Robert Lewandowski Hanya Cetak 3 Gol dari 13 Laga Polandia di Turnamen Besar

"Kasus ini sangat mirip Lionel Messi di Argentina. Moncer di level klub, loyo bersama tim nasional."

Berita | 20 June 2021, 04:29
Robert Lewandowski Hanya Cetak 3 Gol dari 13 Laga Polandia di Turnamen Besar

Libero.id - Siapa yang tidak kenal Robert Lewandowski? Selain pemain kunci Bayern Muenchen, dia juga penyerang kelas satu. Dia menjadi pencetak gol penyama kedudukan saat Polandia menahan imbang Spanyol 1-1. Tapi, itu hanya gol ketiganya dalam 13 laga timnas di turnamen besar (Piala Dunia dan Euro).

Pendukung Polandia dalam keadaan syok dan marah setelah kekalahan di pertandingan pembukaan Grup E dari Slovakia. Sebab, mereka gagal memanfaatkan aset terbesar mereka, Robert Lewandowski, dengan benar.

Lewi dianggap sebagai striker kelas dunia jelang Euro 2016. Tapi, dia hanya mencetak satu gol selama turnamen di Prancis ketika Polandia kalah dari Portugal melalui adu penalti di perempat final. Sementara di Euro 2020, dia baru saja mencetak gol untuk negaranya. 

Masa lalu dan masa kini, performa Polandia di turnamen besar sekelas Euro atau Piala Dunia hasilnya selalu menyedihkan. Entah apa yang salah dengan Polandia, semestinya dengan adanya Lewandowski sudah cukup untuk membuat performa tim naik tiga kali lipat lebih baik.

Superstar Eropa Timur tersebut bahkan tidak memiliki tembakan tepat sasaran pada laga melawan Slovakia, yang seharusnya menjadi tim terlemah di grup. Kondisi sedikit membaik saat melawan Spanyol, meski sebenarnya tidak banyak mendapat peluang. Dia hanya sedikit beruntung ketika bisa melancarkan tandukan secara bebas yang menjebol jala Unia Simons.

Dengan hasil ini, peluang Polandia mencapai babak 16 besar akan tergantung laga terakhir melawan pemuncak klasemen sementara, Swedia. Jika menang, peluang ke fase knock-out terbuka. Jika hasilnya kembali imbang atau kalah, potensi pulang ke rumah lebih cepat terbuka lebar.

The Przeglad Sportowy, sebuah harian olahraga Polandia, membuat semacam sindiran candaan dengan menghapus huruf U dan A dari nama pelatih mereka, Paulo Sousa. Media itu hanya menyisakan SOS di halaman depan. 

Mereka mengingat kutipan dari pelatih andalan Polandia tersebut: "Polandia dapat mencapai hasil yang fantastis". Sementara Presiden PZFA, Zbigniew Boniek, juga berkata: "Tim sudah mempersiapkan diri dengan baik jelang turnamen". Itu hanya alasan untuk menyatakan bahwa pertandingan pembukaan berakhir dengan "kekalahan yang memalukan".

Harus dikatakan bahwa Sousa adalah pilihan yang sangat mengecewakan untuk memimpin tim. Fans tidak kecewa ketika Boniek terlambat memutuskan untuk memecat Jerzy Brzeczek, yang sangat tidak populer pada Januari 2021. Tapi, bukannya semakin baik, penggantinya justru lebih buruk.

Sousa, yang rekornya di level klub tidak pernah terlalu mengesankan, menjadi pelatih asing Polandia kedua dalam sejarah setelah Leo Beenhakker pada 2006-2009.

Target utamanya adalah bekerja selaras dengan Lewandowski. Itu adalah sesuatu yang juga gagal dicapai Brzeczek. "Sousa ingin memainkan bola penguasaan bola dan mendominasi permainan. Tapi, para pemain kami mungkin tidak mampu melakukan itu. Dia kaku dan tidak fleksibel. Tidak ada rencana B," kata jurnalis TVP Sport, Radoslav Przybysz, kepada Goal.

Pelatih asal Portugal itu mungkin keras kepala dalam hal gaya. Tapi, dia sangat tidak konsisten dengan susunan pemainnya. Dia dikritik karena gagal mencapai stabilitas apapun menjelang Euro 2020.

"Sousa mengubah susunan pemainnya sepanjang waktu. Dia tidak memiliki konsep yang jelas, dan ada kesan bahwa dia tidak tahu cara bermain. Dalam enam pertandingan, ada lima formasi berbeda. Orang berharap dia tidak memilih mereka dengan melempar dadu!" tulis Marek Wawrzynowski di surat kabar Sportowe Fakty .

Mateusz Miga dari TVP Sport juga menyalahkan Boniek karena semuanya salah. "Anda memutuskan untuk menyewa seorang pelatih yang ingin membangun kembali identitas sepakbola kami. Kami semua diam-diam percaya bahwa itu akan berhasil. Hari ini kami melihat betapa naifnya pendekatan itu," ungka Miga.

Wawrzynowski menambahkan, Lewandowski harus dimaksimalkan jika Polandia ingin sukses. "Kami tentu mengharapkan lebih dari Lewandowski. Dia seharusnya terlibat dalam permainan, bergerak mundur, dan mencari bola. Dia tidak melakukannya, dan pada saat yang sama, lawan kami melakukan pekerjaan luar biasa dengan menandai dia di area penalti," ucap Wawrzynowski.

"Lewandowski tidak memiliki keterampilan teknis untuk memutuskan permainan sendiri seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, atau Neymar. Dia adalah pemain tim, yang bekerja keras dan sangat cerdas," tambah Wawrzynowski.

Dengan sebiji gol yang dihasilkan ke jala Spanyol plus kor imbang 1-1, kini suporter Polandia sudah layak optimistis. Tapi, kondisinya akan kembali suram jika Lewandowksi atau Polandia gagal menciptakan gol ke gawang Swedia.

(muhammad alkautsar/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network