Kisah Ravshan Irmatov, Wasit Uzbekistan Paling Banyak Pimpin Laga Piala Dunia

"Dia wasit terbaik Asia 4 kali dan wasit terbaik dunia 2015."

Biografi | 18 April 2021, 13:30
Kisah Ravshan Irmatov, Wasit Uzbekistan Paling Banyak Pimpin Laga Piala Dunia

Libero.id - Ravshan Sayfiddinovich Irmatov adalah wasit sepakbola profesional Uzbekistan. Dia telah memimpin di Liga Uzbekistan sejak 2000 dan  di tingkat internasional sejak 2003. Pada Juni 2018, Irmatov memegang rekor untuk memimpin pertandingan Piala Dunia terbanyak dengan 11 kali.

Pria kelahiran Tashkent, 9 Agustus 1977, itu terjun ke sepakbola sebagai pemain Gazalkent di Liga Uzbekistan 1996. Tapi, cedera serius mengakhiri karier bermain singkat Irmatov.

Irmatov sedikit beruntung karena ayahnya, Saifiddin Irmatov, merupakan mantan wasit di kompetisi Uni Soviet dan setelah Uzbekistan merdeka sempat mengabdi di sepakbola lokal. Atas masukan sang ayah, Irmatov mengambil kursus wasit dan mulai terjun ke lapangan di kompetisi domestik Uzbekistan.

Pada 2003 dalam usia 25 tahun, Irmatov menjadi hakim garis FIFA. Pada tahun yang sama dia menjadi asisten wasit pertandingan Piala Dunia U-20. Dan, pada 2007 Irmatov memimpin dua pertandingan Piala Dunia U-20 sebagai wasit utama setelah mendapatkan lisensi FIFA, 2 tahun sebelumnya. Di Kanada itu, dia menjadi wasit pertandingan penyisihan grup antara Gambia dan Meksiko, serta Chile dan Kongo.

Berkat performanya yang membanggakan, Irmatov dinobatkan sebagai Wasit Terbaik Asia dalam 4 edisi berturut-turut (2008, 2009, 2010, 2011, 2014). Dia juga terpilih untuk memimpin pertandingan final Piala Dunia Antarklub 2008 antara LDU Quito melawan Manchester United. 

Karier tanpa noda dan kontroversi membuat FIFA mempekerjakan Irmatov di Piala Dunia. Debutnya terjadi pada 2010 di Afrika Selatan. Tidak tanggung-tanggung, dia bertanggung jawab atas pertandingan pembukaan antara Afrika Selatan dengan Meksiko pada 11 Juni 2010. 

Penunjukan Irmatov di laga pembuka merupakan penghargaan tertinggi dan sejarah bagi sepakbola Asia. Dia memimpin dengan mulus. Tidak ada protes berlebihan dari para pemain, pendukung, maupun media. Irmatov tidak grogi. Semuanya berjalan lancar sehingga FIFA puas.

Ternyata, debut di laga Afsel versus Meksiko membuka gerbang kesuksesan Irmatov. FIFA kemudian memberi kepercayaan memimpin pertandingan Inggris melawan Aljazair dan Yunani kontra Argentina di fase grup. Kemudian, Argentina melawan Jerman di perempat final dan Uruguay menghadapi Belanda di semifinal.

Dari Piala Dunia, Irmatov memimpin pertandingan-pertandingan Piala Asia 2011. Bahkan, dia terpilih menjadi wasit final antara Australia dan Jepang.

Selanjutnya, Irmatov terpilih sebagai wasit di Piala Konfederasi 2013. Dalam pertandingan Grup A antara Brasil dan Italia pada 22 Juni 2013, dia meniup peluit untuk menghadiahkan penalti kepada Italia dan terlihat menunjuk ke titik penalti. Tapi, sedetik kemudian Giorgio Chiellini justru mencetak gol dengan tembakan rendah.

Apa yang diputuskan Irmatov saat itu mengejutkan. Dia tidak melanjutkan perintah penalti, melainkan menunjuk ke garis tengah untuk memberi tanda gol. Meski beralasan sebagai keuntungan Italia dalam situasi play-on, dia dikecam. Dan, setelah melihat ulang rekaman pertandingan dan berdiskusi dengan komite wasit, dia mengakui kesalahannya. 

Dalam situasi seperti itu, peraturan pertandingan tidak mengenal istilah "keuntungan bagi tim yang sedang menguasai bola". Itu berbeda jika pelanggaran biasa ketika ada pemain terjatuh dan bola tetap dalam penguasaan rekannya sehingga wasit tidak perlu meniup peluit. 

"Sementara saya meniup peluit untuk penalti, dari sudut mata saya, saya melihat gol dan saya pikir keunggulan harus dimainkan dan memberikan gol," ujar Irmatov saat itu, dilansir ESPN.

Tapi, kesalahan Irmatov dimaafkan FIFA dan publik. Pada 27 Desember 2015, dia dinobatkan sebagai Wasit Terbaik Dunia 2015. Lalu, pada 31 Desember 2015, Presiden Uzbekistan, Islam Karimov, menandatangani sebuah dekrit tentang pemberian penghargaan kepada Irmatov untuk "layanan yang luar biasa". 

Setahun sebelumnya, Irmatov kembali dipercaya FIFA memimpin pertandingan Piala Dunia di Brasil. Dia mendapatkan kesempatan pada 4 pertandingan, yaitu Swiss vs Ekuador, Kroasia vs Meksiko, Amerika Serikat vs Jerman, dan Belanda vs Kosta Rika (perempat final).

Dari 2 Piala Dunia tersebut, Irmatov memimpin 9 pertandingan. Prestasi itu disempurnakan pada 2018 saat Piala Dunia digelar di Rusia. Irmatov memimpin pertandingan Argentina melawan Kroasia dan Spanyol menghadapi Maroko.

Dengan total 11 pertandingan, Irmatov menjadi wasit yang paling sering memimpin di Piala Dunia. Dia mengalahkan wasit Argentina, Nestor Pitana, dengan 9 pertandingan. Ada lagi, Joel Quiniou (Prancis), Benito Archundia Tellez (Meksiko), dan Jorge Larrionda Pietrafesa (Uruguay) dengan 8 pertandingan.

Tapi, seperti halnya Pierluigi Collina, Irmatov juga harus pensiun. Pada musim panas 2019, dia resmi menanggalkan statusnya sebagai wasit FIFA. Selanjutnya, Irmatov ditunjuk menjadi Wakil presiden Asosiasi Sepakbola Uzbekistan (UFF).

Dalam struktur UFF, Wapres adalah de facto Presiden. Sebagai mantan wasit, Irmatov memulai reformasi dalam sepakbola Uzbekistan setelah kritik panjang dan skandal korupsi yang terjadi. "Jika kita semua bersatu dan bekerja untuk tujuan yang sama, kita akan mengatasi semua kesulitan," ucap Irmatov saat pelantikannya, di situs resmi UFF.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network