Kisah VfB Stuttgart, Klub yang Jadi Minyak Oli Mesin Timnas Jerman

"Klub ini menghasilkan banyak pemain penting Jerman. Ada Timo Werner dan Antonio Rudiger. Juga Joshua Kimmich."

Analisis | 06 June 2021, 14:00
Kisah VfB Stuttgart, Klub yang Jadi Minyak Oli Mesin Timnas Jerman

Libero.id - Chelsea sukses memenangkan final Liga Champions UEFA 2020/21, dan peran dari Timo Werner dan Antonio Rüdiger tak bisa dikesampingkan, dan duo pemain itu melanjutkan tradisi lama para pemain jebolan akademi VfB Stuttgart yang dapat mengangkat trofi Liga Champions. Dua pemain itu mengikuti jejak pemain akademi VfB Stuttgart lainnya, seperti Sami Khedira, Serge Gnabry dan Joshua Kimmich, dan banyak lagi.

Lantas apa yang spesial dari bakat-bakat di kota yang terkenal dengan produksi mobil mewah seperti Porsche, Mercedes-Benz dan Daimler itu?

Kota industri itu memiliki akademi sepak bola yang bagus, yang mengembangkan para pemain muda menjadi pesepakbola kelas dunia. Klub itu didirikan pada tahun 1893, dan ketika VfB merayakan hari jadinya yang ke-125, tidak kurang dari 100.000 penggemar berkumpul untuk perayaan khusus itu. Mereka tentu memiliki banyak hal untuk bisa dibanggakan : Stuttgart telah menghasilkan bintang-bintang sepak bola.

Klub dengan semboyan 'furchtlos und treu' atau 'tak kenal takut dan setia', tampaknya semboyan itu dibuat khusus untuk sebuah klub dengan harapan: memiliki keberanian dan berpegang teguh pada keyakinannya.

Semboyan tersebut sewujud komitmen yang mengakar yang dimulai ketika Gustav Schumm, presiden klub yang hanya menjabat satu tahun pada tahun 1918, namun memiliki efek mendalam bagi perubahan wajah tidak hanya bagi sepak bola kota Stuttgart, tapi juga Jerman.

Schumm membagi anak-anak muda ke dalam kategori usia. Pada tahun 1980, klub mengambil langkah visioner dimana mereka membangun asrama untuk pemain akademi, sebuah langkah yang kemudian ditiru oleh klub lain.

Kini kita temui, di halaman situs Stuttgart terpacak jelas keterangan, ingin: "menghasilkan pemain nasional dan internasional", dan mereka menambahkan dengan bangga bahwa "para pemain kami berpendidikan baik dan dibesarkan dalam olahraga dan rasa akademis."

Semua itu bisa dirangkum dengan tiga kata : "Pelatihan", "Belajar" dan "Hidup," dalam arti kata lain Stuttgart bukan cuma akademi sepak bola, lebih dari itu.

"Saya banyak berpikir tentang apa yang membuat saya menjadi seperti sekarang ini," jawab Kevin Kuranyi, salah seorang lulusan akademi Stuttgart, ketika ditanya apa yang dia pertahankan dari masa mudanya di akademi.

"VfB adalah sekolah yang sempurna bagi saya, bukan hanya dari segi sepak bola. Selalu penting untuk mengetahui bagaimana berperilaku di luar sepak bola."

Dalam kultur sepak bola Jerman, cara seperti itu terbukti efektif dan setidaknya terbukti dari beberapa nama besar jebolan akademi Stuttgart, termasuk diantaranya Kimmich, Werner, Gnabry, Bernd Leno, dan Thilo Kehrer, semuanya telah lulus dari sekolah akademi Stuttgart, sementara yang sekarang sudah pensiun ada nama Khedira dan Mario Gomez.

Sementara itu, nama-nama seperti Jürgen Klinsmann dan Philipp Lahm dan Rüdiger - yang pindah akademi pada usia 18 tahun - mungkin tidak begitu berkembang melalui akademi muda VfB, tetapi secara mengejutkan mereka sadar atau tidak justru menemukan Stuttgart sebagai batu loncatan yang ideal untuk langkah berikutnya dalam karier. Dan masih banyak nama beken lainnya. Daftarnya terus berlanjut.

Stuttgart Juara Bundesliga

Hal yang paling monumental bagi klub ini tentu ialah gelar Bundesliga musim 2006/07. Di mana mereka merengkuh trofi itu dalam masa kepelatihan Armin Veh, julukan seorang ' Jungen Wilden ' - seorang 'pemuda liar', yang sebelumnya hanya terjebak dalam lingkaran seni atau politik, dan saat berhasil di sepak bola, Veh kini selamanya dikaitkan dengan sepak bola, terutang untuk Stuttgart.

Ketika itu, tim asuhan Veh diperkuat oleh pemain-pemain yang relatif belum tenar, sebutlah Timo Hildebrand, Andreas Beck, Serdar Tasci dan Gomez secara mencolok, dengan Christian Gentner, Khedira. Namun mereka bermain dengan solidaritas yang tak diragukan.

Di musim ini penentuan gelar sampai ke pekan terakhir. Stuttgart menghadapi Energie Cottbus, dan lewat Mario Gomez dan Khedira cs, meski sempat tertinggal 1-0, Stuttgart sukses bangkit dan menunjukkan mereka layak juara.

Peluit akhir dibunyikan dan skor berbalik 2-1 untuk Stuttgart. Itu artinya Stuttgart unggul dua poin atas Schalke di tabel akhir Bundesliga.

Dan bagaimana kini nasib Stuttgart? sila gunakan layar peramban Anda untuk mencari tahu.

(mochamad rahmatul haq/mon)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network