6 Bintang Real Madrid yang Dipaksa Pergi Florentino Perez

"Di era Perez ada banyak pemain terbaik Madrid yang pergi karena hal sepele."

Feature | 03 August 2021, 09:20
6 Bintang Real Madrid yang Dipaksa Pergi Florentino Perez

Libero.id - Selama dua masa jabatan sebagai presiden Real Madrid, Florentino Perez tidak pernah takut untuk menampilkan aksi kejamnya kepada para pemain bintang. Beberapa nama harus dibuang dengan alasan non teknis.

Los Blancos merupakan salah satu klub di Eropa yang memiliki riwayat pergantian pelatih yang sangat tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Dan, Perez adalah satu-satunya presiden paling kontroversial yang pernah dimiliki Los Blancos karena kebiasaannya mengganti pelatih itu.

Tapi, bukan hanya pelatih. Beberapa pemain bintang juga telah meninggalkan Madrid dengan hati penuh kemaraham selama masa pemerintahan Perez. Bahkan semua pemain tersebut mengaku tidak terima dengan kebijakan dan komentar Perez yang seringkali dianggap merendahkan.

Berikut ini 6 pemain terbaik Los Blancos yang pergi di era Perez dengan alasan nonteknis:


1. Sergio Ramos

Ramos telah menikmati karier yang luar biasa di Madrid dengan memenangkan lima gelar La Liga, empat Liga Champions, dan dua Copa del Rey dalam 16 musim. Tapi, bek tengah itu selalu memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan Perez. Bahkan, mencapai titik terpanasnya selama musim 2020/2021.

Meski setuju untuk membayar David Alaba dengan 400.000 euro (Rp6,8 miliar) per minggu, Perez dilaporkan justru menginginkan Ramos menandatangani kontrak baru dengan pengurangan upah.

"Kami berada dalam situasi yang sangat sulit di mana tidak ada yang punya uang lagi. Kami harus realistis. Saya tidak pernah mengatakan bahwa dia tidak akan tinggal. Saat ini kami sedang menyelesaikan musim ini dan setelah itu kita bisa melihat tentang tahun depan," kata Perez kepada Marca pada Mei 2021.


2. Cristiano Ronaldo

Ronaldo mencetak 450 gol yang sangat luar biasa dalam 438 penampilan selama sembilan tahun di Madrid. Pemain nasional Portugal itu dilaporkan merasa diremehkan oleh klub pada 2017/2018 dan menginginkan persaingannya dengan Lionel Messi dalam hal upah.

Meski berjanji untuk memberikan kenaikan gaji, Perez mengingkarinya saat negosiasi dilakukan. Kemudian, Ronaldo menyelesaikan kepindahan 100 juta euro (Rp1,7 triliun) ke Juventus.

"Saya merasakannya di dalam klub, terutama dari presiden, bahwa mereka tidak lagi menganggap saya seperti yang mereka lakukan di awal. Dalam empat atau lima tahun pertama di sana saya merasa menjadi 'Cristiano Ronaldo'. Setelahnya, Presiden melihat saya melalui mata yang tidak ingin mengatakan hal yang sama, seolah-olah saya tidak lagi diperlukan untuk mereka jika anda tahu apa yang saya maksud," ujar Ronaldo kepada France Football pada 2018.

"Itulah yang membuat saya berpikir untuk pergi. Kadang-kadang saya melihat berita saat mereka mengatakan saya meminta untuk pergi. Kenyataannya saya selalu mendapat kesan bahwa presiden tidak akan menahan saya," tambah CR7.


3. Iker Casillas

Casillas bergabung dengan Madrid pada usia yang masih sangat belia, sembilan tahun. Dia menghabiskan 25 tahun berikutnya dalam hidupnya bersama klub dengan membuat 725 penampilan di tim utama semua kompetisi.

Penjaga gawang itu tidak disukai selama beberapa musim terakhirnya dan Madrid tidak merahasiakan keinginan mereka untuk mengontrak Gianluigi Buffon atau David de Gea demi menggantikan Casilas saat. Jadi, dia pergi dari pada 2015 sambil menangis sambil duduk sendirian di sebuah konferensi pers.

"Iker telah bertahan dengan banyak hal, dia telah menderita tekanan psikologis dan mereka memperlakukannya secara berbeda dengan pemain lain," kata ibu Casillas, Mari Carmen, kepada El Mundo pada 2015.


4. Raul Gonzalez

Pada 2008, Raul dianugerahi "kontrak seumur hidup" di Madrid bersama rekan setimnya Casillas. Mereka menetapkan kesepakatan akan diperbarui setiap tahun jika mereka memainkan 30 pertandingan dalam satu musim.

Tapi, dua tahun setelah menyetujui kesepakatan uniknya, mantan kapten Spanyol itu bergabung dengan Schalke 04 dengan status bebas transfer. Kedatangan Ronaldo membuat Raul tidak lagi mendapat jaminan tempat di tim utama. Penunjukan Jose Mourinho semakin memperparah posisi Raul.


5. Fernando Hierro

Bergabung dengan Madrid pada 1989, Hierro merupakan salah satu figur paling senior di ruang ganti Madrid saat Perez menjadi presiden klub pada 2000-an. Bek tengah itu tidak takut untuk mengungkapkan pikirannya dan secara terbuka mengkritik kebijakan Los Galacticos, dan menuduh Perez memperlakukan pemain seperti saham.

Setelah Madrid memenangkan gelar La Liga pada hari terakhir musim 2002/2003, dia memimpin protes pemain terhadap keputusan memecat Vicente del Bosque dengan menolak melakukan selebrasi kehormatan. Akhirnya, dia pergi.


6. Claude Makelele

Meski menjadi salah satu pemain paling penting Madrid pada 2000-an, Makelele mendapatkan bayaran kecil. Lalu, dia memutuskan untuk meminta kontrak yang lebih baik pada musim panas 2003. Tapi, Perez, yang baru saja mengontrak David Beckham, menolak untuk mempertimbangkan permintaan tersebut.

Gelandang itu kemudian mengajukan permintaan transfer dan menolak berlatih dengan skuad Madrid sebelum menyelesaikan kepindahan senilai 16,6 juta pounds (Rp331 miliar) ke Chelsea.

"Mengapa anda perlu menambahkan lapisan emas pada Bentley, ketika anda sudah kehilangan sebuah mesinnya?" ujar Zinedine Zidane saat itu ketika mengomentari kepergian Makelele yang tidak dihargai klub.

(muhammad alkautsar/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Real Madrid


  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network