Gara-gara Minim Gol, Morata Mengaku Keluarganya Diancam Suporter yang Kecewa

"Ini bukan lagi kritikan, melainkan mengarah ke penghinaan, aksi kriminal, hingga perbuatan keji."

Feature | 26 June 2021, 13:32
Gara-gara Minim Gol, Morata Mengaku Keluarganya Diancam Suporter yang Kecewa

Libero.id - Kegagalan mencetak gol bagi Spanyol di Euro 2020 yang sempat dialami Alvaro Morata pada beberapa laga awal ternyata berbuntut panjang. Penyerang Juventus itu mengaku menerima ancaman dan hinaan, yang membuatnya kesulitan memejamkan mata.

Masalah itu bermula pada pertandingan pertama melawan Swedia. Saat itu, dia banyaknya peluang yang didapatkan Spanyol, Morata tidak mampu menjadi pemain yang menyelesaikan dengan baik.

Lalu, pada pertandingan melawan Polandia, dia memang sempat mencetak gol. Tapi, pertandingan berakhir dengan skor imbang 1-1 setelah Robert Lewandowski mencetak gol penyama skor dan Gerard Moreno gagal mengeksekusi penalti. Beruntung, pada laga terakhir kontra Slovakia, La Furia Roja mengamuk dengan mencetak 5 gol tanpa balas.

Striker utama Juventus tersebut mengaku, untuk menanggapi kritik yang cenderung brutal tersebut, dirinya harus berjuang dengan kesehatan mental. Dia mencari ahli kejiwaan untuk dapat mengobati psikisnya yang sangat tertekan.

Morata bertemu psikolog timnas yang memang sengaja dipekerjakan Luis Enrique untuk menangani aspek mental para pemain. Dia adalah Joaquin Valdes, yang sudah membantu Enrique sejak melatih Celta Vigo, AS Roma, hingga Barcelona.

"Saya tidak melakukan pekerjaan saya dengan baik," ucap Morata kepada stasiun radio Spanyol, Cope, mengakui sedang berada dalam kondisi psikologis yang buruk akibat perlakuan suporter.

Pemain berusia 28 tahun tersebut telah memainkan ketiga pertandingan di babak penyisihan grup dan telah menjadi kambing hitam dari setiap hasil minor Spanyol. 

Morata mengungkapkan tentang pengalamannya selama turnamen dan menceritakan bahwa kejadian yang menimpa dirinya dan keluarga menjadi sangat buruk setelah pertandingan melawan Polandia. "Saya pergi ke pertandingan melawan Polandia tanpa tidur sembilan jam," ucap Morata.

"Saya telah menerima ancaman, penghinaan kepada keluarga, banyak orang mengatakan 'kami berharap anak-anak anda akan mati'. Tapi, saya baik-baik saja. Jika itu terjadi beberapa tahun lalu, kondisi saya akan jauh lebih buruk. Mungkin saya tidak melakukan pekerjaan saya sebagaimana mestinya," tambah Morata.

"Saya mengerti bahwa anda mengkritik saya karena tidak mencetak gol. Tapi, orang-orang harus menempatkan diri mereka di tempat saya, memahami apa artinya menerima ancaman, untuk memberi tahu anda bahwa anak-anak anda harus mati. Dan, ketika itu benar terjadi, mereka akan mengatakan dia pria yang baik," ungkap mantan pemain Real Madrid itu.

Morata menceritakan bahwa dia pergi menemui psikolog timnas untuk mendiskusikan tekanan mental yang dialami. Dia hampir tidak dapat meletakkan teleponnya sepanjang hari, pascaancaman terus berdatangan. Morata baru dapat meletakkan telepon genggamnya setelah waktu istirahatnya di hotel.

"Ketika saya tiba di hotel, saya meletakkan ponsel saya. Tapi, hal yang mengganggu saya adalah mereka mengatakan hal-hal keji tersebut kepada istri dan anak-anak saya di stadion," lanjut Morata.

"Ini (bertemu psikolog) sangat membantu kami. Sangat menyenangkan memiliki seseorang yang mendengarkan anda kapan pun anda membutuhkannya. Rekan satu tim saya mengolok-olok saya untuk ini (bertemu psikolog). Tapi, untungnya saya bisa membicarakannya dengan dia," tambah Morata.

Tugas Morata selanjutnya ada di babak 16 besar. Sesuai jadwal, La Furia Roja akan menantang Kroasia di Copenhagen, Senin (28/6/2021) malam WIB. Ini akan menjadi pertandingan menarik karena bintang Kroasia, Luka Modric, merumput di Estadio Santiago Bernabeu. 

(muhammad alkautsar/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network