UEFA Menolak Untuk Menyalakan Allianz Arena dengan Warna Pelangi

"Para penggemar berbaris dengan spanduk yang memberi tahu para pemain untuk berhenti berlutut memprotes rasisme"

Berita | 23 June 2021, 14:25
UEFA Menolak Untuk Menyalakan Allianz Arena dengan Warna Pelangi

Libero.id - Sebelum pertandingan antara Jerman menghadapi Hungaria yang akan gelar pada 23 Juni mendatang, walikota Munich, Dieter Reiter mengajukan permintaan agar Allianz Arena diterangi dengan warna pelangi sebagai protes terhadap undang-undang baru di Hungaria yang melarang berbagai konten apapun yang dianggap mempromosikan homoseksualitas dan perubahan gender kepada anak di bawah 18 tahun.

Aleksander Čeferin mengatakan bahwa pihaknya menolak permintaan itu karena "konteks politik". Dari pihak Reiter sendiri, ia menggambarkan bahwa keputusan UEFA tersebut adalah tindakan yang "memalukan".

"UEFA memahami bahwa tujuannya juga untuk mengirim pesan untuk mempromosikan keragaman dan inklusi - sebuah tujuan, yang telah didukung UEFA selama bertahun-tahun - setelah bergabung dengan klub-klub Eropa, tim nasional dan pemain mereka, meluncurkan kampanye dan banyak kegiatan di seluruh Eropa untuk mempromosikan etos bahwa sepak bola harus terbuka untuk semua orang" tulis pernyataan UEFA di situs resminya, uefa.com.

"Dan akibatnya, UEFA telah mengusulkan tanggal alternatif untuk iluminasi yang lebih sesuai dengan acara yang ada.”

"Rasisme, homofobia, seksisme, dan segala bentuk diskriminasi adalah noda di masyarakat kita - dan merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh permainan hari ini. Perilaku diskriminatif telah merusak pertandingan itu sendiri dan, di luar stadion, wacana online di seluruh dunia. olahraga yang kami sukai."

Kendati begitu, penjaga gawang Jerman, Manuel Neuer akan diizinkan mengenakan ban kapten pelangi selama pertandingan.

UEFA juga mengusulkan kepihak pemerintah kota Munich untuk menyalakan stadion dengan warna pelangi pada 28 Juni mendatang, bertepatan pada Christopher Street Day - atau antara 3-9 Juli yang merupakan hari Minggu, Christopher Street Day di Munich.

Christopher Street Day sendiri adalah perayaan LGBTQ+ tahunan yang diadakan setiap tahun di kota-kota di seluruh Jerman dan Swiss, diadakan untuk mengenang Kerusuhan Stonewall di New York pada tahun 1969.  

Pada hari Senin lalu (21/06/21), asosiasi sepak bola Jerman (DFB) mengatakan bahwa pihaknya juga lebih setuju protes semacam itu diadakan pada tanggal selain hari Rabu (23 Juni).

Walikota Reiter yang telah menolak saran tersebut dan mengatakan bahwa pemandangan di sekitar kota Munich lainnya akan menyala pada hari Rabu.

"Saya merasa memalukan bahwa UEFA melarang kami mengirim pesan di sini di Munich untuk keterbukaan, toleransi, rasa hormat, dan solidaritas dengan komunitas LGBTQI+," ujar pengurus Partai Demokrat Sosial Jerman itu dalam sebuah pernyataan.

"Saran alternatif untuk menerangi Allianz Arena di hari lain bertentangan dengan pesan apa pun yang seharusnya berasal dari pencahayaan pelangi. Besok, sebagai kota Munich, kami masih akan mengirimkan tanda yang jelas dari solidaritas kami dan rasa hormat kami terhadap kesetaraan seksual ke Hongaria dan dunia.”

"Kami tidak hanya akan mengibarkan bendera pelangi di balai kota Munich - saya berasumsi bahwa dewan kota akan memutuskan ini besok dengan mayoritas besar - tetapi juga membuat turbin angin yang berdekatan dengan arena bersinar terang dan juga Menara Olimpiade Munich.”

"Karena kami prihatin dengan sinyal untuk hak dasar yang tidak dapat dinegosiasikan untuk semua orang: kesetaraan dan toleransi."

Sejumlah klub Jerman lainnya termasuk Wolfsburg, Cologne dan Hertha Berlin, mengatakan bahwa mereka akan menyalakan stadionnya dengan warna pelangi, sementara Werder Bremen telah memasang bendera Pride/pelangi di luar stadion mereka.

Pekan lalu, Hongaria telah mengesahkan undang-undang yang akan melarang literatur LGBT untuk anak di bawah umur, termasuk materi pendidikan, dan iklan yang dianggap mempromosikan hak-hak gay. Pemerintah Hungaria tidak mengakui pernikahan gay dan memiliki undang-undang yang membatasi adopsi gay.

Peter Szijjarto, menteri luar negeri Hongaria, sebelumnya mengatakan bahwa "mencampuradukkan politik dan olahraga" adalah "berbahaya dan berbahaya".

"Kepemimpinan UEFA membuat keputusan yang tepat dengan tidak membantu provokasi politik terhadap Hungaria," lanjut Szijjarto kepada AFP.

"Puji syukur akal sehat tetap ada di antara para pemimpin sepak bola Eropa."

Keputusan UEFA sendiri keluar setelah beberapa hari melakukan penyelidikan atas "potensi insiden diskriminatif" selama pertandingan Hungaria melawan Portugal dan Prancis. Selama pertandingan pembukaan grup F, anak asuh Marco Rossi yang melawan Portugal di Puskas Arena, Budapest, spanduk homofobia ditampilkan oleh para penggemar. Pada hari Sabtu, sebelum pertandingan Prancis, para penggemar berbaris dengan spanduk yang memberi tahu para pemain untuk berhenti berlutut memprotes rasisme.

Adapun Jerman sendiri akan menjamu Hungaria dalam pertandingan terakhir Grup F, dan timnas berjuluk ‘Nemzeti Tizenegy’ itu akan berharap banyak Dewi Fortuna memihak kepada mereka guna bisa mendapatkan tiket ke babak sistem gugur.

(muflih miftahul kamal/muf)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network