Allianz Arena Kembali Dijebol Penyusup Bermotif Politis

"Pekan lalu aktivis lingkungan lakukan protes. Sekarang, giliran pendukung LGBT. Demokrasi!"

Berita | 24 June 2021, 02:50
Allianz Arena Kembali Dijebol Penyusup Bermotif Politis

Libero.id - Di laga Jerman versus Portugal, aktivis lingkungan menggunakan parasut memasuki Allianz Arena untuk mengkampanyekan pelarangan penggunaan minyak bumi. Sementara di pertandingan melawan Hungaria, giliran aktivis LGBT yang menginjak rumput stadion dengan "bendera pelangi".

Aktivis tersebut sukses memasuki lapangan sesaat sebelum lagu kebangsaan Hungaria diperdengarkan. Dia berada di samping dan depan barisan pemain dengan isyarat mengejek. 

Pemain Hungaria sempat terkejut dengan tindakan tersebut. Tapi, aparat keamanan berhasil mencegah pria yang mengenakan jersey Der Panzer dan "bendera pelangi" tersebut. Dia dibawa keluar stadion dan bisa dipastikan akan mendapatkan hukuman dengan dan larangan mengunjungi stadion dari UEFA. 

Kepada siapa aksi itu ditujukan? Tentu saja kepada Pemerintah Hungaria. Sebenarnya, PM Victor Orban akan ikut hadir menyaksikan perjuangan The Magical Magyar di Allianz Arena. Tapi, dibatalkan karena tuan rumah sempat akan menyalakan "lampu pelangi" di Allianz Arena.

Mengapa Hungaria yang disasar? Pertama, pada pertandingan pertama Grup F melawan Portugal di Puskas Arena, simbol-simbol dan nyanyian kebencian terhadap kelompok LGBT dikumandangkan suporter. Aksi itu membuat UEFA turun tangan menggelar investigasi.

Kedua, Euro 2020 bertepatan dengan momen DPR Hungaria yang mengadopsi undang-undang pelarangan konten yang menggambarkan atau mempromosikan homoseksualitas kepada siapa pun, khususnya anak di bawah usia 18 tahun. Itu terjadi pada Selasa (15/6/2021).

Melalui debat alot berminggu-minggu, undang-undang tersebut disetujui oleh 157 anggota parlemen, termasuk dari partai ultrakonservatif yang berkuasa, Fidesz, pimpinan PM Orban. Tapi, kubu oposisi memutuskan memboikot pemungutan suara tersebut.

Dalam praktiknya, program pendidikan atau iklan yang menggambarkan pasangan sesama jenis tidak akan diizinkan lagi. Hal yang sama akan berlaku untuk buku-buku, seperti kumpulan cerita dan Legenda yang mendramatisasi homoseksualitas.

Akibatnya, serial televisi populer seperti "Friends" atau film seperti "Bridget Jones", "Harry Potter", hingga "Billy Eliot", yang dianggap menyuburkan homoseksualitas dilarang untuk anak di bawah umur.

"Ada konten yang dapat disalahpahami oleh anak-anak di bawah usia tertentu dan yang mungkin memiliki efek merugikan pada perkembangan mereka pada usia tertentu, atau yang tidak dapat diproses oleh anak-anak. Itu dapat mengacaukan nilai-nilai moral yang sedang berkembang atau citra mereka tentang diri mereka sendiri dan dunia," kata juru bicara Pemerintah Hungaria, dikutip The Guardian. 

Apa yang dilakukan DPR dan Pemerintah Hungaria telah mendapatkan kecaman dari seluruh negeri. Sehari sebelumnya, ribuan orang turun ke jalan di Budapest. Mereka mengecam propaganda terus-menerus yang dilakukan pemerintahan sayap kanan terhadap komunitas LGBT.

Kecaman juga datang dari Dewan Eropa. Mereka mengutuk Undang-undang itu dengan menyebutnya sebagai hal yang menyesatkan dan salah karena bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan serta kebabasan yang dianut Uni Eropa. Beberapa LSM HAM, termasuk Amnesty International juga mengecam Hungaria.

Menurut peneliti senior untuk Eropa Timur dan Balkan Barat di Human Rights Watch, Lydia Gall, apa yang terjadi di Hungaria memalukan. "Mengaitkan pedofilia dengan orang-orang LGBT, melarang pendidikan seksualitas komprehensif dan mencekik kebebasan berbicara adalah tercela dan tidak layak bagi negara anggota Uni Eropa," ujar Gall.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network