Ikonik, 7 Pemain Liga Premier yang Pindah ke Klub Rival

"Uang terkadang bisa membeli loyalitas pemain. Bahkan, pindah ke klub rival."

Biografi | 26 August 2021, 19:37
Ikonik, 7 Pemain Liga Premier yang Pindah ke Klub Rival

Libero.id - Spekulasi tentang masa depan Harry Kane menjadi salah satu sorotan utama selama bursa transfer musim panas ini. Penyerang The Three Lions itu sempat diisukan pindah ke Manchester City. Pada akhirnya, keputusan dibuat dan Kane tetap membela Tottenham Hotspur.

Kane sejatinya sudah menjadi pencetak gol terbanyak kedua sepanjang masa Tottenham dan pasti akan melampaui Jimmy Greaves untuk naik ke daftar teratas jika dia tetap di London Utara selama sisa kariernya.

Tapi, Kane sangat ingin memenangkan trofi dan pindah ke klub lain untuk bersaing mendapatkan gelar. Tentu saja, jika itu dilakukan, Kane bakal menodai reputasinya di mata para pendukung fanatik Spurs. Pasalnya, selama ini namanya harum berkat loyalitas dan totalitas di lapangan.

Uniknya, Kane bukan kasus pertama di liga Premier. Sejumlah pemain lain pernah memutuskan hijrah ke klub ribal, dan itu memancing reaksi suporter. Berikut ini 7 pemain contohnya: 


1. Nick Barmby

Everton kehilangan salah satu aset berharga pada 2000. Sayangnya dia pindah ke rival, Liverpool. Dan, melihatnya mengangkat treble  selama musim debutnya di Liverpool sungguh menyakitkan bagi Everton.

"Nick Barmy telah menggunakan 5 kata terburuk dalam Bahasa Inggris sejauh keputusannya dengan mengatakan: 'Saya ingin bermain untuk Liverpool'. Itu buruk sekali," kata Presiden Everton, Bill Kenwright, tak lama setelah pindah.


2. Sol Campbell

Campbell hengkang dari Spurs ke Arsenal pada musim panas 2001. Dan, selama bertahun-tahun yang akan datang dan satu dekade setelah pensiun, api kebencian para pendukung Tottenham tetap membara. Levelnya nyaris mendekati kebencian fans Barcelona kepada Luis Figo.


3. Harry Kewell

Setelah pasukan David O'Leary's mencapai semifinal Liga Champions 2000/2001, seluruh generasi penggemar Leeds United tumbuh sebagai orang yang sinis, takut patah hati lagi setelah melihat pemain favorit mereka pergi dengan cara yang semakin mengecewakan.

Rio Ferdinand dan Alan Smith bergabung satu sama lain di musuh lama, Manchester United. Dan, itu sudah cukup buruk. Tapi, kepergian Kewell pada 2003 bisa lebih menyakitkan. Kewell lahir dan besar di Sydney, tapi pindah ke Leeds saat remaja dan mengembangkan keterampilannya di akademi sebelum akhirnya menjadi salah satu pemain yang paling dinamis dan menarik.

Sangat menyakitkan melihatnya pergi di tengah dugaan kejahatan dari agennya, yang membuat Leeds kekurangan dari biaya transfernya. Lebih buruk lagi, pemain Australia itu kemudian bergabung dengan Galatasaray. Itu menyakitkan karena dia bersama Leeds ketika dua penggemar dibunuh secara tragis di Istanbul pada 2000.


4. Ashley Cole

Setelah berbagi ruang ganti dengan Campbell, Cole sangat menyadari apa artinya meninggalkan satu saingan berat untuk yang lain. Tapi, itu tidak menghentikannya. "Saya masih muda, naif, bodoh, tapi itu adalah sesuatu yang saya rasa harus saya lakukan," ujar Cole beberapa tahun kemudian.

"Cara saya bertindak, saya sedikit keras kepala saat itu. Mungkin saya seharusnya duduk dengan beberapa orang lagi pada saat itu dan menjalaninya dengan kepala dingin. Saya sedikit pusing dan tidak menyadari apa yang saya lakukan saat itu, tetapi saya tidak menyesalinya. Ketika saya melihat ke belakang sekarang, saya pikir itu adalah sesuatu yang mungkin dimaksudkan untuk terjadi," tambah Cole.


5. Carlos Tevez

Sir Alex Ferguson dan kejayaannya di Manchester United akan selamanya dikenang di Old Trafford. Edwin van der Sar, Nemanja Vidic, Michael Carrick, John O'Shea, Ryan Giggs, Darren Fletcher, Wayne Rooney, hingga Cristiano Ronaldo adalah nama-nama yang merasakan sentuhan Ferguson di era terbaiknya.

Satu nama yang tak bisa anda hilangkan dari daftar itu adalah Tevez. Pemain Argentina itu adalah sosok vital dan terkadang menonjol dari tim yang memenangkan tiga gelar Liga Premier dan Liga Champions antara 2006 hingga 2009 dengan membentuk tiga penyerang brilian bersama Rooney dan Ronaldo.

Tapi, pada akhirnya Tevez memilih pergi ke klub tetangga yang berduit, Man City. Papan reklame "Selamat Datang di Manchester" di pusat kota hanya menyulut api. "Itu Man City bukan? Mereka adalah klub kecil dengan mentalitas kecil. Mereka berpikir membawa Tevez pergi dari MU adalah sebuah kemenangan. Ini adalah hal yang buruk," kata Fergie.


6. Robin van Persie

Van Persie mencetak 132 gol untuk The Gunners, tapi tujuh dari delapan musimnya bersama klub berakhir tanpa trofi. Lalu, setelah mencetak 30 gol di Liga Premier atau yang terbaik dalam kariernya untuk membawa Arsenal ke posisi ketiga pada musim 2011/2012, Van Persie pergi ke MU.

Dan, dengan 26 gol dalam musim debut yang tak terlupakan membawa MU meraih gelar Liga Premier. Itu gelar yang tidakn dia dapatkan di London Utara bersama Arsene Wenger.


7. Raheem Sterling

Sterling meninggalkan Liverpool ke Man City seharga 44 juta pounds pada 2015. Keputusan itu bahkan dicemooh oleh fans klub lain. Liverpool tetap bisa tampil bagus dan bahkan memenangkan apa yang tidak dimenangkan Sterling di Etihad Stadium, yaitu Liga Champions. 

Tapi, secara individu, Sterling telah berubah menjadi salah satu penyerang paling berbahaya di Eropa di bawah bimbingan Pep Guardiola.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network