Apakah 8 Negara Unggulan Ini Diuntungkan Penundaan Euro, Begini Analisisnya

"Belgia diuntungkan performa Lukaku yang makin mengkilap. Portugal diuntungkan kehadiran Ruben Dias ke jajaran bek elit."

Analisis | 03 June 2021, 13:32
Apakah 8 Negara Unggulan Ini Diuntungkan Penundaan Euro, Begini Analisisnya

Libero.id - Menggunakan data Opta, Stats Perform melihat bagaimana tim favorit Euro 2020 terbantu oleh penundaan turnamen karena pandemi Covid-19.

Tahun sepakbola yang sibuk dan padat memuncak pada Kejuaraan Eropa yang sengaja digelar tahun ini. Turnamen itu siap dimulai pada 11 Juni 2021 ketika Turki menghadapi Italia di Roma.

Sementara Euro 2020 diselenggarakan di 11 kota yang tersebar di seluruh benua. Fakta itu sengaja digelar dengan maksud perayaan ulang tahun ke-60 UEFA. Namun, pandemi virus Corona menggagalkan semua rencana. Turnamen itu terpaksa ditunda hingga 2021.

Meskipun tim yang memenuhi syarat telah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk bermain tahun lalu, dan pandemi telah memaksa kalender sepakbola berubah pada musim 2020/2021, tapi beberapa negara mungkin mendapat manfaat dari penundaan tersebut.

Bagi sebagian orang, itu kasus yang dapat saja terjadi. Di sini, dengan menggunakan data Opta, Stats Perform melihat bagaimana favorit utama untuk maju sepenuhnya setelah didorong oleh jadwal penundaan.
 
Belgia

Romelu Lukaku, pencetak gol terbanyak Belgia, telah membangun debut brilian bersama Inter Milan. Mantan pemain Chelsea, Everton, dan Manchester United itu membantu I Nerazzurri merebut Scudetto. Pemain berusia 28 tahun itu mencetak 24 gol di Serie A (jumlah yang hanya dilampaui oleh Cristiano Ronaldo). Lukaku mencetak rata-rata satu gol per 120 menit, dan memberikan 11 assist dalam prosesnya.

Pemain lain yang semakin kuat musim 2020/2021 adalah Youri Tielemans, pemain yang mencetak gol luar biasa untuk memenangkan Piala FA pertama Leicester City. Gelandang itu menghabiskan 4.438 menit waktu bermain, jumlah tertinggi keenam di lima liga top Eropa. Pelatih Belgia, Roberto Martinez sepertinya harus mengelolanya dengan hati-hati.

Inggris

Gareth Southgate menunjuk 33 pemain skuad sementara. Ketika pelatih Inggris itu meragukan kebugaran beberapa pemain kunci, dia tidak bisa mengeluh dengan kekayaan bakat yang dimiliki The Three Lions. Apalagi, beberapa pemain bintang muncul sejak tahun lalu.

John Stones kembali ke performa terbaiknya, dan bek kanan Kyle Walker dan Kieran Trippier masing-masing telah memenangkan gelar di Inggris dan Spanyol. Di depan mereka, Jude Bellingham – yang bisa menjadi pemain Three Lions termuda yang tampil di Euro – memiliki musim yang luar biasa bersama Borussia Dortmund. Itu membawa Southgate begitu dimanjakan dengan pilihan pemain top.

Sementara Harry Kane memenangkan sepatu emas Liga Premier dan menduduki puncak daftar assist. Sementara striker cadangan, Dominic Calvert-Lewin, mencatatkan gol papan atas setiap 179,63 menit. Di belakang mereka, Phil Foden dan Mason Mount adalah tokoh-tokoh jimat finalis Liga Champions City dan Chelsea.

Jack Grealish tak mau ketinggalan. Gelandang enerjik itu menciptakan 81 peluang – tertinggi ketiga di divisi itu – bersama Aston Villa, meski absen dalam 12 pertandingan karena cedera.

Prancis

Pilihan Inggris agak pucat dibandingkan dengan kedalaman yang harus dimainkan Didier Deschamps. Eduardo Camavinga tampaknya akan menjadi salah satu pemain muda yang akan tampil dengan Les Bleus, tetapi remaja milik Rennes itu belum masuk skuad untuk turnamen yang disusun ulang. Sedangkan Anthony Martial adalah nama besar lainnya yang harus dilewatkan.

Kylian Mbappe mencapai final Liga Champions musim lalu dan telah mencetak 42 gol dalam 47 penampilan di semua kompetisi musim ini. Dia rata-rata mencetak gol setiap 89 menit, sementara Antoine Griezmann terlihat tajam bersama Barcelona.

