sefantastis ini adalah sebuah pengalaman terbaik. Saya senang berada di sini," ujar Sesay di situs resmi Bajul Ijo beberapa waktu lalu.

Meski masih membutuhkan pembuktian di lapangan, pemain yang akan mengenakan nomor punggung empat di Liga 1 2021/2022 tersebut memiliki sejarah karier yang layak dipamerkan. 

Sebagai orang yang tumbuh di Enfield, London Utara, Sesay menggemari Arsenal sejak lahir. Bahkan, saat kanak-kanak, dia sempat menimba ilmu di Akademi The Gunners. 

Tapi, akibat persaingan yang sangat ketat, Sesay harus realistis. Pada 2010 dia memutuskan meninggalkan London Utara untuk menuju Leicester. Sesay bergabung dengan Akademi The Foxes, yang ketika itu masih tercatat sebagai anggota Championship Division.

Bersama dengan Callum Elder, George Taft, James Pearson, Jacob Blyth, Rob Paratore, Jamie Anton, serta Jak McCourt, Sesay menjalani musim yang sukses dengan Leicester U-18 dan U-21. Dilatih Steve Beaglehole, pemain-pemain muda ini merebut gelar juara Development League Two North.

Akibatnya, pada 15 Maret 2013 di usianya yang ke-19 tahun, Sesay mendapatkan kontrak profesional dengan The Foxes. Dia dinilai sebagai bek tengah yang cepat dan kuat, yang telah tampil impresif bersama Taft untuk Leicester U-21. Dia juga menjadi kapten tim dalam beberapa kesempatan saat Conrad Logan absen.

Namun, seperti halnya Arsenal, persaingan di Leicester juga ketat. Pada 2013/2014 ketika menjuarai Championship Division dan mendapat tiket Liga Premier, The Foxes memiliki beberapa pemain belakang tangguh. Sebut saja Wes Morgan, Zak Whitbread, Sean St Ledger, atau Ignasi Miguel.

Untuk mendapatkan jam terbang dan pengalaman, pelatih Leicester saat itu, Nigel Pearson, meminjamkan Sesay ke Colchester United. Lalu, saat Leicester bermain di Liga Premier, dia kembali dipinjamkan ke Cambridge United.

"Kami telah melihat banyak tentang dia dalam beberapa tahun terakhir. Dia adalah tipe bek yang berbeda di area tengah dengan apa yang kami miliki, karena dia sangat cepat. Meskipun dia bukan yang terbesar, dia memiliki kekuatan yang bagus dan sangat kuat. nyaman dengan bola di kakinya," kata Pelatih Cambridge, Richard Money, dilansir Sky Sports.

"Kami telah menjelaskan kepadanya bahwa kami tahu dia mampu bermain sebagai bek kanan. Tapi, kami melihatnya sebagai bek tengah dan saya berharap waktunya di sini akan memberinya dorongan besar," tambah Money ketika itu.

Sayang, meski telah diberi kesempatan untuk berkembang di klub yang lebih rendah kastanya, Sesay tidak mampu menampilkan permainan membanggakan. Kontraknya tidak dilanjutkan Leicester dan Sesay segera pindah ke Barnet dengan kontrak 18 bulan pada 15 Januari 2016.

Hanya sanggup bertahan satu tahun, Barnet kembali memutus kontrak Sesay 31 Januari 2017 dengan hanya memiliki lima penampilan di liga yang kurang menggembirakan pelatihnya.

Gagal mencapai level tinggi di Inggris, Sesay memutuskan pergi ke luar negeri. Petualangannya dimulai dengan membela klub kasta keenam Swedia, IK Frej. Kemudian, pindah ke kasta ketiga Yunani, Chania Kissamikos, dan kasta tertinggi Bulgaria, Arda Kardzhali. Sesay melanjutkan karier ke Azerbaijan bersama Zira dan Sabail.

Dari Azerbaijan itulah agen membawa Sesay ke Indonesia. Dia secara resmi diperkenalkan sebagai pemain Persebaya sejak 12 Juni 2021. Tapi, Sesay harus menunggu hingga pekan ini untuk bisa bermain karena Liga 1 2021/2022 memang baru dimulai akhir pekan lalu.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network