Seolah itu tidak cukup, Deschamps juga memanggil Karim Benzema yang mencetak 30 gol di semua kompetisi dengan Real Madrid untuk mendapatkan panggilan pertamanya dalam lebih dari lima tahun. Di lini tengah, N'Golo Kante tampil spektakuler saat membawa Chelsea juara Liga Champions musim ini.

Jerman

Joachim Loew telah memutuskan untuk berhenti setelah turnamen. Dia akan digantikan oleh Hansi Flick. Tapi, tentu saja itu hanya akan memacu Jerman karena mereka ingin mengakhiri masa jabatan Loew dengan prestasi tertinggi. Loew memanggil pemenang Piala Dunia 2014, Thomas Muller dan Mats Hummels, untuk membantu perjuangannya.

Dengan Timo Werner yang kesulitan mengubah peluang menjadi gol bersama Chelsea – mencetak 12 gol dalam 52 penampilan dan mencatatkan rasio konversi tembakan hanya 7,59 di Liga Premier – Muller, yang menciptakan peluang terbanyak (93) dan memberikan assist terbanyak (18) di Bundesliga – akan berbagi beban di skuad Der Panzer. Sementara Jamal Musala, pencetak gol termuda Bayern Muenchen di Liga Champions menjadi salah satu pemain muda yang harus diperhatikan.

Italia

Setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2018, Italia membutuhkan pembangunan skuad tangguh kembali. Roberto Mancini beruntung mendapat bantuan yang dibutuhkan.

Mancini tidak terkalahkan dalam 26 pertandingan sepanjang masa jabatannya di Italia, saat dia mendekati rekor 30 pertandingan sepanjang masa yang dibuat oleh Vittorio Pozzo pada 1930-an.

Azzurri terlihat berada di posisi yang tepat untuk menantang gelar juara. Satu tanda tanya bisa jadi atas kiper Gianluigi Donnarumma, yang tampaknya ditakdirkan untuk pindah ke Juventus.

Belanda

Mungkin tidak ada tim yang mengalami lebih banyak perubahan dalam setahun terakhir selain Belanda. Ronald Koeman tampaknya akan memiliki tim yang kuat menuju Euro 2020, meskipun badai cedera akan membuatnya kehilangan Memphis Depay dan Donyell Malen.

Seperti keberuntungan, kedua penyerang itu akan fit membela De Oranje. Mereka datang dari musim yang kuat bersama Olympique Lyon dan PSV Eindhoven.

Tetapi, bukan Koeman yang bertanggung jawab – dia tentu saja sekarang memimpin di Barcelona, meskipun apakah masa jabatannya berlanjut lebih lama masih harus dilihat – dengan Frank de Boer sebagai penggantinya.

Portugal

Cristiano Ronaldo mencetak banyak rekor musim 2020/2021, meskipun tidak diragukan lagi kekuatan pemain berusia 36 tahun itu sedikit berkurang seiring bertambahnya usia.

Portugal, tentu saja, adalah juara bertahan setelah mengalahkan Prancis pada 2016. Tetapi, skuad asuhan Fernando Santos bisa dibilang jauh lebih kuat daripada lima tahun lalu. Itu dibuktikan Andre Silva – yang finis hanya di belakang Robert Lewandowski di daftar pencetak gol Bundesliga musim ini – memberikan titik fokus di bagian depan. Sementara Bruno Fernandes, Diogo Jota, dan Joao Felix melanjutkan lintasan peningkatan mereka di tahun lalu.

Tapi, penampilan Ruben Dias selama musim lalu yang mungkin paling menguntungkan Portugal. Bek tengah itu sangat berpengaruh bagi Man City, memainkan peran penting dalam pertahanan yang hanya kebobolan 42 gol di semua kompetisi.

Spanyol

Dengan Sergio Ramos yang dinilai tidak fit, Luis Enrique memilih pertahanan yang relatif tidak berpengalaman – setidaknya di level internasional – dengan hanya 24 pemain yang disebutkan dalam skuadnya.

Pau Torres tentu saja merupakan pemain yang telah meningkat selama 12 bulan terakhir. Dia baru saja membantu Villarreal memenangkan Liga Europa. Spanyol juga telah didukung oleh peralihan kesetiaan Aymeric Laporte dari Prancis.

Thiago Alcantara tidak selalu mencapai performa terbaiknya di Liverpool, meskipun lini tengah Spanyol didorong oleh dua pemenang gelar dalam duet Atletico Madrid, Koke, dan Marcos Llorente, yang terlibat dalam 23 gol pada 2020/2021.

Di posisi teratas, Gerard Moreno mencetak 30 gol di semua kompetisi untuk Villarreal. Di antara para pemain La Liga, hanya Lionel Messi yang sanggup melewati capaian Moreno.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network